Dalam sebuah liputan jurnalistik, sering terjadi sebuah acara diliput oleh sangat banyak wartawan sekaligus. Dalam hal fotografinya, tantangan seorang jurnalis foto adalah membuat foto yang berbicara, tetapi bisa berbeda secara visual dengan karya rekannya yang lain.
Klik kali ini akan menyoroti dua kejadian dengan membandingkan foto-foto headline dari beberapa surat kabar.
Kasus pertama adalah empat headline surat kabar Indonesia pada 3 Desember 2015 yang memberitakan pemeriksaan Menteri ESDM Sudirman Said oleh Majelis Kehormatan Dewan di Gedung DPR. Empat surat kabar bisa membuat foto yang betul-betul berbeda, dan masing-masing punya kekuatan visualnya.
Akan tetapi, bandingkan dengan kejadian pada 4 Januari 2012. Headline empat surat kabar yang kita bahas kali ini menampilkan tiga surat kabar yang memasang foto sama persis, sedangkan satu surat kabar berbeda, tetapi memang fotonya jadi kurang kuat untuk kasus yang dibahasnya.
Kasus edisi 4 Januari 2012 itu adalah datangnya ratusan pasang sandal sebagai dukungan untuk seorang anak yang kemungkinan menjalani hukuman berat dalam kasus tuduhan mencuri sepasang sandal.
Pada kasus 3 Desember 2015, varian foto bisa terjadi karena memang tidak ada adegan yang sungguh kuat yang bisa mewakili peristiwa. Sementara pada kasus 4 Januari 2012, ada satu titik di mana mata fotografer yang terlatih langsung melihat kekuatan visualnya.
Adegan dari arah atas yang menampilkan banyak sandal dengan latar bawah para anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu merupakan adegan klasik yang tentu menempel di benak siapa pun yang banyak melihat foto. Adegan itu sungguh template yang lugu, tetapi kuat.
Apakah ketiga surat kabar yang memuat foto identik itu "bersalah"? Tentu tidak, karena saat perencanaan halaman dilakukan, sang redaktur foto tentu tidak bisa tahu persis foto apa yang akan dipakai surat kabar lain.
Dalam kasus ini, "kesalahan" bisa dibebankan kepada fotografernya yang minim ide. Dalam dunia fotografi jurnalistik, kreativitas akan terjadi kalau sang fotografer punya banyak contoh foto dalam benaknya. Seorang fotografer yang kreatif selalu punya alternatif dalam memotret adegan-adegan klise.
Bisa dikatakan, kreativitas itu meniru dari memorinya sendiri. Makin banyak seorang fotografer melihat dan mengingat foto-foto menarik, dia akan makin kreatif karena contoh sebuah foto hiburan bisa saja dipakai sebagai rujukan memotret foto politik, misalnya.
Ingin menjadi fotografer kreatif? Banyak-banyaklah melihat dan memikirkan foto yang melimpah di berbagai media massa....