HMD Global, Pemegang Merek Nokia, Mainkan Strategi Berbeda
Oleh
Mediana
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- HMD Global, pemegang lisensi eksklusif ponsel merek Nokia, memiliki cara tersendiri untuk memenangkan pasar ponsel pintar yang sekarang semakin kompetitif dan ketat. Saat hampir semua merek berlomba-lomba menggelontorkan dana pemasaran besar, menggaet selebritas atau komunitas sebagai jubir promosi, dan menciptakan spesifikasi teknis canggih, HMD Global justru memilih cara sebaliknya.
"Setiap ponsel pintar yang kami produksi memperhatikan kebutuhan calon konsumen. Merek lain mungkin boleh memasukkan teknologi realitas virtual ke dalam produknya atau spesifikasi kamera beresolusi tinggi. Pertanyaannya, apakah fitur-fitur tersebut amat dibutuhkan warga dalam berkomunikasi sehari-hari?" ujar Head of Marketing HMD Indonesia Miranda Warokka dalam pertemuan dengan sejumlah media, Senin (9/4), di Jakarta.
HMD Global ingin mengembalikan lagi marwah "belilah ponsel sesuai kebutuhan." Pada semester I-2018, perusahaan memperkenalkan empat seri ponsel pintar Nokia dengan Android One. Masing-masing berada dalam payung promosi "Asyik".
Sebagai contoh, Nokia 6 - Asyik Performanya. Nokia 6 hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 430, RAM berkapasitas 3 gigabyte (GB), memori internal 32 GB, layar full HD 5,2 inci, dan desain dari satu blok aluminium.
Nokia 3 - Asyik Selfinya. Nokia 3 dibuat dari satu blok aluminium, layar 5 inci yang dilapisi Corning Gorilla Glass serta kamera depan ataupun belakang wide angel dan beresolusi 8 megapixel. Dengan spesifikasi teknis ini, calon penggunananya bisa mengambil gambar dengan sudut yang lebih luas dari jarak lebih dekat.
"Obsesi kami adalah menghadirkan produk yang penuh integritas, berkualitas, dan keamanan. Dari sisi desain luar, kami konsisten menggunakan satu blok aluminium sehingga lebih kokoh. Merek lain di kelas yang sama, barangkali lebih suka memakai campuran bahan," kata Miranda.
Pemakaian satu blok aluminium itu disebut totally craftmanship. Pengamat gawai, Lucky Sebastian, yang turut hadir dalam pertemuan, berpendapat, itulah keunggulan ponsel pintar Nokia.
Ponsel pintar Nokia memiliki mid plate di dalam tubuh. Tujuannya adalah mendistribusikan panas sehingga performa terjaga. Ponsel merek lain justru tidak mempunyai mid plate.
Pada setiap sudut tubuh bagian bawah ataupun atas, ponsel pintar Nokia terpasang bahan plastik. Hal ini memudahkan sinyal telekomunikasi masuk. Fungsi lainnya adalah menahan benturan saat terjatuh sehingga meminimalkan penyok.
"HMD Global menerapkan marwah bahwa setiap membuat desain harus sesuai tujuan pemakaian. Dilihat dari sisi sudut tubuh ponsel, merek lain menggunakan metal sehingga terjatuh akan penyok dan sinyal telekomunikasi susah masuk. Sementara HMD Global memakai plastik, berarti dia sudah mempertimbangkan fungsi dan antisipasi kerusakan lebih parah ketika ponsel jatuh," tukas Lucky.
Selain desain tubuh, HMD Global konsisten membawa pembaruan Android. Dengan pembaruan Android 8.1 Oreo pada Nokia 2,3,5, dan 6, pengguna dibuat lebih nyaman. Misalnya, pengguna memperoleh akses ke aplikasi Android Instant yang memungkinkan mereka mengelola perangkat lunak menjadi lebih rapi.
Miranda mengatakan, HMD Global juga mendekati komunitas. Akan tetapi, HMD Global menjadikan komunitas sebagai sarana mengedukasi pasar terkait tiga obsesi perusahaan, seperti desain badan ponsel yang menggunakan satu blok aluminium dan spesifikasi teknis sesuai kebutuhan.
"Saat ini semua orang juga paham ketika suatu merek menggelontorkan dana besar untuk pemasaran, maka akuisisi jumlah pelanggan menjadi lebih mudah. Belum lagi, jika dana pemasaran diarahkan untuk promosi ke kanal digital. Kami memilih ikut tetapi tetap mempertahankan pemasaran dengan jaringan penjualan ritel offline yang sudah terbangun," ungkap dia.
Tidak mudah
Digital Marketing Lead HMD Indonesia Tony Alexander mengungkapkan, pangsa pasar ponsel pintar Nokia di Indonesia belum masuk peringkat lima terbesar.
"Acuan kami adalah laporan International Data Corporation (IDC). Dari data IDC, pasar ponsel pintar Nokia dikelompokkan dalam kategori \'others\'. Ada sih jumlah penjualannya, tetapi volumenya masih kecil sehingga dimasukkan ke \'other\'," kata Tony.
Dia mengklaim, situasinya berbeda dengan ponsel berteknologi 2G Nokia. Pangsa pasar ponsel jenis ini mendominasi pasar di Indonesia.
Miranda mengemukakan, sejak HMD Global membeli lisensi gawai Nokia, perusahaan ini berkomitmen menyasar segmen anak muda usia 18 - 35 tahun. Kenyataannya, komitmen ini tidak mudah direalisasikan.
Di Indonesia, misalnya. Ponsel pintar Nokia digemari oleh warga usia mulai 25 hingga 44 tahun. Bagi warga berumur di bawah 25 tahun, merek Nokia justru dianggap pendatang baru.
"Ada juga orang tua yang mengira merek Nokia sudah tidak ada lagi," tutur dia.
Mengutip nokiamob.net, pada triwulan I-2017, HMD Global menjual ponsel pintar hanya seri Nokia 6 dan tersedia di China. Volume produk seri ini dikirim 100.000 unit. Pada triwulan II-2017, HMD Global mulai mengirimkan Nokia 3, 5, dan 6 ke beberapa pasar global dan pengiriman mencapai 1,4 juta unit.
Kemudian, pada triwulan III-2017, Counterpoint Research melaporkan bahwa HMD Global mengirimkan 2,8 juta unit. Adapun triwulan terakhir, volume pengiriman mencapai sekitar 4,4 juta unit.
Laporan IDC Quarterly Mobile Phone Tracker triwulan IV-2017 menyebutkan, perusahaan-perusahaan ponsel pintar mengirim total 1,46 miliar perangkat selama tahun 2017. Semuanya menggunakan sistem operasi Android atau iOS.
Selama triwulan IV-2017, produsen mengirim total 393,0 juta unit atau turun 8,5 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016, yakni 429,8 juta unit. Berturut-turut merek yang memiliki pangsa pasar terbesar adalah Apple, Samsung, Huawei, Xiaomi, dan Oppo.
Dia mengakui bahwa tantangan yang dihadapi sekarang adalah edukasi pasar. Belum lagi kompetisi yang ketat.
HMD Global menargetkan, dua tahun lagi, merek Nokia sudah menduduki peringkat lima besar di Indonesia. Ini adalah target yang realistis.
"Edukasinya memang susah. Secara global, kami telah memutuskan untuk membuat ponsel pintar sesuai kultur dan kebutuhan negara sasaran. Kami rasa ini akan mengimbangi susahnya edukasi bahwa merek Nokia masih ada," imbuh Miranda.
Kehadiran ponsel pintar merek China dengan spesifikasi teknis canggih, lengkap, dan harga terjangkau menjadi ancaman tersendiri bagi HMD Global. Jika tidak ada diferensiasi khusus, sulit rasanya bisa memenangkan pasar. Apalagi, konsumen Indonesia sekarang sudah melek teknologi, semakin cerdas, dan berani mengikuti tren pasar.
HMD Global bisa belajar dari pengalaman produsen mobil kenamaan Eropa, Volvo. Volvo sempat percaya diri bisa terus memenangkan pasar dengan sistem keamanan terdepan yang dia miliki. Kepercayaan diri itu tak berlangsung lama ketika produsen merek lain, di luar Eropa, berhasil menciptakan sistem keamanan serupa dan harga jual lebih terjangkau.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.