Rumah Penuh Ide Rossa
Penyanyi Rossa adalah seorang perempuan mungil energik dengan banyak rencana. Boleh jadi tak sedikit pun waktu dilewatkan Rossa begitu saja tanpa pikirannya terus berputar dan merencanakan sesuatu. Rencana apa saja, mulai dari yang terkait karier bernyanyinya, kegemaran, hingga beragam peluang usaha.
Semua ide seolah terus berputar di dalam benak Rossa. Bahkan, ketika kami datang berkunjung ke rumah megahnya di kawasan Kemang Selatan, Jakarta, awal Mei lalu. Saat itu, Rossa mengaku tengah mempersiapkan peluncuran satu produk kosmetik, garapan bisnis terbarunya.
Produk itu juga akan dipasarkan ke Malaysia, negeri jiran yang empat tahun lalu mengganjarnya satu gelar kehormatan.
Rumah penyanyi Rossa di kawasan Kemang Selatan, Jakarta. Sejak awal merenovasi rumah tinggalnya itu, Rossa memang sudah menetapkan setiap ruang yang ada harus mampu memfasilitasi kebutuhannya, termasuk untuk selalu bisa mendiskusikan beragam ide dan rencananya. Walau mengaku orang rumahan yang enggan membawa pekerjaan pulang ke rumah, Rossa membenarkan dirinya termasuk kategori orang yang gila kerja.
Namun, hal itu tetap dilakukan dengan tak terlalu kaku, apalagi sampai memaksakan diri. Kebiasaan berkumpul, berbincang, dan bertukar pikiran dalam kondisi yang fun adalah salah satu cara Rossa menghilangkan kejenuhan dan kekakuan. Beberapa spot di dalam rumahnya coba didesain untuk memfasilitasi itu.
Spot pertama adalah area makan, yang ditandai sebuah meja makan besar dengan enam kursi mengelilingi. Bagi Rossa, meja makan tak melulu sekadar urusan makan. Duduk bersama di sekeliling meja, baik sambil makan penganan berat maupun sekadar mengudap camilan, bisa juga diselingi kesempatan berdiskusi untuk brainstorming ide-ide produktif baru.
"Biarpun cuma meja makan, meja ini bisa dibilang selalu menghasilkan uang, lho. Soalnya kan memang sering kami pakai meeting. Semua keputusan keuangan memang banyak dibuat di atas meja ini. Seringnya sambil sama-sama makan, terkadang masakan aku sendiri kalau sedang kepingin atau sempat," ujar Rossa berbangga.
Tak jauh dari meja makan, Rossa juga menempatkan dua set alat musik, piano dan drum, yang biasa dimainkan putra semata wayangnya, hasil pernikahan terdahulu dengan Yoyok, penabuh drum kelompok musik besar Padi.
Masih berada di sekitar area makan itu, tepatnya di bawah tangga menuju lantai dua, terdapat kolam kecil berwarna dominan hitam, yang berisi beberapa ikan dan kura-kura peliharaan Rizky Langit Ramadhan, anak Rossa. Rizky gemar memelihara sejumlah hewan unik, seperti ikan predator jenis Alligator Gar dan dua Iguana berukuran besar.
Serba terbuka
Rossa mendesain dan membangun area bawah rumahnya dengan konsep ruang terbuka dan luas. Dia menyebut rumahnya berkonsep elegan, modern, dan natural. Untuk menciptakan kesan luas dan terbuka, Rossa bahkan tak segan-segan membongkar dinding dalam rumah, bagian yang menuju area kolam renang dan taman samping rumah, lalu menggantinya dengan kaca, termasuk pintu-pintu aksesnya.
Dengan begitu, sinar matahari pun dapat dengan sangat leluasa masuk dan menerangi bagian dalam rumah. Keberadaan dinding dan pintu kaca juga disebut Rossa memberi kesan luas dan blong. Luas, lepas, tanpa sekat-sekat yang menurut dia bisa mengganggu dan membatasi.
"Jadi, dengan dinding dari kaca seperti itu saya bisa melihat semua orang yang ada dan berkumpul di dalam rumah. Buatku rumah itu harus terang, lega, dan blong. Sirkulasi udaranya baik dan sinar matahari dapat dengan mudah masuk ke dalam," katanya.
Melalui dinding dan pintu kaca itu, orang bisa melihat area kolam renang kecil, yang pinggirannya berlantai kayu, serta di sekelilingnya ditanami beragam tanaman hijau dan satu pohon kamboja. Suasana ala resor di Bali sedikit terasa dengan kehadiran pohon kamboja di sisi kolam tersebut. Rossa gemar dengan beragam ciri arsitektur tradisional, terutama Bali.
Walau senang ruangan tanpa sekat dan serba terbuka, Rossa tetap menempatkan pintu kayu pemisah antara ruang tamu dan ruang dalam serta area kolam. Pintu-pintu kayu itu bisa dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan, terutama jika tamu yang datang bukan orang yang dianggap dekat dan akrab dengan diri dan keluarganya serta para asistennya di rumah.
Rossa juga menempatkan dua set kursi dan meja kopi di dekat meja makan, menempel di dinding pembatas kaca menuju area kolam renang. Tempat yang pas untuk bersantai, baik sambil sarapan, mengopi, maupun membaca surat kabar pada pagi hari.
Sejak kuliah
Cita rasa Rossa dalam merancang dan mendandani rumah sebetulnya dimulai sejak masih berkuliah. Dia bahkan sempat ingin melanjutkan studinya mengambil jurusan desain interior. Saat berkuliah dahulu, Rossa mengaku senang berkendaraan dan berkeliling ke kawasan perumahan elite di Jakarta, sekadar memandangi rumah-rumah bagus demi menghilangkan stres dan kepenatan.
Dia bahkan sempat ingin melanjutkan studinya mengambil jurusan desain interior.
Salah satu kawasan perumahan elite yang kerap menjadi tujuannya antara lain kawasan Pondok Indah dan tentunya area Kemang, yang terkenal dengan properti kelas wahid dengan harga selangit, tempat banyak ekspatriat tinggal saat bekerja di Jakarta.
Rossa juga bercerita, salah satu properti vila miliknya di Bali, Vila Paya Paya, masuk ke dalam daftar 100 besar vila terbaik dunia. Beberapa aksesori interiornya termasuk yang didesain sendiri oleh Rossa.
"Whiteboard" depan kasur
Kebiasaan Rossa untuk selalu berpikir seolah membuatnya tak pernah berhenti mencari dan menangkap ide-ide yang melintas seketika. Hal itu juga membuatnya terbiasa mencatat atau sekadar membuat coret-coretan sesegera mungkin. Ide dan gagasan kerap mucul, bahkan saat dirinya tengah beristirahat atau menyendiri di dalam kamar tidurnya.
Untuk mengantisipasi itu, Rossa menempatkan satu set papan tulis putih (whiteboard) berukuran besar di seberang tempat tidurnya yang juga berukuran besar. Jika sedang ada ide, dia akan langsung bangun dan membuat catatan-catatan kecil atau sekadar coret-coretan di atas papan putih itu.
Rossa menempatkan satu set papan tulis putih (whiteboard) berukuran besar di seberang tempat tidurnya yang juga berukuran besar.
Baru pada pagi harinya dia meminta asisten pribadi mencatat dan melengkapi dengan lebih rinci untuk kemudian dia bahas bersama-sama, terutama seperti rencana bisnis atau penampilan mendatang. Kamar tidur Rossa itu berada di lantai dua, juga terhubung dengan kamar mandi yang tak kalah luas dan mewah.
Kamar mandi kering, yang dilengkapi dengan fasilitas keran pancuran dan juga bak mandi jacuzzi. Lantai keramik kamar mandi, menurut Rossa, juga sangat nyaman dipakai duduk-duduk, atau bahkan tidur-tiduran, sambil berkumpul dan mengobrol bersama rekan-rekan wanita atau asistennya.
Sambil berdandan dan bersiap-siap pergi, atau saat membersihkan riasan sepulang tampil di atas panggung, Rossa kadang kerap didampingi satu atau dua asisten pribadinya, berbincang dan berdiskusi tentang apa pun. Mereka juga diminta mencatat percakapan tersebut. Agar nyaman mencatat, Rossa sengaja menempatkan satu sofa kecil tak bersandaran (bench) di sebelah bak jacuzzi.
Ruangan lain yang juga tak kalah penting di rumah Rossa adalah kamar tempat dirinya menyimpan koleksi gaun, sepatu, dan beragam aksesori kostum panggung lainnya. Di dalam ruangan lemari pakaian (wardrobe) itu terdapat dua lemari panjang di sisi kanan dan kiri, lengkap dengan cermin besar, rak-rak sepatu, serta toilet. Lemari-lemari itu berisi puluhan, atau bahkan sampai ratusan, gaun yang pernah dan akan dipakai manggung.
"Kalau sekarang aku mesti hati-hati. Kostum panggung enggak bisa terlalu sering dikenakan lagi. Apalagi yang pernah dipakai konser. Sekarang kan soalnya ada media sosial. Penggemar biasanya ada yang hafal dan komentar protes kalau merasa pernah lihat saya pakai satu kostum atau gaun itu. Jadi ya, paling satu dua kali saja dipakainya," ujar Rossa dengan tawa berderai.