Berkuda Ria di Branchsto
”Aku ingin naik kuda, Ma,” kata salah seorang anak, Dhifa (6), kepada sang ibu yang mengantarnya. Tak lama kemudian, dengan ditemani seorang karyawan Branchsto, anak perempuan itu sudah naik di punggung seekor kuda poni dan berkeliling ke trek berkuda yang ada di tempat tersebut.
Seusai keliling naik kuda, Dhifa dan tiga saudaranya kembali ke deretan kandang kuda yang ada di bagian belakang kompleks Branchsto Equestrian Park. Di tangan mereka terdapat ember kecil berisi wortel yang merupakan salah satu menu cemilan bagi kuda-kuda di tempat tersebut. Tanpa menunggu lama, anak-anak itu berdiri di depan kandang kuda yang mereka pilih, lalu menyodorkan satu persatu wortel ke kuda-kuda tersebut.
”Anak-anak suka bermain dengan kuda, makanya kami datang ke sini,” ujar Danti (37), ibunda Dhifa, yang pagi itu datang bersama kerabatnya.
Keceriaan anak-anak yang bermain dengan kuda merupakan pemandangan sehari-hari di Branchsto Equestrian Park yang berada di kawasan BSD City, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Meski tempat itu dilabeli sebagai ”Equestrian Park”, Branchsto memang tak hanya menjadi arena latihan equestrian atau ketangkasan berkuda.
”Branchsto menawarkan olahraga berkuda yang dikemas secara fun (menyenangkan),” kata pemilik Branchsto Equestrian Park, Dedy Harianto (39).
Branchsto Equestrian Park mulai beroperasi pada Maret 2016. Awalnya, arena latihan berkuda ini menempati lahan dengan luas sekitar 2.500 meter persegi di daerah Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Namun, mulai Mei 2017, Branchsto pindah ke kawasan BSD City di lahan seluas kira-kira 1 hektar. Secara umum, Branchsto Equestrian Park dirancang dengan desain yang bernuansa modern sehingga jauh dari kesan arena berkuda zaman dulu.
Kompleks bangunan Branchsto Equestrian Park terdiri dari beberapa bagian. Di bagian tengah, terdapat lapangan berukuran 70 meter x 30 meter untuk tempat latihan ketangkasan berkuda. Di sekitar lapangan itu, terdapat dua resto yang sama- sama terdiri dari dua lantai dan sebagian ruangannya dibuat dari kontainer.
Yang membedakan kedua resto itu adalah konsep bangunannya: satu resto didominasi bangunan terbuka, sementara satu resto seluruhnya merupakan bangunan tertutup. Dari kedua resto tersebut, pengunjung bisa melihat aktivitas menunggang kuda yang dilakukan oleh pengunjung lain atau pegawai Branchsto Equestrian Park.
Di bagian belakang Branchsto Equestrian Park, terdapat deretan kandang kuda yang tampak bersih. Saat melihat area tersebut, kami juga tak mencium bau tak sedap karena pengelola Branchsto selalu menjaga kebersihan kandang-kandang itu. Di dekat deretan kandang, terdapat beberapa tempat khusus untuk memandikan kuda.
Keluarga
Sebagai arena latihan ketangkasan berkuda, Branchsto Equestrian Park memang menawarkan program latihan bagi mereka yang ingin berlatih equestrian. Di tempat yang mulai beroperasi pada Maret 2016 itu, para peserta latihan bisa mempelajari aneka jenis ketangkasan berkuda, misalnya lompat rintangan (jumping) dan tunggang serasi (dressage).
Untuk mendukung program latihan, Dedy telah mendatangkan kuda-kuda khusus dari sejumlah negara. ”Total kuda yang ada di sini sekitar 25 ekor. Selain kuda lokal, kami juga punya kuda yang berasal dari Jerman, Spanyol, dan Belanda,” ujar Dedy yang merupakan pehobi olahraga berkuda.
Salah satu kuda andalan Branchsto Equestrian Park adalah Burning, kuda jenis warmblood asal Jerman yang kini berusia sekitar 11 tahun. Burning telah memenangi sejumlah lomba ketangkasan berkuda di Indonesia antara lain peringkat 2 Arthayasa Jumping Year End 2016 untuk kategori Jumping 95 sentimeter (cm) Novice Rider dan kategori 90 cm Novice Rider.
Namun, aktivitas di Branchsto Equestrian Park bukan sekadar latihan ketangkasan berkuda. Sebab, Branchsto juga dirancang sebagai tempat rekreasi keluarga. Karena itu, selain kuda-kuda yang khusus untuk equestrian, ada juga kuda-kuda poni yang cantik dan tubuhnya tak terlalu tinggi sehingga cocok untuk ditunggangi anak-anak. Jalur berkuda untuk anak-anak ini pun didesain secara khusus untuk menjamin keamanan dan keselamatan mereka.
Selain berkuda, tamu yang datang ke Branchsto juga bisa melakukan sejumlah aktivitas lain, misalnya memanah, mengendarai andong atau kereta kuda, dan bertualang dengan motor ATV (all terrain vehicle). Ada juga wahana logtrain atau kereta yang berjalan di jalur yang melayang di atas tanah. Para tamu juga bisa menikmati berbagai jenis kuliner di dua resto yang terdapat di Branchsto Equestrian Park.
”Ketika ada satu keluarga yang datang ke Branchsto, bisa jadi tidak semua anggota keluarga itu suka berkuda. Jadi, anggota keluarga yang enggak suka berkuda bisa menikmati permainan lain atau berwisata kuliner di resto yang ada,” kata Dedy.
Ubah paradigma
Dedy menjelaskan, Branchsto hadir untuk mengenalkan olahraga berkuda kepada masyarakat luas. Selama ini, ia menuturkan, olahraga berkuda kerap dianggap sebagai olahraga untuk kalangan elite karena membutuhkan biaya mahal.
Pada masa lalu, olahraga berkuda memang hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu yang punya duit. Sebab, membeli dan memelihara kuda butuh biaya yang sangat tinggi. Selain itu, di masa lalu, para pemilik kuda juga enggan untuk meminjamkan kudanya kepada orang lain yang tidak memiliki keahlian menunggang kuda.
”Paradigma seperti itulah yang ingin kami ubah. Di Branchsto, semua orang boleh naik kuda, tetapi tentu harus sesuai kapasitasnya,” ujar Dedy.
Selain menyehatkan badan, Dedy mengatakan, olahraga berkuda juga memiliki sejumlah manfaat. Untuk anak-anak, misalnya, olahraga berkuda mengajarkan kasih sayang terhadap makhluk hidup lain serta melatih keberanian, kepemimpinan, dan fokus.
Yang menarik, kata Dedy, Branchsto Equestrian Park juga rutin dikunjungi rombongan anak berkebutuhan khusus. Secara rutin, anak-anak berkebutuhan khusus itu diajak oleh orangtua dan pihak sekolah untuk menunggang kuda di Branchsto karena aktivitas berkuda ternyata bisa menjadi semacam terapi untuk mereka.