Kumpul bareng, bermain dan tertawa lepas. Boleh saling pasang intrik, tetapi enggak boleh sirik-sirikan, apalagi menebar kebencian dan permusuhan. Semua sangat terbuka dari enggak kenal sampai saling kenal, mau jualan alat permainan sampai ke sekadar melempar permainan untuk dicari solusinya
Kebebasan itulah yang diciptakan Komunitas Can You Solve This Game (CYSTG) sebagai forum berbagi tebak-tebakan, teka-teki. Susahnya membaca singkatan komunitas ini membuat anggotanya sering menyebutnya ”Cistik”, mirip-mirip cemilan cheese stick.
Tawa lepas dari sekumpulan anak muda itu terdengar saat permainan kartu Braintopia digelar di sudut acara ”Markas: Market X Komunitas” di area taman terbuka Bintaro Exchange Mall, Sabtu (26/8). Enam anggota komunitas ini duduk melingkar menunggu kartu demi kartu yang berisi gambar dibuka untuk kemudian dijawab dengan cepat dan tepat.
Permainan semakin seru. Apalagi, sebelum menjawab, peserta harus adu cepat dengan menggunakan tangan kanan atau kiri untuk menutup kartu pertanyaan yang dibuka di tengah-tengah mereka. Begitu semangatnya, satu sama lain terpaksa menumpukkan tangan-tangan mereka, lalu menjawabnya secara tepat.
Beberapa permainan, bahkan boleh dibilang gudangnya permainan, ada di sini. Ada string puzzle yang mirip keterampilan tali-temali mirip kegiatan Pramuka, The Werewolf Game atau permainan mencari empat manusia serigala yang dipelopori di Indonesia, ataupun Agent Hot Thread yang penuh intrik dalam permainannya. Aneka board games pun menjadi alat permainan yang mempersatukan, tanpa mengenal batasan usia ataupun kemahiran.
Jangan tanyakan kapan berdirinya komunitas permainan ini. Tumbuhnya relasi antar-anggota tercipta dari kesamaan doyan permainan kreatif. Pada 2009, komunitas mainan kreatif ini semakin menunjukkan wujudnya. Apalagi, pada 2010, acara ”kopi darat” atau pertemuan mulai dilakukan pertama kali, yakni di kawasan Puncak, Bogor.
Sebanyak 20-30 orang datang ke pertemuan itu, baik mereka yang tinggal di daerah Jawa maupun luar Jawa. Istilah keanggotaan tidak terstruktur. Namun, jangan salah, kelompok ini juga memiliki moderator yang tercipta dengan sendirinya.
Moderator itulah yang menjadi pionir penyelenggaraan pertemuan ataupun kegiatan-kegiatan secara dalam jaringan (daring/online). Namun, tetap saja ada aturan main. Tidak segan-segan pula anggota dicoret dari aktivitas permainan apabila di forum, seperti Kaskus, misalnya, ada komentar negatif atau keterlibatannya sudah menebar kebencian SARA dan membuat permusuhan.
”Seru-seru, sih, permainannya. Dari yang enggak kenal, suka merasa sok jago, sampai yang suka jaim alias jaga image, peserta bisa saling berbagi untuk memecahkan masalah yang ada dalam setiap permainan. Bukan selalu sekadar rebut kemenangan,” kata Rizkie Riantriono, anggota CYSTG.
Kebebasan sengaja diciptakan dalam komunitas ini. Hanya mengisi semacam biodata buku tamu secara daring, siapa pun bisa ikut bergabung dan bermain, serta chatting. Kalaupun diselenggaran pertemuan, isinya pun ajang permainan board games dan lomba-lomba.
Salah satu permainan yang paling seru adalah escape room. Peserta yang terbagi dalam kelompok dijebak di dalam ruangan besar. Ruang dikunci dari luar. Nah, kelompok harus memecahkan misteri permainan semacam teka-teki. Isinya, panduan dari satu ruang ke ruang lainnya. Peserta baru bisa keluar ruangan apabila dapat menyelesaikan semua petunjuknya.
Yang seru, kata Rizkie, permainan escape room digelar jelang makan malam. Ujung-ujungnya, kalau sampai menyerah memecahkan jawaban teka-teki atau kode, peserta terpaksa menggedor-gedor pintu, minta dibukakan oleh panitia.
”Minta dibukakan pintu karena pas makan malam. Kalau enggak dibuka, ya, mereka enggak bisa makan malam. Namun, semua merasa senang. Ada keakraban, dari enggak kenal menjadi saling kenal,” tutur Rizkie.
Kesukaan kepada permainan membuat Sacfron, sapaan gamers Sumarlin Hari Wibowo, terus bertualang. Semula Sacfron mengira permainan daring yang disediakan seperti permainan biasa yang pakai komputer atau Play Station.
”Ternyata bukan. Isinya malah bentuk-bentuk puzzle. Lumayan tertarik juga saya. Jadi, istilahnya, sih, nyasar. Lalu, saya pun bergabung saja,” ujar Sacfron.
Sacfron pun menempati posisi sebagai CYSTG Enthusiast. Semua yang datang dipastikan akan disambut dengan baik. ”Pendatang baru juga boleh melemparkan persoalan tebak-tebakan atau bikin permainan baru di komunitas ini. Bahkan, pernah ada tebak-tebakan yang berbasis matematika. Istilahnya, semua bisa bermain dan mengasah otak di sini,” ungkap Sacfron.
Karena itu, komunitas ini dibangun bukan melulu berdasarkan permainan dengan menggunakan gawai, melainkan juga memakai lebih banyak alat permainan berbentuk fisik. (OSA/**)