Rumah Kedamaian Aktor Agus Kuncoro
Rumah menjadi alasan bagi Agus Kuncoro untuk selalu pulang. Sejauh-jauhnya pergi, ia akan selalu menemukan alasan untuk pulang, yakni menemui sumber kebahagiaan dan kedamaiannya di rumah: anak dan istri.
Agus muncul dari balik tangga yang mengantar kami tiba di lantai dua rumahnya. Penampilannya segar karena baru saja mandi meski wajahnya masih "muka bantal". Ia baru tiba di rumah pukul 04.00 setelah hampir 24 jam berada di lokasi shooting.
Sejak awal tahun, setiap hari tanpa jeda Agus harus melakukan pengambilan gambar untuk sinetron terbarunya, Dunia Terbalik, yang sudah tayang lebih dari 550 episode.
Sinetron yang ditayangkan sebuah televisi swasta ini berkisah tentang para pria yang ditinggal istri masing-masing untuk bekerja sebagai TKI di luar negeri. Dengan pola shooting kejar tayang, Agus harus sudah di lokasi shooting di Cibubur, Jakarta Timur, pukul 10.00 atau 11.00. Jika beruntung, ia sudah bisa pulang pukul 22.00. Namun, jika tidak, ia bisa tiba di rumah menjelang subuh dan hanya sempat tidur beberapa jam.
Akibatnya, Agus hanya bisa bertemu anaknya sekejap, yakni saat Kun Keirra Gayla (9) saat pamit berangkat ke sekolah. Acara nonton ke bioskop atau makan bersama di mal yang biasa ia lakukan bersama keluarga di akhir pekan juga menjadi sulit dilakukan. "Paling saya menemani anak main sepeda di seputar kompleks," ungkap Agus, yang juga hobi naik sepeda.
Sepeda balap tampak ditaruh di foyer atau ruang transisi di lantai bawah. Terlihat pula beberapa helm dan kacamata aksesori bersepeda. Setiap Selasa dan Kamis, Agus menyempatkan diri untuk bersepeda minimal 60 kilometer. Ia akan putar-putar area Bintaro di dekat rumahnya.
Jika hari sedang hujan atau ia hanya punya waktu sedikit karena harus segera shooting, Agus menggotong sepedanya ke lantai dua. Roda belakang sepeda ia copot dan dihubungkan dengan alat yang membuat sepeda itu seperti sepeda statis. Sepeda juga dihubungkan dengan program komputer sehingga bisa disetel kecepatan putar rodanya.
Sepeda ini ditaruh di dekat dinding kaca yang menghadap lapangan yang sekelilingnya ditanami pepohonan. Dinding-dinding di lantai dua rumah Agus memang didominasi kaca sehingga ruangan terasa terang dan lapang. Dari ruang makan atau ruang keluarga yang posisinya jauh dari dinding luar masih terlihat suasana luar rumah yang dihiasi pepohonan.
"Saya suka rumah yang meskipun di dalam rumah, suasananya kayak di luar. Saya juga suka rumah yang banyak sinar matahari," ungkap anak keempat dari lima bersaudara ini.
Tabrak unsur
Jika Agus hobi bersepeda, sang istri, Anggia Jelita, hobi lari. Puluhan medali keikusertaan berbagai ajang lari milik Anggia tergantung di sudut foyer. Bulan depan, Anggia yang mengikuti Nusantarun berencana berlari sejauh 127,9 kilometer Purwokerto-Dieng untuk menggalang donasi bagi pengembangan 400 guru di Dieng lewat Kitabisa.com.
"Kalau istri saya hobinya serem, senangnya lari trail ke gunung-gunung. Sudah pernah ke Bromo, Tengger, Semeru, Gede. Mungkin, dia ada masalah sama suaminya di rumah jadi lari ke gunung," kata Agus, tentu saja bercanda.
Agus mengaku sering deg-degan melihat hobi istrinya itu. Ia berniat mengarahkan sang istri agar beralih lari di jalan raya saja. Meski begitu, Agus mengaku, penting bagi suami istri, masing-masing punya hobi yang berbeda. "Enggak seru kalau hobinya sama. Di luar, di dalam rumah yang diomongin nanti sama," lanjut aktor yang paling diingat akan perannya di sinetron Para Pencari Tuhan.
Dulu, ketika baru menikah, Agus dan Anggia juga hobi main bilyar di ruangan yang terletak dekat pantry. Kadang-kadang mereka mengundang teman-teman untuk ikut main bersama. "Jagoan istri saya kalo main bilyar. Sekarang, saya mending main PS saja, ha-ha-ha," kata Agus.
Di rumah, keluarga ini paling suka bercengkerama di ruang yang menghadap dinding kaca atau di ruang keluarga yang menghadap ke televisi. Tidak ada sekat antar-ruangan. Masing-masing hanya ditandai dengan lantai yang berbeda. Ini salah satu tabrak unsur yang disukai Agus dalam menata interior rumah. Misalnya, di ruang keluarga yang dekat dengan dinding kaca, lantainya dihiasi marmer. Setelah itu, ruang di sebelahnya ditutup lantai kayu yang pada titik-titik tertentu diberi kaca berbentuk lingkaran sebagai akses sinar bagi ruang di bawahnya, yakni foyer.
Antara lantai marmer dan kayu dibatasi dengan keramik bermotif sulur flora sebagai transisi. Setelah itu, ruang keluarga di dekat televisi kembali berlantai marmer. Ruang makan dan pantry di sebelahnya berlantai motif kayu dari vinyl. Begitu pula dengan dinding. Salah satu dinding di ruang keluarga dihiasi batu-batu alam yang biasa dipakai pada dinding luar rumah dan kemudian disusun secara horizontal (susun sirih).
Dinding bagian luar rumah dan foyer dilapisi batu bata biasa. Hasil pembakaran yang membuat warna batu bata bervariasi, mulai dari merah hingga kehitaman, yang memang sengaja dicari untuk memperkaya nuansa. Foyer dibatasi pintu utama dari kaca yang dipasang miring.
Pintu kaca membuat ruangan tidak terkesan sempit dan gelap. "Semula pintunya dari gebyok. Tapi, kata orang, kita enggak tahu, dulu gebyok itu dari rumahnya penjahat atau orang baik, jadi lebih baik kalau rumah baru pakai pintu baru saja," kata Agus, yang tinggal di rumah ini sejak menikah tahun 2005.
Pintu utama rumah semula dua, yakni yang dapat diakses lewat tangga di depan rumah dan yang terletak di samping. Namun, kemudian diputuskan pintu di samping yang dijadikan pintu utama. "Kata orang kalau pintu utamanya dua, nanti istrinya dua. Jadi, oleh istri saya, langsung dibikin pintunya satu saja, yang di samping. Tangga depan tidak difungsikan lagi," ungkap Agus sambil tertawa.
Agus hobi membaca buku, seperti Rabindranath Tagore dan Leo Tolstoy. Namun, akhir-akhir ini ia semakin sulit mencari waktu untuk membaca. Banyak buku yang sudah dibelinya belum sempat dibuka.
Tempat favoritnya membaca adalah sofa merah di ruang keluarga, kursi di lantai mezzanine antara lantai dua dan lantai tiga tempat kamarnya berada, atau di dekat kolam ikan yang dibuat di lantai dua. "Membaca penting banget untuk aktor karena menumbuhkan daya imajinasi," kata Agus.