Unjuk Gigi di New York
Meskipun dibuka tujuh jam sehari selama lima hari berturut-turut, tidak cukup waktu untuk menjelajahi pameran NY NOW, 19-23 Agustus 2017, di Javits Center, New York.
Tidak cukupnya waktu bukan karena musim panas yang menggoda kaki melangkah ke ruang-ruang terbuka meninggalkan ruang pamer tiga lantai. Hadirnya 2.400 desainer dari 80 negara yang menampilkan karya terbaik mereka adalah sebabnya.
Tetapi, memang, mereka yang datang ke NY NOW tidak hendak mengunjungi semua ruang pamer. Selain mustahil, mereka sudah tahu hendak mengunjungi apa dan hendak membeli apa. Mereka umumnya adalah buyers dari seluruh penjuru dunia.
NY NOW yang digelar rutin setahun dua kali ini diklasifikasikan sebagai pameran dagang internasional. Di 14 kali pameran yang pernah digelar, NY NOW mengkhususkan diri menampilkan produk-produk dari subsektor kriya kategori home, lifestyle, dan gift (handmade).
Akhir Agustus lalu, NY NOW dikunjungi tidak kurang dari 24.000 orang. Mereka berasal dari 50 negara bagian di Amerika Serikat dan lebih dari 80 negara di seluruh dunia. Selama lima hari, pameran tidak pernah sepi pengunjung meskipun musim panas di New York kerap lebih menggoda.
Delapan terpilih
Indonesia diwakili Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) hadir untuk tahun kedua di NY NOW 2017. Bagi Bekraf, NY NOW merupakan bagian dari tugas mempromosikan pelaku dan produk kreatif Indonesia di pasar dunia. Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Simandjuntak hadir dan aktif untuk suksesnya pameran ini bersama Wakil Kepala Bekraf Ricky Pesik.
Untuk keperluan NY NOW, Bekraf menggandeng Jennifer Isaacson sebagai konsultan/kurator dan pendamping menuju pameran. Jennifer yang datang ke Jakarta untuk penjurian adalah ahli kriya yang paham pasar Amerika Serikat dan dunia.
Dalam rangkaian seleksi nasional yang diikuti ratusan pelamar, terpilih delapan desainer/pelaku kreatif. Untuk keperluan pameran, produk kreatif mereka difasilitasi Bekraf unjuk gigi di NY NOW.
Delapan desainer/pelaku kreatif itu adalah Braow Goods, Djalin, Jenggala, Indo Risakti, Jamooga, Kayou, Maharani Craft, dan Sepiring Indonesia. Dengan biaya sendiri, beberapa desainer itu hadir di New York "berkompetisi" dengan ribuan desainer dengan produk kreatifnya dari seluruh dunia.
Braow Goods adalah kerja bareng suami istri asal Jakarta, Christianto dan Densely. Sejoli ini mengambil spesialisasi produk kulit yang klasik dan abadi. Menggunakan kulit sapi lokal yang diolah secara khusus, dipotong dan dijahit secara manual (handmade), mereka memproduksi dompet, tas, dan beragam barang fungsional lainnya.
Djalin hadir di industri furnitur sejak 1989 ditopang para perajin di pedesaan Jawa Barat. Direktur Desain dan Co-Founder Djalin, Sita Fitriana, memberi sentuhan kontemporer pada desain tradisional yang sudah teruji. Menggunakan bahan rotan alami dan sintetis, mereka membuat beragam kursi yang nyaman dan berbasis budaya Indonesia.
Jenggala merupakan merek tertua asal Indonesia yang terpilih tampil. Didirikan sejak 1976, Jenggala adalah nama yang identik dengan keramik di Indonesia. Dari 3.000 desain yang dimiliki, Jenggala menampilkan Coffe Collection yang didesain Sasanti Puri Ardini, satu dari 150 desainer Jenggala.
Indo Risakti adalah merek produk-produk dekoratif ramah lingkungan untuk kelestarian hidup. Koleksi keranjang, vas, dan aksesori interior dibuat dari bahan-bahan tak terpakai yang kerap dibuang. Dikelola Riris Simanjuntak, sejak 2012, Indo Risakti konsisten memproduksi kerajinan tangan dengan menjaga kualitas.
Jamooga berasal dari Bandung. Jamooga punya misi mendidik anak-anak dengan gembira. Ide Jamooga datang dari Dodi Mustafa tahun 2016 setelah meninggalkan pekerjaan kantorannya. Debut Jamooga dimulai Maret 2017 dan konsisten menciptakan mainan anak-anak yang layak dikoleksi sebagai barang dekoratif.
Kayou diawali tahun 2015 oleh lima arsitek yang mendedikasikan diri mendesain dan membuat furnitur sebagai pasangan yang pas untuk bangunan yang mereka buat. Menggunakan kayu solid, Alexandre Alvin Handojo dan Indra Sidharta bermain-main dengan desain bersama perajin tradisional di Jepara.
Maharani Craft didirikan tahun 2009 di Bali, subdivisi industri perak Maharani yang berdiri tahun 1989. Dalam empat tahun sejak 2009, di bawah kendali Irene Setiawati, Maharani Craft fokus menciptakan elemen dekoratif interior dari karang dan batu dalam balutan tembaga.
Sepiring Indonesia didirikan Erdanie Zulviana dan Jasmyne Oei. Keduanya menampilkan desain karikatural berbasis budaya Indonesia yang kaya warna. Dikenal publik sejak 2013, Sepiring Indonesia kini memiliki 32 desain yang diaplikasikan di 80 jenis produk yang dikerjakan beragam komunitas lintas wilayah dan umumnya perempuan.
Bermanfaat
Sebulan berselang, banyak dampak NY NOW yang dirasakan para desainer Indonesia yang tampil di New York. "Braow Goods mendapat banyak impact positif. Tidak hanya sales, tetapi juga brand awareness," ujar Christianto, Kamis (28/9), di Jakarta.
Selain bertemu calon buyer potensial dari Spanyol dan AS, Braow Goods mendapat tawaran menjadi pengajar di Singapura. Buyer tidak mengetahui bahwa Indonesia memiliki produksi kulit yang baik dan dikerjakan secara manual.
Bagi Kayou, NY NOW adalah pameran internasional kedua yang mereka ikuti dengan fasilitasi Bekraf. Sebelumnya, mereka mengikuti Salone del Mobile di Milan. Keduanya diikuti dengan seleksi dan kurasi yang ketat.
Alvin mengatakan, sepanjang NY NOW, Kayou mendapat sambutan sangat positif. Walaupun setelah sebulan belum ada transaksi langsung yang terjadi, Kayou membina komunikasi dengan beberapa calon buyer yang memberi apresiasi.
"Kami percaya, satu kali show saja tidak cukup. Di show pertama biasa kami mendapat apresiasi, di show kedua kami bisa mendapat pengakuan. Dan di show selanjutnya kami sudah mendapat kepercayaan dari buyers. Jika hanya muncul sekali, effort pada pameran pertama bisa hilang," jelas Alvin yang membina perajin kayu di Jepara.
Sebulan setelah mengikuti NY Now, dampak yang didapat Kayou adalah exposure dan kepercayaan terhadap brand meningkat. Hal ini mempermudah Kayou berkolaborasi maupun terlibat dengan beragam kegiatan.
Dampak yang umum dirasakan delapan desainer adalah penghargaan dan pasar yang luas untuk hasil kerja-kerja tangan alias handmade. Di NY NOW, dibuat kategori khusus bagi desainer yang menghasilkan produknya secara handmade. Ada sekitar 400 desainer, termasuk delapan dari Indonesia yang masuk kategori ini.
Dalam sesi seminar NY NOW untuk memahami tren di balik berkembangnya minat pada produk handmade, mengemuka bahwa minat pada produk-produk handmade menguat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Delapan desainer Indonesia masuk dalam gelombang ini.
Otensititas saat ini menjadi pendorong bagi seseorang untuk membeli sebuah produk. Semangat ini sejalan dengan milenial yang lebih berminat pada brand yang punya rasa personal, otentik, dan mendukung nilai. Nilai itu antara lain pemihakan kepada mereka yang lemah, keadilan, dan kelestarian lingkungan.
Tragedi Rana Plaza di Banglades membuka mata para pembelanja tentang isu-isu yang disebut sebagai "Ethical Fashion" sebagai nilai. Saat berbelanja, muncul pertimbangan mengenai siapa yang membuat pakaian yang akan dipakai dan seperti apa kondisi kerja para buruh dan lingkungan hidupnya.
Dengan nilai ini, para desainer ditantang untuk mencari dan membuat produk yang memaksimalkan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Delapan desainer yang dipilih Bekraf tampil di NY NOW ada dalam semangat zaman ini. Peluang berkembang kini terbentang.