Seruput Teh Senja Hari
Solusinya, sang Duchess lantas menyediakan seteko penuh teh dan camilan-camilan ringan untuk dia nikmati sendiri secara diam-diam di ruang pribadinya di Woburn Abbey. Belakangan, dia memberanikan diri mengundang kenalan-kenalan dekatnya untuk ikut menemani. Secara mengejutkan, hal itu justru disukai dan malah menular.
Akibatnya, sebuah tren baru di kalangan bangsawan dan sosialita kala itu bahkan menjalar hingga ibu kota London. Para sosialita dan bangsawan saling undang di antara mereka untuk bersama-sama menikmati sore hari dan bahkan ditambah aktivitas berjalan-jalan santai mengitari taman di kastil atau puri mereka yang indah.
Kegiatan itu menjadi resmi setelah Ratu Victoria ikut menyelenggarakannya. Setelah diformalkan, acara minum teh sore hari digelar pukul 16.00 hingga 17.00 dan diikuti ratusan orang. Mereka dibebaskan untuk datang dan pergi di antara waktu ngeteh itu. Acara bersosialisasi itu bahkan menjadi semacam cara untuk ”naik jenjang” pergaulan di kalangan para bangsawan wanita.
Pilihan ”chef” Quinn
Meski mungkin tidak serumit awal mula sejarahnya, aktivitas afternoon tea juga bisa dinikmati bahkan di Tanah Air saat ini. Beberapa tempat, terutama hotel-hotel bintang lima di ibu kota Jakarta, juga menyediakan tempat bagi mereka yang ingin mencoba dan mengalami sendiri sensasi keceriaan aktivitas menyeruput teh di sore hari ini. Salah satu yang terbaik adalah yang disajikan Peacock Lounge di Hotel Fairmont.
Selama sebulan terakhir sejak awal Desember tahun lalu, tempat ini menggelar tema ”Around the World Festive Afternoon Tea” yang dirancang dan dengan beragam pilihan pastry khusus oleh chef terkenal, Farah Quinn. Atas undangan Peacock Lounge, kami berkesempatan mencicipi sejumlah sajian, yang juga dipresentasikan secara unik dan menarik, Jumat (5/1) sore, dengan ditemani oleh chef tuan rumah, Farid.
Ada beragam jenis teh disajikan di Peacock Lounge dan bisa dipilih oleh para penyeruput teh sore. Mulai dari jenis teh hijau, teh bebas kandungan theine (rooibos), teh putih, atau teh biru, masing-masing juga masih dengan beberapa varian pilihan.
Menurut Cindy Yuwono dari Marketing Communication Hotel Fairmont, kebanyakan tamu yang datang menggemari teh jenis pai mu tan yang lembut atau jenis lung ching yang beraroma sedikit lebih kuat dibandingkan pai mu tan. Namun, bukan sekadar teh yang menjadi sajian utama dalam aktivitas menyeruput teh sore hari di lounge ini.
Sejumlah pastry cantik dan lezat pilihan chef Quinn juga menjadi ”bintang” di kegiatan ramah-tamah kali ini. Kue-kue pastry berpenampilan cantik sampai-sampai terasa sayang untuk dimakan itu juga disajikan dengan cara yang unik.
Alih-alih menggunakan piring-piring saji yang biasanya disusun, Peacock Lounge menggunakan kotak berbentuk lemari mini lengkap dengan tiga laci. Pada bagian atas lemari berlaci mini tersebut diletakkan enam macam kue pastry berpenampilan memesona pilihan chef Quinn.
Beberapa kue mengadaptasi camilan lezat dalam negeri, macam kue bay tat asal Bengkulu, tempat kelahiran sang chef, kek pandan dengan kacang pistachio yang merupakan interpretasi sang chef terhadap kue talam, serta kue pai ala Amerika, namun berbahan baku isi olahan daging ubi cilembu.
”Ada banyak kue asli Indonesia yang bisa dibuat dan disajikan dengan cara Eropa atau ala pastry Perancis. Seperti tema kali ini, chef Quinn menghadirkan kue bay tat asal Bengkulu, yang khas terkenal dengan isian olahan buah nanasnya, atau kue gulung teh hijau jepang dengan isian ogura, yang cita rasa dan proses pembuatannya berasal dari kue talam. Intinya, membuat dan menyajikan kue-kue tradisional tadi menjadi hidangan pastry yang elegan,” tutur chef Farid.
Sementara beberapa jenis pastry lain berasal atau terinspirasi dari kue-kue manis sejumlah negara, seperti peru alfajores, puding malva afrika selatan, kek (cake) gulung teh hijau jepang dan ogura, kek medok georgia, dan juga pastry khas andalan Peacock Lounge untuk sajian teh sore, mandarin orange chocolate dengan cokelat berkadar 70 persen yang dibuat dari biji buah cokelat asal Bali.
Cita rasa mandarin orange chocolate itu sendiri lumayan mengejutkan lantaran rasa asam dari selai isian jeruk mandarin seolah bertumbukan dengan rasa sedikit pahit cokelat 70 persen, ditambah samar-samar rasa manis, saat suguhan manis tersebut dilumat masuk ke dalam mulut.
Tak lupa pula disajikan roti jenis scones, yang mulai abad ke-20 menjadi salah satu bagian utama hidangan teh sore. Roti asal Inggris ini disajikan dan cocoknya dinikmati saat masih panas dengan pelengkap beberapa jenis selai, seperti lemon, rasberi, serta krim bercampuran madu, mentega, dan kayu manis. Menurut chef Farid, roti scones yang disajikan di Peacock Lounge kali ini berbahan baku labu.
Lebih lanjut, tak elok kiranya membicarakan ritual ngeteh sore tanpa menyinggung hidangan utama yang sekaligus menjadi ciri khas afternoon tea, bahkan sejak sang Duchess of Bedford menciptakannya. Sajian itu berbentuk roti sandwich dengan beragam isian seukuran sekali caplok (light bite). Roti-roti sandwich ditempatkan di laci kedua. Beberapa di antaranya american grilled cheese with tomato vinegar, italian caprese salad with balsamic caviar, cured beef on french baguette and figs jam, dan boston lobster roll with squid ink brioche.
Jika masih panjang bahan obrolan dan masih luang waktu bercengkerama, masih tersedia sajian camilan gurih (savoury bites) yang lumayan menggugah selera, seperti turkey voi au vent with fresh herbs yang kaya rasa manis, sedikit asam, dan gurih olahan daging kalkun di dalam puff pastry, juga ada olahan hati angsa terkenal khas Perancis, french foie gras cromesuis yang seolah lumer saat dimakan panas-panas.
Para penggemar makanan gurih atau gorengan juga dipastikan bakal suka saat mencicipi hidangan savoury bites selanjutnya, berliner duck with thai curry sauce yang berbahan utama daging bebek masak confit atau metode memasak dengan minyak bersuhu rendah selama beberapa jam. Selain itu, masih ada salmon cake with horseraddish cream yang rasa daging ikan salmonnya sangat dominan.
Walau dalam potongan dan ukuran kecil-kecil, beragam hidangan kue, pastry, sandwich, dan scones itu lumayan mengenyangkan, bahkan ketika semua sajian itu dihidangkan untuk porsi dua orang.
Yang pasti, obrolan diyakini mengalir lancar sambil mulut tak henti pula mengudap sajian-sajian lezat dengan penampilan cantik. Tak terasa sore hari pun berlalu dengan cepat.