Menyaksikan Atraksi Barista hingga Mengunjungi Stan Filosofi Kopi
Oleh
Emanuel Edi Saputra
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Sebanyak 54 barista dari sejumlah wilayah di Indonesia berlomba menyeduh kopi dalam acara Pesta Kopi Mandiri di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (24/3/2018). Tak hanya itu, pengunjung juga bisa merasakan racikan kopi dari banyak stan, termasuk stan Filosofi Kopi yang semula mungkin hanya disaksikan di film.
Lomba menyeduh kopi tersebut bagian dari acara bertajuk ”Pesta Kopi Mandiri” kerja sama antara Bank Mandiri (Persero) dan ABCD School of Coffee. Acara tersebut digelar dari Sabtu hingga Minggu (24-25/3).
Dalam perlombaan itu, barista bergiliran tampil di panggung. Sekali tampil ada dua barista yang berlomba. Mereka diberi waktu totalnya sekitar 12 menit, baik untuk persiapan hingga kopi siap disajikan.
Mereka diberikan alat penyeduh dan jenis kopi yang sama, yakni kopi arabika. Dengan jenis kopi serta alat seduh yang sama, mereka ditantang untuk menyajikan kopi senikmat mungkin. Setelah selesai, mereka akan dinilai oleh juri yang merupakan para aktivis kopi dari Pontianak dan Jakarta.
Eka Putra, salah satu barista asal Pontianak, mengatakan, perlombaan ini tantangannya membuat kopi seenak mungkin. Eka harus mengetahui karakter kopi yang akan diseduh tersebut sehingga menyeduhnya juga perlu disesuaikan.
”Namun, bagi saya, yang terpenting adalah saya bisa menyalurkan hobi saya, yakni menyeduh kopi. Saya juga bisa bertemu barista-barista dari sejumlah daerah dan bertukar pengalaman,” kata Eka.
Eka sendiri menyambut baik kegiatan itu, apalagi masyarakat Pontianak sangat menggandrungi budaya minum kopi. Masyarakat juga bisa mengetahui kopi-kopi yang ada secara lebih luas.
Jaka Setiawan, barista dari Kalimantan Tengah, mengatakan hal senada. Perlombaan ini lebih untuk menyalurkan hobi. Menang bukanlah menjadi tujuannya, melainkan ikut menjadi bagian dalam memeriahkan acara baginya menjadi penting.
Selain itu, harapannya bisa membangkitkan potensi industri kopi di tiap daerah, termasuk di Pontianak yang kedai kopinya menjamur. Lebih jauh lagi, acara itu juga, bagi dia, menjadi ruang untuk bersilaturahim dengan teman-teman barista dari daerah lain.
Selain menyaksikan lomba barista, pengunjung juga bisa mencicipi cita rasa kopi di setiap stan. Ada puluhan stan kopi, baik stan dari kedai kopi Pontianak maupun stan kedai kopi dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk stan kopi Filosofi Kopi.
Bagi masyarakat Pontianak, Filosofi Kopi selama ini hanya disaksikan di film. Pada acara itu mereka mencoba mencicipi langsung kopi di stan Filosofi Kopi serta membeli kopinya. Jenis kopi yang ditawarkan pun sama seperti di film, yakni perfecto, tiwus, dan lestari.
Clarisa, Public Relations Filosofi Kopi, menyambut baik acara itu. Baginya, dengan acara itu, orang yang tidak tahu tentang kopi menjadi tahu. Apalagi, kopi bisa dikatakan sebagai komoditas unggulan di Indonesia sehingga perlu terus dikembangkan.
”Kami sendiri ikut dalam kegiatan ini agar mengetahui sejauh mana perkembangan kopi di Indonesia saat ini. Selain itu, bagaimana perkembangan kedai-kedai kopi di Indonesia,” papar Clarisa.
Kopi bisa dikatakan sebagai komoditas unggulan di Indonesia sehingga perlu terus dikembangkan.
Willyanto, Head of Trainer ABCD School of Coffee, mengatakan, kegiatan ini merupakan bazar kopi. Di acara ini ada kopi, antara lain dari Bali, Sumatera, dan Jawa. Melalui acara ini kopi diperkenalkan kepada masyarakat lebih luas.
Pontianak menjadi tempat yang dipilih untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut karena perkembangan kedai kopi di kota itu sangat signifikan. Pontianak juga dikenal dengan budaya ngopi.
Kedai kopi di Pontianak banyak terpusat di Jalan Gajah Mada dan Tanjung Pura. Ratusan kedai kopi ada di sana dengan berbagai racikan. Kedai kopi sudah menjadi ruang publik bagi masyarakat Pontianak. Warung kopi bisa menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang.