Estetika Gigi untuk Senyum Lebar
Estetika gigi demi senyuman lebih lebar juga demi berbagi energi positif supaya menjadi makin besar. Di balik itu, perawatan estetika gigi dengan mengutamakan kesehatan gigi itu berguna bagi setiap lapisan masyarakat.
”Tidak ada gunanya ketika kita merawat gigi untuk keindahan senyuman, tetapi tanpa memedulikan kesehatannya. Kesehatan gigi itu tetap nomor satu,” ujar dokter gigi Astrid Khatalia, SpPros yang berpraktik di Klinik Escalade Dental Care Specialist, Mega Kuningan, Jakarta.
Perawatan estetika gigi menjadi tren masyarakat urban, seperti di Jakarta. Seperti dengan veneer atau melapisi permukaan gigi dengan bahan porselen yang mahal itu. Menurut Astrid, biaya veneer dimulai dari harga Rp 7 juta per satu gigi.
”Perawatan estetika gigi harus ditunjang kenyamanan. Kenyamanan diperoleh dengan perawatan kesehatan giginya,” ujar Astrid.
Sebuah tren
Di Jakarta, menginclongkan gigi menjadi sebuah tren. Cara yang paling mutakhir akhir-akhir ini, antara lain, adalah dengan teknik veneer. Dokter Gigi Devya Linda ataupun Astrid di kliniknya mengamini hal itu.
Memasuki tempat praktik Devya, tak ada suasana ruangan sebuah klinik gigi. Lampu-lampu kristal chandelier memberi penerangan hangat keemasan di tiap sudut ruangan.
Para pelanggannya menunggu di sofa-sofa empuk dengan pelayan yang siap menyajikan makanan. Di situ, artis Ibu Kota dapat dengan mudah ditemukan. Perbincangan tak hanya berpusat pada masalah gigi, tetapi juga desain gaun yang dikenakan atau soal merek tas dan sepatu yang disandang.
Pekan lalu, tampak Nindy Ayunda di klinik Devya. Nindy dalam dua tahun terakhir menjalani program veneer untuk giginya.
Suasana heboh segera muncul ketika Nindy bertemu dan segera mencium pipi Devya. Sebelum memulai tindakan, Nindy dan sang dokter gigi yang sudah menjadi sahabat karib ini segera berbincang tentang baju baru yang dikenakan Nindy hingga merek sepatu yang membalut kaki Nindy.
Selain memasang veneer untuk giginya, Nindy pun memercayakan perawatan gigi anak-anaknya di klinik gigi tersebut. Belum lama ini, ia juga baru saja operasi sekaligus untuk empat gigi bungsu.
Dua kali dalam sebulan, ia pun rutin menjalani dental spa di klinik gigi tersebut agar giginya makin kinclong dan area mulut terasa lebih ringan serta segar. Dalam setahun, pemakai veneer harus rutin kontrol empat kali dan rajin merawat gigi. Tak heran jika hubungan pasien dengan dokter giginya berubah menjadi pertemanan, bahkan persahabatan.
Pola makan
Setelah pasang veneer, gaya hidup terutama dalam pola makan pun harus benar-benar berubah. Istilah Devya, makan pun harus cantik.
Ketika makan buah-buahan dengan daging buah keras, seperti apel, misalnya, buah harus benar-benar dipotong kecil-kecil. Jika dipaksa langsung menggigit apel, veneer gigi bisa patah.
”Makan tulang enggak boleh krek-krek. Veneer gigiku sempat patah karena makan daging kekerasan. Namun, ini langsung dicetak lagi dan langsung jadi dalam beberapa hari,” kata Nindy.
Awalnya, Nindy mengaku sempat takut menjajal veneer gigi. Ia khawatir jika gigi-gigi aslinya nanti menjadi linu. Namun, rasa kekhawatiran yang besar tersebut perlahan menghilang ketika ia mulai merasa nyaman ketika Devya yang mencoba meyakinkannya selama bertahun-tahun dan suami pun akhirnya memberi izin untuk veneer.
Nindy lantas sengaja memesan veneer dengan tingkat kecerahan nomor satu alias supercemerlang yang kini menempel di senyumnya.
”Sempat deg-degan di ruang tunggu. Aku bilang, maunya yang paling putih. Nomor satu dari segi warna. Gigi adalah bagian penting di muka,” ujar Nindy.
Secara estetika, Nindy yakin perubahan gigi akan mengubah wajah. Kepercayaan dirinya dapat meningkat. Dengan veneer, ia merasa cantik bersih.
Sejak memakai veneer gigi, banyak rekan hingga penggemar yang berkomentar, ”Kok, mukanya berubah enggak kayak dulu.” Dengan penuh percaya diri, Nindy biasanya akan menjawab bahwa perubahan itu adalah sebuah keniscayaan.
Setiap tahun, pasti wajahnya akan tampak berbeda karena adanya perubahan. Perubahan positif itu mulai dari hal kecil, seperti riasan, perubahan struktur muka karena veneer, hingga tindakan lain, seperti sulam alis.
”Pasti banyak berubah. Namun, gigi adalah salah satu yang jadi perubahan terbesar yang membuatku jadi beda. Sama sekali enggak menyesal memakai veneer,” ujarnya.
Nindy sempat menjajal tren gigi lain, seperti memasang behel gigi. Kebetulan, struktur rahang gigi bawahnya agak masuk sehingga harus didorong keluar dengan pemasangan behel.
”Aku, dah, capek pakai behel pada waktu itu. Aku mikir, jangan behel lagi, tapi veneer saja,” kata Nindy.
Buatan Jerman
Di kliniknya, Devya sengaja memakai kalimat ”Hollywood Smile”. Ini menggambarkan tindakan estetika gigi yang bisa dilakukan hingga bergaya senyum Holywood.
Biasanya, pasien yang datang sudah tahu benar jenis veneer yang diinginkan. Beberapa pasien merupakan pindahan dari klinik lain dan bahkan ada yang datang dari mancanegara, seperti Singapura dan China, karena tidak puas dengan veneer gigi yang sudah dipasang.
Selain tindakan estetika gigi, klinik tersebut juga melayani perawatan gigi lain dengan lima dokter gigi spesialis di bidang masing-masing, seperti perawatan syaraf atau bedah mulut. Kebanyakan pasien yang datang mengkhususkan diri mempercantik gigi dengan daftar antre bisa sampai satu atau dua bulan.
Selama tidak bermasalah, veneer gigi bisa bertahan bertahun-tahun. Devya memasang beragam veneer dengan kualitas berbeda di giginya sendiri. Ini eksperimen ketahanan dari setiap kualitas veneer sejak 2013.
Sebelum tren veneer, ada tren pemasangan perhiasan gigi, seperti berlian, pada 2009. Tren itu beralih ke pemasangan behel, lalu veneer. Saat ini, Devya menggunakan bahan baku veneer dari Jerman. Kecemerlangannya di atas porselen.
Pasien membutuhkan pemasangan veneer gigi di garis senyum sekitar 20 gigi. Proses pembuatannya dimulai dari scan mulut pasien hingga proses desain veneer, cetak, pembakaran, hingga pengilatan dalam sepuluh hari.
”Ilmu kedokteran berkembang terus sehingga harus terus belajar. Semakin canggih alat, risiko ke pasien semakin kecil. Ini pekerjaan yang lebih ke seni. Seninya tidak bisa digantikan,” tambah Devya.