JAKARTA, KOMPAS — Indonesia dinilai memiliki banyak talenta dengan ide cerita orisinal yang bisa dijadikan tontonan serial asli (original series) atau film panjang. Ide cerita lokal yang dibalut dengan pesan universal dianggap bisa menarik penonton di Tanah Air sekaligus mancanegara.
Untuk mencari ide cerita orisinal tersebut, Viu, layanan video over the top (konten data, informasi, atau multimedia yang berjalan melalui jaringan internet), menyelenggarakan Viu Pitching Forum (VPF). VPF merupakan ajang pencarian proyek untuk dijadikan Viu Originals.
Kepala Pemasaran dan Penjualan Iklan Viu Myra Suraryo, saat jumpa pers terkait VPF di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (15/3), mengatakan, penyelenggaraan VPF merupakan bentuk komitmen Viu untuk menghadirkan konten-konten terbaik bagi penonton di Tanah Air. VPF juga menjadi wadah dan pintu masuk bagi semua kalangan yang memiliki cerita untuk difilmkan.
Tahun lalu, Viu telah mengadakan acara serupa yang dinamakan Viu Female Story Festival. Pada saat itu, setidaknya 250 ide cerita masuk ke penyelenggara. Dari 250, hanya satu ide cerita yang akhirnya dijadikan tontonan serial asli, yakni Switch, serial karya sutradara Nia Dinata dan Lucky Kuswandi.
VPF merupakan evolusi dari Viu Female Story Festival. Keberadaan VPF diharapkan bisa menarik ratusan penulis skenario, sutradara, dan sineas berbakat di Indonesia yang ingin memperoleh bimbingan dari sineas yang sudah berpengalaman.
”Melalui Viu Pitching Forum, kami ingin memberi kesempatan kepada para sineas berbakat Indonesia mewujudkan proyek serial mereka menjadi nyata,” ujar Myra.
Pada 16-24 Maret 2018, kegiatan VPF akan terlebih dahulu dimulai dengan penyelenggaraan dialog film oleh sejumlah mentor dan juri. Kota yang akan disambangi adalah Tangerang, Jakarta, Makassar, Yogyakarta, dan Bandung.
Para peserta terlebih dahulu diajarkan persyaratan-persayaratan mengikuti VPF, mulai dari cara menulis sinopsis cerita, deskripsi karakter, hingga cara membuat video presentasi. Sepuluh peserta terpilih akan mengikuti program mentoring selama 5 hari untuk menyiapkan proposal sebelum mempresentasikannya di hadapan juri.
Myra mengucapkan, dari 10 peserta itu, tidak menutup kemungkinan kesepuluh ide cerita itu akan diproduksi. Selain itu, ide cerita itu juga bisa saja diproduksi menjadi serial, bahkan film panjang.
VPF melibatkan sejumlah sineas ternama di antaranya sutradara sekaligus produser Nia Dinata, penulis skenario Andri Cung, editor Aline Jusria, sutradara dan produser Sammaria Simanjuntak, sutradara Lucky Kuswandi, serta sutradara Lasja Susatyo.
Cerita lokal
Pada kesempatan yang sama, Nia menuturkan, ide cerita yang didaftarkan ke VPF diharapkan bersifat orisinal. Selain itu, dirinya juga menanti cerita lokal yang mengandung pesan universal.
Menurut dia, ide cerita jangan terpatok pada kisah-kisah di Jakarta sebab banyak kisah di luar Ibu Kota yang belum tersampaikan kepada publik, baik dalam negeri maupun mancanegara.
Apalagi, jika ide cerita yang masuk VPF dinyatakan akan diproduksi menjadi Viu Originals, karya tersebut bisa disaksikan lewat aplikasi tayangan video berdasarkan permintaan (video on demand), Viu, yang bisa diakses di 17 negara, termasuk Indonesia.
”Penonton mancanegara harus tahu bahwa Indonesia itu bukan hanya Jakarta,” ujar Nia.
Sejumlah negara yang bisa mengakses Viu di antaranya Singapura, Malaysia, Mesir, Oman, Arab Saudi, Thailand, dan Filipina.
”Di setiap akhir pemaparan akan diadakan sesi feedback kolektif, di mana setiap peserta mendapatkan kesempatan mengikuti pertemuan eksklusif dengan para ahli untuk membahas lebih lanjut tentang proyeknya,” kata Nia.