Bus Mewah Tak Lagi Sekadar AC dan WC
Hari sudah menjelang sore. Beberapa awak bus dek ganda (double decker) milik Perusahaan Otobus Putera Mulya jurusan Jakarta-Solo-Wonogiri sedang bersiap-siap. Mereka mengarahkan penumpang naik ke dalam bus dan duduk di kursi masing-masing.
Saat masih terparkir di barisan gerbang tunggu Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, bus tingkat mewah buatan pabrikan Swedia jenis Scania K4101B itu terlihat jauh lebih gagah, besar, serta lebih ”jangkung” ketimbang bus-bus lain yang juga terparkir rapi menunggu waktu pemberangkatan.
Sejumlah calon penumpang, juga dari beberapa perusahaan otobus (PO) bus lain, mendekat lalu menyempatkan diri berswafoto di samping bus berdek ganda setinggi 4,1 meter itu. Bus dek ganda itu salah satu dari dua bus sejenis yang mulai dioperasikan akhir Desember 2016.
Keberadaan bus yang gagah itu memberi makna baru bagi moda transportasi umum darat jarak jauh, baik antarkota maupun antarprovinsi, yang tak lagi cukup dengan sekadar tambahan pelayanan fasilitas standar, seperti pendingin ruangan (AC) ataupun toilet (WC).
Melangkah ke dalam bus, terpampang interior mewah dek bagian bawah bus, yang hanya terdiri atas enam kursi seukuran sofa besar, berformasi satu-dua. Kursi bersistem penggerak elektronik, mengingatkan pada fasilitas kursi penumpang kelas bisnis pada maskapai penerbangan.
Bagian sandaran punggung kursi-kursi ”bercangkang” berukuran besar, empuk, dan nyaman di kelas elegan itu juga dapat ditegakkan ataupun dibuat rebah hanya dengan menekan tombol-tombol di bagian sandaran tangan kursi. Setiap kursi dilengkapi perangkat hiburan berupa layar audiovisual on demand selebar 9 inci.
Penumpang dapat memilih apakah ingin sekadar mendengar lagu-lagu terbaru atau menonton tayangan film yang juga relatif masih baru diputar di bioskop di sepanjang perjalanan. Namun, penumpang masih harus memakai earphone sendiri. Pihak bus tak menyediakannya.
Ada pula fasilitas toilet, dispenser air mineral, dan pembuat kopi (coffee maker) di bagian belakang lantai pertama bus.
Fasilitas tambahan itu dipesan dan dibuat khusus oleh pihak PO Putera Mulya dari perusahaan karoseri di Malang, Jawa Timur. Ruang dalam bus dan area pengemudi yang disekat pintu kaca dibuat custom, sesuai kebutuhan dan pengaturan yang mengutamakan kenyamanan penumpang.
Seiring bus melaju, malam kian kelam. Jendela bus hanya membingkai gelap dan cahaya lampu di sepanjang daerah yang dilewati. Rasa kantuk pun menyerang. Jika ingin tidur, penumpang di kelas elegan ini dapat merebahkan diri sepenuhnya di kursi yang diduduki, lalu mengangkat posisi sandaran kaki. Dengan posisi seperti itu, ditambah bantal kecil dan selimut tipis yang juga disediakan, tidur pun lumayan nyaman di sepanjang perjalanan.
Apalagi, guncangan yang terjadi tak terlalu terasa, termasuk ketika sopir bus harus mengerem kendaraan demi menjaga jarak aman dengan kendaraan di depannya. Di dalam ruang bus, lampu dimatikan, tetapi terdapat lampu mini yang dapat dinyalakan di bagian layar LCD. Cukup menerangi jika ada keperluan.
Dua kali bus berhenti di tempat istirahat tempat bus-bus umum lain parkir agar penumpang dapat beristirahat dan makan. Jika sekadar ngemil, pengelola bus menyediakan makanan kecil.
Jakarta-Malang
Kenyamanan juga terasa ketika menumpang bus jenis Mercedes-Benz OC 500 RF-2542 milik PO Gunung Harta bertrayek Jakarta-Surabaya-Malang, Jawa Timur.
Kursi dilengkapi sabuk pengaman. Hiburan yang dapat dinikmati adalah layar televisi LED di bagian depan. Selain itu, terdapat dua kursi di ruang bersekat kaca yang digunakan khusus sebagai tempat merokok. Saat berusaha menyalakan TV LED dengan menyentuh tombol power, gambar tidak segera muncul. Ada pula lubang USB yang dapat digunakan untuk mengisi baterai telepon seluler.
Perlu angkut sepeda motor? Nah, dengan bus ini, niat itu dimungkinkan.
Ada 13 penumpang, termasuk Kompas, di dalam bus tujuan Surabaya dan Malang itu. Masing-masing sibuk menyetel sandaran kursi, sandaran betis, juga menata bantal dan selimut berwarna merah yang disediakan satu-satu bagi setiap penumpang.
Suara mesin yang halus seolah teredam lantunan lagu dangdut, campursari, dan pop yang diputar oleh kru bus. Guncangan dari sejumlah polisi tidur di landasan terminal terasa empuk bagi penumpang karena bus berkekuatan 422 horse power itu disokong tiga sumbu dan air suspension yang lembut.
Aroma lemon secara konstan tersemprot dari alat penyegar ruangan. Wanginya semerbak mengudara di dalam bus. Tidak tercium aroma oli ataupun bahan bakar seperti halnya saat berjalan di antara bus-bus yang terparkir di terminal.
Pelanggan baru
Sensasi seperti itu disebut penumpang bus Gunung Harta, seperti Agus Suharto (51), menjadi alasan memilih moda transportasi bus, terutama jika dibandingkan dengan kereta api atau bahkan pesawat terbang. Menurut dia, perjalanan di dalam KA dan pesawat terasa monoton.
Ada rupa ada harga. Bus-bus dengan fasilitas tersier begini melepas tarif Rp 200.000 sampai Rp 300.000 per orang. Itu tarif saat musim normal. Menjelang Lebaran, operator memasang tarif hingga sekitar Rp 500.000.
Tawaran kenyamanan dan kecanggihan armada bus baru berdek ganda milik PO Putera Mulya dan PO Gunung Harta itu sejak awal banyak menarik perhatian dan minat, terutama dari pengguna jasa bus jarak jauh reguler, termasuk dari pelanggan kelompok perusahaan pesaing. Contohnya Edi (68), pengurus pondok pesantren asal Bekasi yang menumpang bus Putera Mulya.
Edi mengatakan, sejak muda menjadi pelanggan moda transportasi bus, terutama untuk pulang ke kampungnya di Boyolali, Jawa Tengah. Pensiunan pegawai negeri sipil TNI Angkatan Udara itu bercerita sudah biasa naik bus, bahkan ketika terminal bus luar kota di Jakarta masih berada di kawasan Lapangan Banteng pada era 1970-an.
”Dahulu yang namanya pulang kampung naik bus itu sangat melelahkan dan menyiksa. Perjalanan bisa sampai belasan bahkan puluhan jam. Sepanjang jalan bus kerap berhenti untuk mencari penumpang. Panasnya juga luar biasa karena bus waktu itu tak ada yang ber-AC. Kalau sudah berusia lanjut seperti sekarang, pastinya saya enggak akan kuat lagi,” tutur Edi.
Selain jauh lebih nyaman daripada naik bus langganan sebelumnya, dia juga bisa naik bus dek ganda di agen PO Putera Mulya di dekat rumahnya di Bekasi, tak jauh dari gerbang Jalan Tol Bekasi Timur.
Teknologi mutakhir
Menurut Kurnia Lesani Adnan, Komisaris Putera Mulya Sejahtera, kenyamanan macam itu bisa dihadirkan lewat penggunaan teknologi termutakhir bus. Sani, begitu dia akrab disapa, mengklaim teknologi yang digunakan bus dek gandanya itu terbilang baru dan tak dimiliki jenis bus lain, terutama terkait sistem suspensi dan pengeremannya.
Sebut saja teknologi modern sistem pengereman elektronik dan anti-lock (ABS), retarder, dan kontrol perjalanan (cruise control) dengan sistem transmisi opticruise. Bus mewah jenis ini juga dilengkapi dengan sistem pengelolaan mesin (engine management), yang memungkinkan perilaku berkendara pengemudi sepanjang perjalanan bisa terekam, bahkan langsung dinilai.
Hal itu dibenarkan Ito (38), pengemudi bus Gunung Harta. Menurut pria asal Klaten ini, sistem itu bahkan dipakai sebagai patokan dalam melatih para sopir baru armada bus berdek ganda. Dengan besaran dimensi dan kecanggihan teknologinya, memang tak sembarang pengemudi bisa menjalankannya.
Penggunaan teknologi diterapkan demi memberikan jaminan keamanan bagi para penumpang, termasuk dengan menempatkan sejumlah kamera pemantau (CCTV), baik di dek bawah maupun atas. Gunanya untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya tindak kriminal di dalam bus, seperti pencurian barang-barang penumpang.
Direktur PO Gunung Harta I Gede Yoyok Santoso menyampaikan, keramahan petugas penjual tiket, pengemudi, dan kru bus serta aneka tawaran fasilitas premium demi kenyamanan penumpang menjadi kunci pendongkrak bisnis bus. Naik bus pun menjadi lebih gaya.
(WISNU DEWABRATA/MEGANDIKA WICAKSONO)