Berbagi lewat 946
Kecintaan pada Vespa melahirkan Vespa 946 Owners Club Indonesia. Vespa seri 946 yang termasuk kategori mahakarya dan terbatas itu menjadi media yang mempertemukan individu-individu dengan latar belakang beragam dalam ikatan persaudaraan baru sekaligus menjadi jalan untuk berbagi kepada para pencinta Vespa di mana pun mereka berada. Satu Vespa sejuta saudara!
Adalah Aditya Murthiawan yang menginisiasi lahirnya Vespa 946 Owners Club Indonesia. Ide itu muncul tiga tahun lalu, didorong rasa penasaran karena setiap kali mengendarai Vespa 946 miliknya, Aditya nyaris tak pernah berjumpa dengan pengendara Vespa seri 946 lainnya.
”Saya beli seri 946 tahun 2013. Tapi setiap kali riding, di lampu merah, selalu ditanya, motor apa, nih, Mas. Banyak yang enggak tahu. Lama-lama saya mikir, mungkin saking langkanya, ya. Gimana kalau bikin klub aja, jadi saya bisa share motor ini ke penikmat Vespa lainnya,” ujar Aditya, Presiden Vespa 946 Owners Club Indonesia, saat dijumpai, Sabtu (13/1) pagi, di Jakarta Selatan. Hari itu, sejumlah anggota Vespa 946 Owners Club Indonesia bertemu untuk riding dan kumpul-kumpul.
Keheranan Aditya itu sebenarnya amat beralasan. Vespa seri 946 adalah salah satu seri yang masuk kategori limited (terbatas) karena hanya diproduksi 946 unit untuk pasar di seluruh dunia. Tiap negara mendapat jatah terbatas, begitu juga Indonesia.
Meski diproduksi terbatas, seri 946 menjadi salah satu seri ikonik karena menggunakan nama 946 yang mengacu pada tahun Vespa meluncurkan produk pertamanya, yaitu tahun 1946. Tepatnya April 1946.
”Jadi, Vespa 946 yang sekarang ini seolah-olah di-rebuild seperti Vespa yang dibuat tahun 1946 itu. Karena hanya dibuat 946 unit di seluruh dunia, setiap motor ada serial number-nya,” kata Antonius Krustiantoro.
Dari sisi desain, meski tampak futuristik dengan fitur-fitur modern, 946 justru dibuat handmade di Italia, negara asal Vespa. ”Bodinya dicetak pakai mesin, tapi sisanya pakai tangan. Salah satunya proses jahit sadel yang dilakukan ibu-ibu di Italia,” ujar Aditya.
Tak heran jika kemudian harga produk masterpiece tersebut cukup tinggi. Dari empat model 946 yang ada, yaitu Ricardo Italiano, Bellissima, Emporio Armani, dan Red, yang dikhususnya untuk penggalangan dana bagi HIV/AIDS, malaria, dan tuberkulosis, harganya berkisar Rp 150 juta-Rp 200 juta.
Meski begitu, seri 946 tetap diburu para penggemar Vespa. Malahan tak hanya penggemar Vespa, pemburunya juga datang dari kalangan di luar penggemar otomotif, seperti desainer interior. Mereka umumnya tidak memakai Vespa 946 sebagai alat transportasi atau berkendara, namun memperlakukannya sebagai benda seni atau koleksi yang dipajang di ruang tamu, kafe, atau hotel milik mereka.
”Jadi, memang 946 ini agak unik. Kebalikan dari yang seri klasik. Biasanya yang paling tua yang paling dicari dan dikoleksi orang,” kata Aditya.
Mulut ke mulut
Dengan jurus word of mouth, dari mulut ke mulut, Aditya berhasil mengumpulkan 11 pemilik seri 946 untuk bergabung di komunitas yang ingin dia bentuk. Tanggal 6 Desember 2015 menjadi hari lahir Vespa 946 Owners Club Indonesia.
”Enggak mudah juga. Saya ajak satu-satu dengan niat silaturahim, tapi enggak semua mau juga ketika diajak,” kata Aditya.
Saat ini, jumlah anggota Vespa 946 Owners Club Indonesia sudah mencapai 41 orang dengan latar belakang beragam, mulai dari pengusaha, dokter, pemilik sekolah, hingga artis. Kebanyakan anggota berdomisili di Jakarta. Hanya sebagian kecil berada di luar Jakarta, seperti Lampung, Yogyakarta, Bali, dan Bandung.
Anggota yang berdomisili di Yogyakarta, Anas Syahrul Alimi, menuturkan, ”Bagi saya, Vespa 946 itu not just a motorcycle, but a masterpiece of art.”
Secara umum, pengoleksi Vespa garis keras ini cinta mati kepada Vespa karena, baginya, Vespa telah menjadi bagian dari sejarah hidupnya.
”Bapak saya dulu juga naik Vespa. Jadi, kalau denger suara Vespa yang 2 tak, rasanya deja vu zaman saya kecil dibonceng Bapak atau berdiri di depan. Biasanya ikut ke kantor, bahkan pernah keliling ke Kediri, Madiun, sampai Bojonegoro. Kalau dengar suaranya melodius,” tuturnya.
Bersama Vespa 946 Owners Club Indonesia, Anas berkomunikasi dengan anggota lain melalui WhatsApp Group. Selain membicarakan Vespa yang sama-sama jadi kecintaan mereka dengan segala tetek bengeknya, pembicaraan juga merambah ke hal remeh-temeh, seperti humor sehari-hari. Kadang juga merembet hingga transaksi bisnis tertentu.
”Saya seneng. Membumi semua orang-orangnya, meski background-nya macem-macem,” ujar Anas.
Alfred Boediman, salah seorang petinggi di perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, pun merasakan hal serupa. Dia merasa, bergabung di Vespa 946 Owners Club Indonesia membuatnya memiliki teman-teman baru yang hingga kini sudah amat lengket bak saudara.
”Semuanya jadi gampang. Kami perlu apa saja di grup selalu ada yang bisa tolong. Meski awalnya sulit, setelah growing jadi makin enak. Kenal satu sama lain,” katanya.
Kopi darat alias kumpul-kumpul juga sudah pasti. Selain riding di sekitar Jakarta, mereka juga riding ke luar kota. Tri Ratmoko adalah salah satu anggota yang selalu mengendarai Vespa 946 miliknya hingga ke luar kota.
”Kebetulan saya memang senang. Bagi saya, kenikmatan bermotor itu, ya, dinaiki,” kata Tri. Jakarta-Yogyakarta pergi-pulang, bahkan Jakarta-Banda Aceh pergi-pulang, juga dilibas dengan Vespa.
Vespa 946 Owners Club Indonesia juga berpartisipasi di acara-acara yang melibatkan Vespa. Tahun lalu, misalnya, mereka berpartisipasi di acara World Vespa Day yang digelar di
Yogyakarta.
”Kami bawa ke sana 11 unit. Wah, terharu. Ada yang sampai nangis lihat 946 karena enggak pernah lihat sebelumnya. Cuma di internet. Ada juga yang sampai meluk saking pengin lihat. Seri lain sudah pernah lihat,” kata Aditya. Yang antre ingin berfoto pun tak kalah banyak.
Dari situ, tujuan keberadaan Vespa 946 Owners Club Indonesia pun makin kokoh. ”Ini jadi semacam personal CSR (corporate social responsibility) kami. Kami senang Vespa yang kami punya bisa bikin bahagia orang lain. Tujuan kami bikin (komunitas) ini memang buat sharing,” ujar Aditya.
Di sisi lain, membentuk komunitas semacam itu diharapkan bisa menjadi legacy untuk generasi pencinta Vespa. Ini karena saat ini makin banyak Vespa yang ”dibawa” ke luar negeri. ”Sekarang Vespa tahun ’56 sudah susah banget dicari. Banyak yang dibawa bule,” ujar Anton.
Internasional
Setelah diakui sebagai satu-satunya komunitas Vespa 946 di dunia, masih ada hal lain yang ingin diraih Vespa 946 Owners Club Indonesia. Aditya ingin membawa Vespa 946 Owners Club Indonesia ke level internasional.
Ini karena Vespa 946 Owners Club Indonesia telah menjadi benchmark bagi pencinta Vespa 946 di dunia yang ingin membentuk komunitas serupa. ”Sekarang banyak yang hubungi kami. Mereka tanya gimana, kok, bisa bikin komunitas. Gimana soal pengelolaan database-nya. Umumnya memang para pemilik Vespa 946 sulit untuk disatukan, termasuk di Eropa yang menjadi tanah kelahiran Vespa,” kata Aditya.
Untuk itulah, saat ini, baik Aditya maupun anggota lain makin rajin berjejaring dengan para pencinta Vespa 946 di seluruh dunia. Mereka juga aktif menghadiri acara Vespa yang digelar di berbagai belahan dunia, membagi cerita, menjalin persaudaraan baru. Bagi mereka, satu Vespa sejuta saudara.