Semarak Hiasan Bordir
Bordir telah lama menghiasi beragam kain, terutama untuk mempercantik busana. Seiring perkembangannya, bordir juga diaplikasikan pada kain untuk perlengkapan rumah tangga. Untuk dipakai atau dipajang, perlengkapan rumah tangga berhias bordir ini sama indahnya.
Berawal dari keinginan untuk mempercantik rumah, Sri Hartini (70) menekuni bordir. Pemilik Margriet Embroidery and Craft di Surabaya, Jawa Timur, ini belajar secara otodidak dari bermacam kerajinan bordir yang dilihatnya.
Dia lalu mengaplikasikannya pada taplak meja, alas piring, dan beragam perlengkapan meja kursi. Motif bordir yang dibuat Hartini tidak jauh dari bunga, kepik, atau kupu-kupu.
"Saya lihat, kok, cantik. Akhirnya saya terus membuatnya sampai sekarang. Ada hobi lalu dikembangkan menjadi usaha," ujarnya.
Beberapa waktu lalu, Hartini menampilkan hasil karyanya dalam ajang Inacraft di Jakarta. Berbagai jenis perlengkapan rumah tangga, seperti taplak meja, wadah tisu, sarung bantal kursi, tudung saji, pajangan dinding, dan kap lampu meja menarik perhatian banyak pengunjung.
Hartini memilih warna yang cenderung lembut untuk aksen bordirnya. Warna putih, perak, kuning, dan abu-abu mendominasi hiasan bordir. Dia juga bermain pola agar desain tidak membosankan.
Misalnya, sarung bantal kursi dengan warna dasar kain putih dibagi menjadi sembilan kotak sama besar. Pada bagian tengahnya dibordir lingkaran dengan dua desain, yakni bunga putih kuning di dalam lingkaran abu-abu dan garis-garis putihkuning-kelabu. Kedua pola diletakkan selang-seling sehingga terlihat dinamis.
Karya lain adalah hiasan bunga-bunga kecil pada tudung saji, dilengkapi sulur-sulur dedaunan. Bordir tersebut tidak mendominasi kain, tetapi diletakkan di titik-titik tertentu, seperti bagian dasar atau tengah, sementara bagian lain dibiarkan kosong. Dengan demikian, hiasan kecil itu bakal langsung menarik mata yang melihatnya.
Pola yang sama diterapkan untuk perlengkapan rumah tangga lain. Tersedia pula satu set perlengkapan dengan desain yang sama.
"Saya banyak memilih warna-warna bordir Eropa yang lembut. Ada juga warna bordir Jepang yang cenderung warna alam atau tanah," tutur Hartini.
Hartini sempat mengunjungi Jepang dan secara khusus mempelajari bordir khas negara tersebut. Kesempatan itu datang ketika dia sedang mengikuti pameran dan karyanya diminati perajin Jepang. Dia kemudian diundang ke sejumlah kota di Jepang untuk melihat langsung karya-karya bordir Jepang sekaligus belajar tekniknya selama tiga tahun.
Jenis kain yang dipakai Hartini untuk bordir adalah katun paris dan linen. Benang bordir dibeli di pasar lokal.
Inspirasi adiwastra
Kerajinan ini menitikberatkan pada komposisi warna benang dan desain motif di atas kain. Agar tidak monoton dan membosankan, penempatan dan perpaduan benang menjadi sangat penting. Selain itu, desain yang bervariatif, penempatan motif yang tepat, padu padan corak, dan permainan warna benang juga akan membuat produk bordir menjadi menarik.
Itulah sebabnya Hartini terus mencari inspirasi untuk karyanya. Sampai suatu ketika dia tertarik melihat kain batik lawasan saat digelar pameran adiwastra.
"Saya mulai jatuh cinta pada batik lawasan karena detail dan halus. Saya kemudian mencoba menerapkan teknik batik ke bordir. Seperti membatik, bordir saya beri isian juga walaupun tidak sehalus batik," ujarnya.
Salah satu hasilnya adalah hiasan dinding panjang berbahan dasar kain batik dengan hiasan berbagai ornamen yang dibordir. Bordir tidak sebatas pada tepian motif, tetapi juga mengisi bidangbidang di dalamnya. Dengan pemilihan warna yang cerah dan terang, hiasan dinding tampak lebih semarak.
Meskipun saat ini sudah ada teknik membordir dengan komputer, Hartini masih setia menekuni bordir buatan tangan. Pembuatan bakal lebih lama, tetapi sentuhan tangan membuat hasil bordir lebih halus dan lebih artistik karena dikerjakan dengan ketelitian tinggi.
Cepat dan rapi
Bordir dengan komputer lebih banyak digunakan untuk membuat produk secara massal. Seperti yang dilakukan Aliefien Primianti (44), pemilik Maharani Embroidery Handicraft, di Malang, Jawa Timur. Karena tingginya permintaan, dia memilih pengerjaan bordir dengan komputer yang mengedepankan kecepatan dan kerapian serta lebih tepat untuk kuantitas besar.
Produk-produk Maharani Embroidery Handicraft juga tidak pernah absen dalam pameran Inacraft sejak tahun 2007 hingga tahun ini. Beragam perlengkapan rumah tangga dan suvenir berhiaskan bordir karya Aliefien pun banyak disukai pengunjung.
"Sejak kecil, saya menyukai keterampilan. Sejak mengelola rumah kos milik keluarga, saya memiliki banyak waktu luang dan mulai mengembangkan usaha kerajinan untuk suvenir," ujarnya.
Suatu saat, terjadi kesalahan dalam pewarnaan kain blacu untuk suvenir. Setelah melihat bordir bunga kecil cantik di atas belacu yang salah itu, Aliefien justru jatuh cinta. Dia lalu mengembangkan kerajinan bordir di atas kain belacu, juga katun dan organdy dengan benang nilon dan benang bordir.
Dalam Inacraft beberapa waktu lalu, Maharani Embroidery Handicraft memamerkan produk berupa tudung saji berbordir bunga-bunga kecil, jam meja yang dasarnya dibordir, perlengkapan meja makan, hingga kap lampu tinggi. Warnanya didominasi merah jambu, mulai dari warna paling muda hingga paling tua.
Aliefien mendesain sendiri beragam motif bordir untuk produk-produknya. "Saya mencari inspirasi dari buku bordir Jepang dan dari internet. Desain kemudian dibuat di komputer lalu dibordir ke atas kain. Mirip seperti proses cetak kertas sebenarnya, hanya medianya kain dan benang," katanya.
Meskipun kecil, sedikit sentuhan bordir pada perlengkapan rumah tangga akan menjadi penyemarak ruangan dan meja makan atau dapur. Saat suasana ruang tamu atau ruang makan mulai terasa monoton, bordir bisa jadi jawabannya.