Sama-sama sibuk manggung, Hatna Danarda atau Arda, dan istrinya, Tantri Syalindri Ichlasari, menjadikan rumah sebagai jeda. Ketika di rumah, mereka menjadi manusia biasa yang jalan-jalan ke pasar, ke kebun binatang, atau seharian bermain bersama sang buah hati, Kara. Mereka tak ingin kehilangan masa-masa pertumbuhan Kara. Berada di rumah berarti saat bercanda bersama Kara.
Bermain gim untuk menghilangkan penat.Siang itu, Senin (4/12), Kara, yang bernama lengkap Karanada Medina Tanarda, baru saja bangun tidur. Matanya masih sembap dan masih malas menatap orang lain. Hari ini sedianya hari istirahat karena sehari sebelumnya baru saja pulang dari Jepang. Begitu Tantri menyerahkan Kara kepada suaminya, Arda, Kara langsung ceria dan mengoceh. Mereka bertiga lalu bercanda ria.
Ini adalah masa jeda mereka di tengah kesibukan masing-masing sebagai anak band. Arda sudah tujuh tahun menjadi vokalis Naff, sementara Tantri menjadi ikon lady rocker sekaligus vokalis band Kotak. Jadwal manggung keduanya termasuk padat. Tantri bisa tujuh sampai sepuluh kali manggung dalam sebulan. Jika tidak dibatasi, bisa jadi dia bersama Kotak manggung tiga kali sehari.
Tantri membatasi jadwal manggung agar bisa menikmati masa jeda itu meskipun kadang masih sulit, terutama saat manggung di luar kota atau luar pulau yang perjalanannya saja bisa seharian. "Kadang sore atau malam hari baru sampai rumah," kata Arda.
Karena itu, hari itu mereka ingin seharian bersama sebagai hari jeda. Untuk sementara, telepon seluler diabaikan dulu. "Saya ingin menjadi teman bagi anak saya. Ingin melihat dia tumbuh," kata Arda menjelaskan tentang masa-masa emas ketika berkumpul dengan anak dan istrinya.
Ketika bercengkerama atau melihat segala tingkah anaknya, Arda merasa ada kemerdekaan. Pada titik itulah energi kreatif kerap datang. Dia mengungkapkan satu momen ketika Tantri tengah menyuapi Kara makan zukini. Melihat Kara yang agak susah makan, Arda lalu memberi sugesti dengan bersenandung, "A...a.a.a, zukini enak. A...a.a.a, zukini enak."
Senandung itu kerap diulang Arda setiap kali Tantri menyuapi Kara. Arda lalu berpikir ini bisa menjadi bahan lagu. Setelah diolah jadilah lagu berjudul "A-A-A-A-A" yang dirilis di bawah label Warner Music Indonesia pada Agustus 2017. Lirik lagu ini berisi perjalanan batin Arda yang akhirnya menemukan separuh jiwanya, Tantri.
Lagu ini dapat dinikmati di Spotify, iTunes, dan Joox. Lagu ini juga sempat duduk di posisi kelima tangga lagu di Joox, layanan musik streaming. Di Iradio Network sempat menduduki posisi kedua. Berarti "A-A-A-A-A" cukup diminati pendengar.
Ruang inspirasi
Ruang inspiratif tadi berada di ruang tamu. Ini ruang paling istimewa bagi Arda dan Tantri. Arda betah berlama-lama duduk di salah satu kursi di pojok di ruang tamu itu sambil melihat ke halaman belakang. Dia sengaja membatasi ruang tamu dan halaman belakang dengan pintu yang hampir semuanya berupa kaca kecuali bingkainya.
Di halaman belakang itu terdapat kolam kecil dan halaman dipenuhi rumput yang tertata rapi. Halaman itu dipagari tembok yang berbatasan dengan kebun milik warga. Tak jarang, di kebun itu hinggap beragam jenis burung, seperti kutilang, prenjak, dan burung gereja.
Dari tempatnya duduk, Arda bisa leluasa melihat burung-burung dari kebun warga itu turun ke halaman mencari makanan. Biar burung-burung tadi makin betah, Arda menyiapkan makanan burung di sana. Menyaksikan gerak-gerik lincah dan suara-suara burung melahirkan kedamaian tersendiri.
"Saya paling senang sore dan pagi. Pergantian sore ke malam seperti sakral. Cahaya berubah keemasan ditambah pemandangan hijau dan suara gemericik air. Wah, sudah happy banget," kata Arda menjelaskan.
Di ruang tamu itu juga terdapat lemari berisi televisi beserta seperangkat Play Station dan Nintendo. Ketika belum dikaruniai buah hati, Arda kerap menghabiskan waktu berjam-jam bermain Play Station ataupun Nintendo. Jika tidak, dia mengajak Tantri menonton berdua. Sekarang sering kali menonton bertiga.
Di seberang lemari tadi, tertata perangkat dapur. Bagi Arda, dapur itu tempat interaksi paling santai dan cair. Siapa saja yang datang ke rumahnya, dia silakan untuk masak mi atau menyeduh kopi. Setelah itu dilanjut ngobrol bebas di sofa atau di halaman belakang.
Ada kalanya Arda atau Tantri ingin lebih serius duduk merenung atau bermain gitar untuk mencipta lagu. Untuk itulah, mereka menyediakan ruang kecil berukuran sekitar 9 meter persegi yang mirip studio. Arda menyebutnya ruang kreasi.
Ketika pintu ditutup, ruangan ini sangat tenang dan hanya desir angin dari penyejuk suara yang terdengar. Meskipun tidak selalu berhasil menciptakan karya, ruangan ini cukup membantu Arda berkreasi.
Dekat pasar
Rumah mereka berada di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan. Rumah berlantai dua dan bergaya modern dengan sentuhan arsitektur tropis dan tradisional itu berdiri di atas lahan 132 meter persegi. Arda meminta bantuan Karaya.id untuk mendesain rumahnya.
Suasananya sangat tenang. Sepanjang siang itu, sama sekali tak terdengar suara kendaraan bermotor melintas padahal jaraknya hanya sekitar 150 meter dari jalan raya. Ini membuat mereka semakin betah.
Yang juga bikin kerasan, rumah ini berada tak jauh dari Pasar Timbul, hanya sekitar 3 kilometer. Pasar tradisional menjadi semacam sumber energi tersendiri, baik bagi Arda maupun Tantri. Bagi mereka, pasar tradisional menjaga mereka tetap menjadi manusia. Tantri rutin ke pasar tradisional bertemu dengan para pedagang yang wajahnya tak pernah mampir salon kecantikan. Menebar senyum kepada pria-pria paruh baya penjual daging atau ikan. Menawar harga. Juga ikut berbecek-becek.
"Ke pasar itu murah dan komplet, tetapi esensinya itu ketemu sama orang-orang yang real, tanpa basa-basi. Apa, ya, lebih human. Kalau pasar itu modern itu kurang kotor, ha-ha-ha," kata Tantri yang doyan masak ini.
Siang itu, Tantri, Arda, dan Kara berkumpul dan bercanda. Tantri dan Arda tampak bahagia melihat pertumbuhan Kara yang berusia 19 bulan itu. Tingkahnya yang lucu dan ocehannya membuat keduanya betah berlama-lama di rumah.
Di salah satu dinding ruang tamu tempat mereka bercengkerama tadi terdapat papan kayu bercat hitam bertuliskan, "House rules: love each other, laugh a lot, never give up, be respect, keep our promises, tell the truth, do what you love."
Tampaknya aturan di rumah itu berjalan dengan baik. Mereka menjaganya dan itu tecermin saat bercanda bersama Kara.