Stockholm
Pukul 10.30Royal Palace
Ruang Treasury yang berada di bawah tanah Royal Palace, atau harus menuruni 55 anak tangga dari lantai dasar, memamerkan barang-barang kebesaran milik raja dan ratu Swedia, seperti mahkota yang terbuat dari emas dan berlian, tongkat emas, dan berbagai pedang, salah satunya peninggalan Raja Gustav III.
Kemudian, gedung utama di kompleks itu dinamakan The Royal Apartments. Gedung tiga lantai itu, tidak hanya menjadi kediaman resmi raja Swedia, tetapi juga menjadi tempat raja menjamu tamu kehormatan dalam setiap acara kenegaraan.
Di sisi paling selatan dari The Royal Apartments adalah The Hall of State. Ruangan itu adalah aula besar yang sejak abad ke-18 menjadi tempat upacara penobatan takhta raja dan ratu, lengkap dengan kursi singgasana yang berwarna perak. Hingga 1975, raja mengadakan acara makan malam dengan para anggota parlemen pada setiap pembukaan masa sidang di bulan September setiap tahun.
Jangan ketinggalan pula menyaksikan proses pergantian penjaga istana pada pukul 12.05. Proses itu berlangsung di halaman terbuka yang dikelilingi kompleks Royal Palace.
Pukul 13.00Museum Nobel
Museum Nobel hanya berjarak 5 menit dengan berjalan kaki dari Royal Palace. Museum ini berada tepat di jantung Gamla Stan dan sebelumnya merupakan bekas gedung bursa saham Swedia.
Di dalam museum, pengunjung dapat melihat profil dan capaian para penerima Nobel. Museum ini juga menyediakan tempat duduk dan meja baca untuk membaca karya-karya para penerima Nobel bidang sastra, di antaranya Gabriel Garcia Marquez, Wole Soyinka, dan Orhan Pamuk. Di meja disediakan pula sejumlah kertas dan pensil yang dimaksudkan untuk mencatat kutipan menarik dan inspiratif dari buku yang kita baca.
Di museum yang dibuka sejak 2001 itu, terdapat pula Bubble Chamber yang khusus bagi pengunjung anak-anak. Di dalamnya terdapat ruang nyaman dengan kursi berbusa yang dilengkapi video interaktif untuk memberikan pengetahuan dasar sains.
Pukul 15.30Museum Vasa
Dengan menempuh perjalanan bus wisata sekitar 25 menit dari kompleks Gamla Stan, kita bisa mencapai Museum Vasa yang berada di Pulau Djurgarden. Museum ini menyajikan salah satu kisah sejarah panjang budaya maritim Swedia.
Sebuah kapal kayu tua sepanjang 25 meter menjadi daya tarik utama museum itu. Kapal Vasa dibuat untuk memenuhi ambisi besar Raja Gustav Adolf untuk menguasai wilayah Eropa di awal abad ke-17.
Museum itu terdiri dari tujuh lantai yang mengisahkan sejarah pembuatan kapal, budaya maritim bangsa Swedia pada abad ke-17, simulasi dek kapal, investigasi penyebab kapal karam di perjalanan perdananya pada 10 Agustus 1628, serta upaya evakuasi kapal dari dasar Laut Baltik yang dilakukan pada 1961.
Pukul 17.30Hotorget Sergel Ur
Tidak lengkap rasanya ketika berada di suatu kota tanpa berkunjung ke pasar tradisional. Berjalan kaki dari Museum Vasa sekitar 30 menit, kita dapat mencapai wilayah Hotorget, yang menjadi lokasi pasar tradisional di salah pusat bisnis Stockholm. Jangan khawatir, meskipun hari telah gelap, masyarakat Stockholm gemar berjalan kaki untuk mencapai lokasi tujuan, jadi kita tidak akan sendirian.
Pasar tersebut terdiri dari ratusan kios tenda yang menjual berbagai macam barang, mulai dari sayur-mayur, buah-buahan, aneka cokelat dan permen, seragam tim sepak bola, perlengkapan perjalanan, hingga berbagai macam bunga.
Mayoritas penjual di pasar itu berasal dari Asia Selatan, seperti Pakistan dan Bangladesh. Seperti pasar pada umumnya, pembeli bisa melakukan tawar-menawar dengan para pedagang. Contohnya, satu buket bunga mawar yang dihargai 25 krona Swedia (Rp 40.200), bisa dibawa pulang dengan harga 15 krona Swedia (Rp 24.000).
Pukul 19.00Kungstradgarden
Untuk melengkapi nuansa musim dingin, paling tepat dilakukan dengan berseluncur es luar ruangan. Tempat seluncur es itu berada di tengah taman yang bernama Kungstradgarden dan beroperasi mulai pukul 09.00 hingga 21.00. Bagi yang tidak membawa sepatu khusus, bisa menyewa sepatu luncur dan helm dengan harga 60 krona Swedia (Rp 96.200) untuk dewasa dan 30 krona Swedia (Rp 48.100) untuk anak-anak.
Setelah lelah dan menggigil selesai berseluncur es, patut mencoba minuman khas musim dingin Swedia, yaitu glogg. Minuman itu terdiri dari campuran anggur, jahe, kapulaga, dan kayu manis. Untuk meminum secangkir glogg cukup membayar 30 krona Swedia di sebuah toko kaki lima di sisi arena seluncur es. Apabila ingin melengkapi dengan kue jahe bisa menambah 20 krona Swedia (Rp 32.200). Mengonsumsi glogg dan kue jahe cukup menghangatkan tubuh setelah seharian menerjang suhu dingin Stockholm.
Pukul 12.00Drottningholm Palace
Menjadi keluarga kerajaan tentu bisa memiliki segalanya. Dari 14 pulau di Stockholm, keluarga raja memiliki satu pulau khusus untuk kediaman pribadi dengan luas 23 kilometer persegi. Pulau itu bernama Pulau Lovon yang sejak 1580 dibangun Istana Drottningholm.
Istana itu awalnya khusus menjadi kediaman musim panas raja-raja Swedia, terutama untuk memenuhi tradisi berburu elk di hutan, tetapi sejak 1981 keluarga kerajaan menjadikan Istana Drottningholm sebagai kediaman utama. Lokasi istana itu sudah di luar pusat kota dan berjarak sekitar 14 km dari kota Stockholm.
Di belakang istana terdapat kebun yang dibangun atas perintah Ratu Hedwig Eleonara pada 1660-an. Pemandangan kebun itu diperindah oleh Raja Gustav III dengan membeli patung-patung dewa-dewi mitologi Yunani dari Italia pada 1950-1960.
Sayangnya ketika saya berkunjung ke sana, kunjungan ke dalam istana sedang ditutup. Alhasil, berjalan di sisi kebun dan tree avenue menjadi peredam lara karena setidaknya masih bisa menikmati keindahan salah satu situs kebudayaan UNESCO itu dengan mata.
Sebelum kembali ke Tanah Air, makan siang khas Swedia menjadi penutup perjalanan di Stockholm. Sejumlah restoran lokal di sekitar Istana Drottningholm bisa menjadi pilihan untuk mencicipi makanan tradisional. Salah satunya sup ikan kod dan salmon atau disebut fiksgryta. Sup ikan itu disantap bersama kentang rebus dan mayones. Satu porsi fiskgryta dijamin mampu mengatasi perut keroncongan setelah berkeliling di kompleks kediaman keluarga kerajaan Swedia. Tack, Stockholm.