Nuansa Tetumbuhan di Rumah Yugo Widyaputra
Tetumbuhan di tangan seorang arsitek lanskap Yugo Widyaputra (55) menjadi arena daya kreatif. Yugo menangkap gradasi tetumbuhan dari unsur bentuk daun, batang, buah, sampai aroma bunga serta aroma dedaunannya. Dari situlah ia meraih nuansa tetumbuhan dan menata apik di taman rumahnya.
Di ruang publik, salah satu hasil kreativitasnya dapat dilihat di sepanjang jalan kawasan Sentul City, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Yugo menjadi arsitek lanskap untuk kota pegunungan di timur kota Bogor itu.
Rumah keluarga Yugo Widyaputra di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Barisan pohon pinus di pinggir jalan menyuguhkan pemandangan hijau. Ketika dicermati, hijaunya dedaunan pinus dalam rentang beberapa meter ternyata bergradasi. Dari warna hijau tua diselingi hijau muda. Gradasi warna itu diperoleh dari jenis pinus yang berbeda.
Begitu pula, di ruang terbuka hijau yang menjadi pemisah jalan tersebut. Jenis tumbuhannya menghadirkan gradasi warna dan bentuk dedaunan. Keanekaragaman tetumbuhan menjadi energi bagi Yugo di kancah kreativitas mengatur lanskap ruang publik.
"Dari penataan gradasi tumbuhan itu ingin diperoleh nuansa," ujar Yugo, Selasa (18/4), di rumahnya.
Yugo tinggal di salah satu kluster di Sentul City. Rumahnya memiliki dua lantai dan berada di atas tanah sekitar 1.000 meter persegi.
Lantai pertama dengan dominasi batas-batas dinding kaca. Ruang-ruang yang ada digunakan untuk berbagai fungsi. Di antaranya untuk kantor usaha di bidang arsitektur lanskap yang dikelola Yugo bersama Windasari. Rumah bagi Yugo sekaligus sebagai kantornya.
Yugo dan Windasari memiliki ruang kerja masing-masing. Kamar lainnya ada yang difungsikan untuk ruang kerja beberapa karyawan.
Ada dua dapur di lantai pertama. Dua dapur itu ada di ruang yang bersebelahan. Keduanya lengkap dengan kompor dan perlengkapan dapur lainnya. Dua meja makan berukuran besar ada di sebelahnya.
Ruang ini dirancang seperti warung. Tempat itu menjadi ruang makan keluarga sekaligus ruang makan bersama para karyawan. Kebersamaan menjadi napas kehidupan di rumah itu.
Dinding lantai pertama didominasi bidang-bidang kaca. Ruangnya seperti menyatu dengan taman. Bidang-bidang tembok yang tersisa menjadi ruang pajang lukisan. Lukisan itu pun didominasi nuansa pemandangan alam, seperti lukisan aliran sungai dengan alur bebatuan kali yang teduh.
Kebun tegak
Rumah yang dikelilingi taman itu dibatasi dinding yang menjadi kebun tegak atau vertical garden. Media tumbuh tanaman kebun tegak disangga kain tebal hasil rekayasa geotextile.
Di situ gradasi tumbuhan dari unsur bentuk dedaunan tampak nyata. Yugo dengan didampingi istrinya, Windasari yang juga arsitek lanskap, menyodorkan nama-nama jenis tanaman yang ada di kebun tegak tersebut. Jumlahnya cukup banyak, ada 12 jenis.
Jenis-jenis tanaman untuk kebun tegak itu di antaranya tanaman daun hati atau philo (Philodendron cordatum), sirih gading kuning (Epipremnum aureum \'Gold\'), keladi putih (Syngonium podophyllum), walisongo (Schefflera sp), monstera (Monstera deliciosa), kadaka (Asplenium nidus), dan seterusnya. Beragam, tetapi tidak saling melawan.
Perbedaan bentuk dan warna daun di kebun tegak itu mengalir membangun gradasi. Gradasinya menghadirkan nuansa, yakni perbedaan yang terasa halus dengan pergeseran perubahan yang tidak saling menyesak.
Taman di belakang rumah itu lebih luas jika dibandingkan dengan yang ada di depan rumah. Dari sisi kanan taman belakang, Yugo menempatkan dua pohon besar lau (Ficus racemosa) dan kondang (Ficus variegata).
"Pohon lau ini sejenis dengan pohon ara," ujar Yugo.
Pohon lau dan kondang juga membentuk gradasi dari unsur ukuran buah yang tumbuh di batang. Buah di batang pohon lau lebih besar dibandingkan buah di batang pohon kondang.
"Masa berbuahnya juga saling bergantian," kata Yugo.
Sebuah kolam renang ada di bawah naungan kedua pohon besar tersebut. Ada dua sisi kolam untuk kursi-kursi dan meja taman. Salah satunya dinaungi tanaman rambat yang menjadi kanopi.
Kanopi lainnya juga menggunakan tanaman rambat dengan jenis yang beragam. Ada mansoa bunga ungu (Mansoa hymenaea) yang menjulurkan bunga-bunganya yang berwarna ungu ke bawah kanopi.
Ada jenis tanaman rambat lainnya, seperti thunbergia orange (Thunbergia mysorensis), bauhinia orange (Bauhinia cocciana), quisqualis (Quisqualis indica), dan ilang-ilang climber (Artabotrys hexapelantus). Ini satu lagi gradasi tetumbuhan merambat di rumah Yugo yang membentuk nuansa.
Tidak berhenti di situ. Ada kolam ikan di sebelah kolam renang yang memiliki gradasi tetumbuhan air. Permukaannya lebih rendah, dibandingkan dengan kolam renang. Kolam ikan itu menjadi lokasi tumbuh untuk typha (Typha angustifolia), lotus (Nelumbo nucifera), melati air (Echinodorus palaefolius), kapu-kapu (Pistia stratiotes), dan eceng gondok (Eichornia crassipes).
Di dalam kolam ikan, Yugo menempatkan elemen batang kamboja bonggol yang cukup besar. Batang kayu itu untuk mendukung kondisi alami kolam. Tidak hanya di kolam, ternyata batang kamboja bonggol juga ada di tempat lain, di dekat kolam renang.
Batang kamboja bonggol itu diletakkan di atas dek kolam renang yang terbuat dari kayu bangkirai. Elemen lainnya berupa batu kali berukuran besar di beberapa titik lokasi taman. "Batu-batu kali itu juga bisa berfungsi menjadi tempat duduk di taman," ujar Windasari.
Sumber kreativitas
Indonesia di negara tropis dikaruniai keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi. Menurut Yugo, bagi seorang berprofesi arsitek lanskap, kondisi ini harus dimanfaatkan sebagai sumber kreativitas.
"Seperti jenis tanaman tertentu yang memiliki aroma harum dapat ditata dengan kreatif," kata Yugo.
Di rumahnya, Yugo mencontohkan keharuman aroma dari tanaman jenis arumdalu (Nyctanthes arbor tristis) didekatkan dengan jenis tanaman brunfelsia (Brunfelsia americana). Dari kedua jenis tanaman ini dihasilkan aroma harum, terutama sangat kuat tercium pada malam hari. "Perpaduan aromanya seperti aroma pewangi suatu merek tertentu," kata Yugo.
Di rumahnya, Yugo menyajikan gradasi berbagai unsur tumbuhan. Mulai dari gradasi dedaunan di kebun tegak, buah di batang pohon lau dan kondang, jenis tanaman merambat yang membentuk kanopi, sampai memadukan jenis-jenis tanaman yang mengeluarkan aroma harum.
Sebagai arsitek lanskap, Yugo berhasil menghadirkan rumah yang bersanding dengan nuansa dari tetumbuhan.