Indonesia Akan Pamerkan 87 Koleksi ”Fashion” di Berlin
Oleh
Megandika Wicaksono
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia akan mengirim 87 koleksi fashion pada pameran Panorama Fashion Trade Show yang akan digelar di Berlin, 4-6 Juli 2017. Koleksi tersebut terdiri dari busana, tas, sandal, dan aksesori yang berasal dari empat label produk terpilih, yaitu Kalyana, Warnatasku, [bi], dan Artada.
”Dari Kalyana akan membawa 12 item, Warnatasku sekitar 20 item, [bi] 15 item, dan dari Artada 40 item,” ujar Fashion PR Manager Aura Convex Amy Wirabudi, Rabu (21/6), saat jumpa pers di Kementerian Perindustrian, Jakarta.
Amy mengatakan, Kalyana akan membawa produk berupa tas kulit dari Surabaya dengan laser print batik dengan motif tradisional Indonesia, seperti parang dan kawung. ”Warnatasku akan membawa tas kombinasi kulit dengan produk tenun,” lanjutnya.
Pemilik Artada, Ade Krisnawati, mengatakan, pihaknya akan membawa tas, bros, dan sandal. ”Tas dibuat dari kombinasi karung goni, kulit sapi, dan batik lukis tulis dari Yogyakarta. Adapun bros dari tanduk kerbau dan kombinasi batu alam dari Indonesia. Juga sandal dari kulit biawak,” ujar Ade.
Sementara itu, Gita Pratama, pemilik [bi], akan membawa busana pria untuk dipamerkan di Berlin.
Dalam pameran tersebut, Kementerian Perindustrian yang didukung oleh Kementerian Perdagangan, BKPM, Telkom, BRI, Bank Mandiri, Telkom Indonesia, Telkomsel, dan BNI 46 akan mengusung kampanye ”Indonesia the Heart of Fashion Craft”. Pameran itu akan dihadiri lebih dari 51.500 pembeli dari 96 negara.
Industri tekstil dan produk tekstil Indonesia kini menyerap hampir 3 juta tenaga kerja dengan nilai ekspor mencapai 11,83 miliar dollar AS atau 8,15 persen dari total ekspor nasional pada 2016. ”Pada tahun 2017 ini, kami menargetkan nilai ekspornya meningkat 5 persen dibanding 2016,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit D.
Sigit menambahkan, untuk dapat bersaing dengan negara lain, seperti Vietnam dan Banglades, di Eropa, Pemerintah Indonesia sedang berupaya negosiasi dengan Uni Eropa untuk membuat free trade agreement karena selama ini biaya masuk ke Eropa sebesar 8-12 persen.