Jalan Bugar Sophia
Olahraga dengan didukung nutrisi yang baik pula yang memampukan Sophia untuk terus bugar. Ia bahkan masih punya energi lebih untuk bergerak dalam berbagai kegiatan sosial, terutama terkait isu pemberdayaan perempuan dan kekerasan seksual. Sophia, antara lain, turut mendirikan gerakan Selamatkanibu dan mendirikan Yayasan Lentera Sintas Indonesia untuk mendukung penyintas kekerasan seksual.
Namun, ketertarikan utamanya memang tetap pada pencegahan penyakit dengan olahraga dan membuat kualitas hidup menjadi lebih baik. ”Kita percaya, gaya hidup yang sehat jadi kunci mencegah penyakit. Sering kali kita menyepelekan kesehatan untuk kerjaan atau senang-senang. Lupa, kalau itu semua enggak ada artinya kalau kita sendiri enggak bugar atau enggak sehat,” kata Sophia yang menguasai beberapa bahasa, termasuk Jerman, Korea, dan Belanda ini.
Ditemui di Klinik MediFit, Sophia yang menjadi manajer di klinik tersebut segera menunjukkan alat-alat olahraga yang digunakan sebagai resep sehat. Berbeda dengan klinik kesehatan lain, pasien memang tidak akan menerima resep obat, tetapi resep olahraga di bawah supervisi terapis dan dokter.
Berbeda dari sekadar nge-gym di pusat kebugaran, alat-alat olahraga yang disediakan di MediFit memang didesain khusus untuk pasien dengan keluhan seperti cedera olahraga atau obesitas. Pasien dengan cedera lutut hingga mereka yang memakai kursi roda pun bisa berlatih kardio dengan alat-alat yang ramah penyandang disabilitas.
Mereka yang cedera leher juga bisa memanfaatkan olahraga dengan alat yang tidak melibatkan pemanjangan otot leher. ”Ada alat yang bisa melatih otot tanpa pemanjangan otot. Tapi melawan beban. Tanpa tambah risiko berbahaya. Bukan hanya untuk olahraga, tapi benar-benar untuk kebugaran dan kesehatan. Semua terukur dan ada parameternya. Semua berdasarkan evidence- based,” ucapnya.
Perilaku manusia
Ingin terus membagikan gaya hidup sehat, Sophia tak lantas hanya berkutat di klinik bagi pasien yang umumnya dari kelas menengah ke atas. Ia pun sempat terjun sebagai koordinator proyek Indonesia SeGar yang merupakan kampanye publik terkait pentingnya olahraga bagi masyarakat umum. ”Harusnya gaya hidup aktif ini enggak jadi barang mewah. Harusnya hak hidup sehat jadi bagian dari hak asasi manusia,” katanya.
Lewat Indonesia SeGar yang merupakan kerja sama pihak swasta dengan pemerintah ini, Sophia terlibat dalam gerakan mengaktivasi taman-taman kota di Jakarta dengan menambah fasilitas olahraga sederhana yang bisa dipakai siapa pun. Alat-alat latihan beban yang dipasang cuma-cuma di taman-taman kota hingga sekarang masih bisa diakses oleh masyarakat umum.
Tak hanya di bidang olahraga, Sophia juga mendirikan gerakan @selamatkanibu yang berusaha mengedukasi masyarakat tentang tingginya kematian ibu. Bentuk kegiatannya, antara lain, berupa penyuluhan gratis dengan biaya subsidi silang dari seminar berbayar. Bergaul dengan komunitas yang peduli perempuan, ia terlibat lebih jauh lagi pada isu kekerasan seksual dengan turut mendirikan Yayasan Lentera
Sintas Indonesia.
”Kami vokal bahwa kekerasan seksual menjadi salah satu bentuk kejahatan dengan efek trauma. Kami sepakat memfasilitasi penyintas untuk bertemu. Supaya mereka enggak merasa sendirian. Kami dorong mereka melewati perjalanan pemulihan sendiri, tapi tetap ada kami yang mendengarkan, menyediakan ruang aman untuk mereka bercerita dan merasa didukung,” kata Sophia yang juga menjabat Ketua Public Awareness untuk kampanye #MulaiBicara.
Dari pertemuan yang diadakan setiap bulan sekali, lingkup yang diperjuangkan menjadi semakin lebih luas. Mimpinya adalah menjadikan kota dan negara sebagai tempat yang ramah bagi korban kejahatan seksual. Masyarakat harus turut membantu dan mendengarkan tanpa menyalahkan. ”Ketika terjadi kekerasan, tidak ada yang takut untuk melaporkan atau bercerita karena lingkungan sudah aman, nyaman, dan tidak menghakimi, bersahabat bagi penyintas,” kata
Sophia.
Sophia mengaku selalu tertarik pada ilmu perilaku manusia. Sebagai perempuan, Sophia merasa ingin berkontribusi untuk perempuan Indonesia. Berlatar belakang keluarga yang sangat multikultural: ayahnya keturunan Belanda-Jawa, sedangkan sang ibu dari Korea, ia kemudian mendapat pendidikan yang berbeda di lingkungan keluarga. Ketika masih kecil, misalnya, ia sudah diajarkan tentang pengetahuan seks. ”Itu sebuah kemewahan dibandingkan dengan teman sebaya. Akhirnya mulai tertarik ke isu perempuan dan jender,” ujarnya.
Tidak instan
Tumbuh besar di keluarga yang tidak mengakrabi budaya olahraga, pelajaran olahraga hanya diperoleh di bangku sekolah. Masalah mulai timbul ketika ia lulus dokter umum dan tidak mampu hidup optimal karena migrain yang mengunjunginya 2-3 kali dalam sebulan. Setiap kali menderita sakit kepala hebat, ia tak bisa beraktivitas selama 2-3 hari.
”Hampir setiap hari saya minum obat. Saya merasa kontrol hidup tergantung banget apakah hari itu minum obat. Masalahnya bukan obatnya. Tapi, enggak punya kontrol hidup. Kemandirian hilang karena obat. Enggak menikmati hidup. Tergantung banget sama jadwal minum obat. Saya enggak happy saja,” kata Sophia.
Perubahan mulai datang ketika ia berolahraga rutin. Sakit kepala berangsur mulai berkurang dan kualitas hidupnya pun berubah. Keluhan nyeri tak lagi mengontrol hidup. ”Kita percaya bahwa sesuatu yang long lasting, tidak bisa didapat dengan instan. Olahraga tidak bisa menggantikan obat, tapi di luar itu paling tidak memperbaiki gaya hidup jadi lebih sehat,” kata Sophia.
Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat, dokter spesialis kedokteran olahraga semakin menjadi tempat rujukan. Apalagi, banyak kasus seperti orang-orang yang aktif olahraga lalu malah terkena serangan jantung atau keluhan nyeri dada. Keinginan olahraganya memang baik, tapi banyak sekali yang tidak mengimbangi dengan keinginan mencari tahu risiko kesehatannya. Ketika seseorang memulai olahraga, ia harus benar-benar tahu risiko kesehatannya terlebih dulu sehingga semuanya jadi terukur dan teratur.
”Kita juga sekarang bicara the next level of health adalah fit. Tidak hanya sehat, tapi juga bugar. Itu yang mungkin banyak dari kita belum sadar. Yang penting sehat. Tapi, ada berapa banyak keluhan nyeri yang diabaikan? Kalau bilang kualitas hidup, tidak hanya bebas dari sakit tapi bugar dan mampu melakukan aktivitas sehari-sehari secara optimal,” kata Sophia.
Kesadaran tentang pentingnya kebugaran ini dimulai dari pengalaman pribadi. Sophia memutuskan mengambil spesialisasi kedokteran olahraga pada masa ketika gaya hidup aktif belum menjadi tren seperti sekarang. Ketika ia lulus kedokteran umum, olahraga belum menjadi sesuatu yang dianggap keren banget. Pada masa itu, belum ada orang yang membanggakan perolehan medali lari maraton atau bersepeda melintas gunung.
Berolahraga, bagi Sophia, merupakan waktu untuk memanjakan diri sendiri. Salah satu cara untuknya mencintai diri adalah dengan memastikan bahwa tubuhnya bugar, makan berimbang, dan aktif berolahraga. Selain rutin berolahraga tiga kali dalam sepekan bersama seluruh timnya di klinik, Sophia juga masih menyediakan waktu untuk menghirup udara segar di taman kota di sekitar rumahnya, seperti Taman Suropati dan Taman Menteng.
Di waktu luang, ia pun menambahkan meditasi agar lebih punya kesadaran tentang keberadaan dirinya sendiri. Kebahagiaan hidupnya cukup sederhana, yaitu ketika bisa menikmati waktu luang bersama suami atau sekadar jalan-jalan sore bersama dua anjing lucunya. ”Olahraga sudah bagian dari gaya hidup. Itu resep bahagianya,” kata Sophia sambil tertawa.