Teman Kala di Puncak
Puncak adalah tempat paling sepi. Secara alamiah, Anda memang tak akan punya banyak teman sejati saat berada di pucuk teratas, entah itu di dunia politik atau bisnis.
Di dunia otomotif, ini lah tempat sedan-sedan flagship menjalankan peranannya menjadi "pelayan" dan penjaga gengsi pemiliknya. Tak terkecuali Lexus LS, model sedan terbesar dan termewah di jajaran merek premium Toyota, itu, sejak peluncurannya 28 tahun silam.
Di Indonesia, Lexus LS telah menjadi pilihan tunggangan para pemuncak di negeri ini sejak hadir pertama kali pada 2007. Sudah lazim terlihat para penentu keputusan korporasi maupun perpolitikan di sini wara-wiri dengan sedan LS 460 atau LS 460L atau LS 600h L berwarna hitam mengkilat.
Salah satu fitur khas yang membuat Lexus LS ini menggarisbawahi peruntukannya bagi orang-orang di posisi puncak adalah adanya satu tempat duduk di dalam kabin yang memiliki segala keistimewaan dibanding kursi lainnya.
Kursi ini bisa direbahkan hingga maksimal dengan “mengorbankan” kursi di depannya yang terlipat otomatis, sehingga memberi posisi nyaris berbaring seperti kursi kelas satu di pesawat-pesawat penumpang modern.
Kursi istimewa ini terletak di sisi belakang sebelah kiri untuk mobil-mobil dengan posisi setir di kanan (seperti di Jepang dan Indonesia), dan belakang kanan untuk mobil dengan setir di kiri. Tak pelak lagi, ini lah kursi bagi sang pemimpin yang akan dibuka terlebih dulu oleh ajudan atau pengawal saat mobil tiba di tujuan.
Istri, pasangan, sahabat, atau orang paling terpercaya sekali pun, tak akan mendapat fasilitas yang sama saat duduk di kursi sebelahnya. Yah, tak boleh ada dua matahari, bukan?
Tak heran apabila kehadiran generasi terbaru Lexus LS ini sudah begitu ditunggu-tunggu. Karena Lexus LS yang dipasarkan sebelumnya (kode model XF 40) sebenarnya adalah model yang sudah keluar sejak 2006.
“Jadi, ini sudah menjadi penantian panjang,” kata General Manager Lexus Indonesia, Adrian Tirtadjaja, menjelang peluncuran Lexus LS generasi kelima di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017, Agustus tahun lalu (Kompas, 9/8/2017).
Buah reimajinasi
Dengan kode model XF 50, LS generasi terbaru ini menawarkan berbagai kebaruan. Salah satunya yang langsung terlihat dari luar adalah penerapan arsitektur “penggulung benang” (spindle architecture) khas Lexus yang pertama kali diterapkan pada mobil sport Lexus LC 500.
Selain pada bentuk gril yang menjadi karakter Lexus kontemporer, desain arsitektur ini juga muncul dalam garis-garis bodi yang lebih mengalir dibanding LS model lama.
Kami mulai mendesain LS baru ini dari nol, dari kertas kosong.
Menurut Adrian, Lexus meninggalkan sama sekali konsep-konsep desain lamanya, dan memulai desain LS terbaru ini dengan mereimajinasi ulang konsep sebuah sedan flagship yang kemudian dituangkan dalam mobil konsep LF-FC.
“Kami mulai mendesain LS baru ini dari nol, dari kertas kosong. Kami melakukan reimajinasi dan redefinisi apa makna sebuah sedan mewah. Jadi tujuannya bukan untuk meningkatkan apa yang sudah pernah Lexus lakukan, tetapi untuk melampaui ekspektasi semua orang,” papar Adrian tentang reimajinasi Lexus LS ini.
Hasilnya adalah sebuah mobil yang meninggalkan bentuk “tiga kotak (3-box)” yang selama ini digunakan untuk mencirikan pembagian kompartemen sebuah sedan, yakni kap mesin, kabin penumpang, dan bagasi belakang.
Dalam LS XF 50 ini, peralihan di antara tiga kompartemen itu dijahit mulus dalam sebuah garis yang mengalun lembut sekaligus dinamis dari ujung bonet, kaca depan, atap, hingga ke atap belakang dan buritan. Lexus menyebutnya low lying fluidity.
Bahkan dari sudut pandang tertentu, tampilan LS terbaru ini mengingatkan pada mobil-mobil fastback yang seolah tak memiliki kompartemen bagasi belakang tersendiri. Semua itu memberi kesan dinamis, sporty, dan ramping yang tak dimiliki LS generasi sebelumnya, tanpa meninggalkan garis-garis anggun mobil sepanjang 5,2 meter ini.
Perhatian pada detail juga diberikan pada jendela-jendela samping. Jika pada mobil biasa kaca jendela ini “dijepit” semacam alur rel di setiap pilar dan bingkai jendela, pada LS anyar ini kaca tersebut seolah menempel di atas lekukan halus di setiap pilar.
Sehingga kaca jendela ini rata dari depan hingga ke belakang, tanpa ada gangguan “gundukan” pilar atau bingkai kaca. Selain membuat tampilan rapi dan elegan, permukaan yang rata ini tentunya juga mendongkrak aerodinamika mobil.
Memasuki interior mobil, kejutan kembali dihadirkan Lexus. Jika pada mobil sport LC 500, penumpang dimanjakan interior kulit suede dan alcantara berwarna cokelat muda, pada LS 500 ini interiornya dibalut kulit halus berwarna merah tua mendekati burgundy. Nostalgia pun melayang pada sedan-sedan mewah Toyota di era 1980-an, seperti Toyota Cressida atau Crown, yang memiliki interior dengan warna serupa.
Walau tersedia pilihan warna yang lebih “aman”, seperti hitam, interior beraksen merah tua ini sebenarnya memberi nilai tambah tersendiri dalam hal eksklusivitas, mengingat saat ini sangat jarang mobil sekelas yang menerapkan interior dengan warna senada. Di samping itu, warna ini memang sangat menonjolkan aura “ningrat”.
Perpaduan kerajinan tangan tradisional Jepang dengan demonstrasi teknologi tercanggih Negeri Matahari Terbit itu dimaksimalkan di interior ini. Misalnya panel kayu di dasbor, konsol, dan door trim yang menggunakan hasil karya seni kayu (artwood) berbagai motif.
Tersedia dua motif untuk pasar Indonesia, yakni motif tulang ikan hering (herringbone) berbentuk garis zig-zag yang dinamis dan motif kayu organik yang elegan.
Jam analog sebagai salah satu ciri khas kemewahan Lexus masih dipertahankan di dasbor, diapit layar informasi Electro Multi Vision (EMV) berukuran 12,3 inci dan panel instrumen di balik roda kemudi yang sudah sepenuhnya berupa tampilan digital resolusi tinggi. Pengemudi pun dimanjakan dengan Head-Up Display (HUD) berukuran ekstra lebar.
HUD ini dibagi dalam tiga segmen, paling kiri berisi informasi posisi transmisi, putaran mesin (RPM), dan kecepatan mobil. Kemudian paling kanan berisi informasi navigasi mobil dan peringatan.
Sementara bagian tengah yang paling besar, seharusnya berisi informasi bantuan pengendaraan (driving assist) di negara-negara yang marka jalannya sudah tertib dan benar. Di Indonesia, fungsi ini tidak aktif sehingga pengguna di Indonesia harus rela bagian tengah layar HUD ini kosong melompong.
Lexus masih mempertahankan papan sentuh trackpad di konsol tengah sebagai piranti pengontrol utama fitur-fitur di layar utama.
Namun, pengoperasian trackpad ini terasa belum intuitif.
Pinggirkan dulu mobil ke tepi jalan, berhenti dengan sempurna, baru operasikan fitur tersebut.
Gesekan jari di trackpad terkadang diterjemahkan dengan gerak kursor di layar yang terlalu cepat atau jauh, sehingga untuk mengakses menu yang kita tuju dibutuhkan konsentrasi penuh. Ini sebabnya, sangat tidak direkomendasikan untuk mengoperasikan papan kontrol ini sembari mengendarai mobil, karena akan sangat menyita konsentrasi pengemudi.
Jika Anda berniat mencari alamat di fitur navigasi, mengatur kualitas audio, atau mengatur fitur kursi pemijat, misalnya, pinggirkan dulu mobil ke tepi jalan, berhenti dengan sempurna, baru operasikan fitur tersebut.
Bicara soal kursi pemijat, kejutan lain menanti di LS baru ini. Jika pada model lama fitur kenyamanan ini hanya ada di kursi penumpang belakang, kini seluruh kursi, termasuk kursi pengemudi, sudah dilengkapi fitur pemijat, ditambah fitur pemanas kursi dan ventilasi udara di bantalan dan sandaran kursi.
Bahkan fitur pemanas dan pemijat bisa dikustomisasi di setiap kursi, sehingga setiap penghuni mobil bisa merasakan sensasi pijat ala hot stone massage.
Sensasi lengkap
Ini lah satu bentuk lain dari reimajinasi Lexus LS ini sebagai sebuah sedan pemuncak dengan nilai lebih. Satu kursi bagi “big boss” di belakang kiri memang masih dipertahankan sebagai ciri khas, tetapi saat ini, sang pemilik mobil tersebut tak lagi harus “terpenjara” kesepian di kursi istimewanya tersebut.
Setelah mencoba sendiri mobil ini beberapa hari di Jakarta dan sekitarnya, termasuk di sekitar kawasan perumahan Mozia di BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, terbukti bahwa LS ini sudah bukan lagi mobil yang hanya nikmat untuk dikemudikan Pak Sopir (chauffeured car).
Tak perlu hilang gengsi saat Anda harus meninggalkan singgasana di belakang untuk berpindah ke kursi pengemudi.
Kini, pembeli yang sudah mengeluarkan uang Rp 3,495 miliar (on the road, Jakarta, dengan NPWP) untuk membeli mobil ini bisa benar-benar menikmati mobilnya dari segala aspek.
Tak perlu hilang gengsi saat Anda harus meninggalkan singgasana di belakang untuk berpindah ke kursi pengemudi. Karena seluruh fitur kemewahan masih mengikuti ke sana, seperti fitur-fitur kenyamanan yang sudah disebutkan di atas ditambah kursi yang bisa diatur secara elektronik ke 28 arah.
Berbagai fitur kenikmatan mengemudi juga tersedia di sini, mulai dari paddle shift untuk menggeser secara manual transmisi 10 percepatannya, hingga HUD dengan tampilan full color eksklusif di kaca depan.
Sentuhan detail berupa pemilihan bahan aluminium bertekstur untuk tombol-tombol di roda kemudi justru menghadirkan kesan elegan, eksklusif, tidak murahan, sekaligus secara fungsional membuat jari tidak gampang terpeleset.
Panel instrumen digital yang bisa berubah-ubah tampilannya sesuai mode pengendaraan yang kita pilih juga memberi sensasi tersendiri yang tak akan kita nikmati jika sepanjang waktu kita duduk di kursi belakang. Bahkan sejak mobil masih dalam posisi diam, ergonomi posisi duduk dan roda setir yang juga bisa diatur secara elektronik sudah memberikan kesan fun to drive.
Dan itu terbukti saat mobil kita start dan tuas transmisi di konsol yang berbentuk persegi pendek kita geser ke posisi D. Mesin menggumam lembut dan membawa mobil meluncur dengan halus dan nyaris kedap suara.
Hampir hampir tak dibutuhkan waktu penyesuaian untuk mendapatkan feeling mengemudi yang pas. Pengendalian terasa presisi dan ukuran mobil seperti lebih kecil dibanding dimensi aslinya.
Tersedia enam mode pengendaraan yang bisa dipilih dengan tuas putar yang menonjol di atas panel instrumen, yakni Eco, Comfort, Normal, Sport, dan Sport+, serta Custom. Pada mode Eco, Comfort, dan Normal, Lexus LS 500 ini berperilaku layaknya sedan papan atas yang meluncur dengan anggun dan halus.
Namun mode Sport dan Sport+ juga bukan sekadar tempelan buat gaya-gayaan, tetapi menghasilkan perubahan perilaku yang signifikan begitu diaktifkan di jalan bebas hambatan. Mobil menjadi lebih agresif dan gesit untuk diajak bermanuver.
Dalam satu kesempatan, saat mode Sport+ diaktifkan, mobil menyentuh kecepatan 187 kilometer per jam tanpa terengah-engah barang sedikit pun. Percayalah, sensasi ini hanya akan bisa dinikmati saat Anda berada di belakang roda kemudi.
Racikan baru
Adrian menjelaskan, sistem penggerak mobil ini juga buah pemikiran tim Takumi, tim desain dan perekayasa spesialis Lexus. Tak mau sekadar mengambil teknologi yang sudah ada dari Toyota, tim bekerja secara khusus mendesain Lexus LS baru.
Kini tak ada lagi mesin-mesin V8 naturally aspirated yang dipasang pada generasi-generasi LS terdahulu. Sebagai gantinya, tersedia dua pilihan dapur pacu untuk LS yang dipasarkan di Indonesia, yakni mesin V35A-FTS berkonfigurasi V6 dilengkapi turbo ganda pada varian LS 500; dan mesin 8GR-FXS berkonfigurasi V6 hibrida yang dipadukan dengan motor listrik pada varian LS 500h.
Kami tidak mau memakai turbo buatan pabrikan lain.
Mesin pada LS 500 yang berkapasitas 3.5 liter (3.445 cc) mengucurkan tenaga maksimum 415 HP dan torsi puncak 600 Newton meter (Nm), lebih besar daripada tenaga yang dihasilkan mesin V8 4.600 cc pada varian LS 460 lama.
Tenaga ini disalurkan ke dua roda belakang melalui transmisi otomatis kopling ganda (direct-shift transmission) dengan 10 tingkat percepatan. “Lexus mengembangkan sendiri teknologi ini, termasuk peranti turbonya. Kami tidak mau memakai turbo buatan pabrikan lain,” papar Adrian.
Memang saat kami menikmati sensasi mengemudikan LS 500 ini, beberapa kali bantingan ban terasa keras saat melewati lubang atau gundukan kecil di jalan. Wajar saja mengingat mobil ini menggunakan ban RFT (run flat tyre) berprofil tipis (ukuran 245/45RF20) yang membalut velg ukuran 20 inci.
Anggap saja itu sebuah harga kecil yang harus dibayar untuk memunculkan sensasi sport sedan mewah ini. Dan dengan sensasi sport ini, LS baru pun bisa menjadi teman perjalanan yang menyenangkan, lebih dari sekadar pelayan untuk mengantar dari titik A ke titik B.
Secercah senyum muncul di bibir merasakan sensasi lengkap Lexus LS generasi terbaru ini. Dan berada di puncak pun kini tak perlu merasa kesepian lagi...