Tekad Toyota Melawan Stereotip
Sampai hari ini, sebagian di antara para pembaca pasti sudah menyaksikan sendiri dari dekat sosok Toyota C-HR berwarna merah metalik di ”booth” Toyota di Hall D JIExpo dalam pameran Indonesia International Motor Show 2018 yang berlangsung 19-29 April 2018.
Inilah mobil yang oleh Toyota dijadikan ujung tombak untuk mendobrak stereotip yang telanjur melekat di produk-produk pabrikan mobil terbesar dari Jepang itu.
Nyaman dan aman. Aman dalam hal ini meliputi aman untuk dikendarai, aman untuk dirawat dalam jangka panjang, hingga aman untuk sewaktu-waktu dijual kembali. Itulah kira-kira poin-poin yang selalu akan diingat orang saat menyebut mobil Toyota.
Hal itu diakui sendiri oleh Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Yoshihiro Nakata saat peluncuran Toyota C-HR (Compact High Rider) di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
”Selama ini, berdasarkan hasil survei, kesan Toyota adalah kendaraan yang nyaman dan aman. Kedua hal ini sangat menonjol. Namun, seperti merek-merek lain, Toyota juga menginginkan mobil yang emosional dan berani menghadapi tantangan. Kami tetap akan mempertahankan kualitas aman dan nyaman, tetapi Toyota juga tertantang untuk membuat mobil yang emosional,” kata Nakata dalam sesi tanya jawab.
Maka, jelas sudah makna slogan ”Against Stereotype” yang mengiringi peluncuran C-HR di Indonesia. Toyota bertekad keluar dari zona nyamannya dan turut membuat mobil produksi massal yang lebih progresif secara desain dan teknologi, sekaligus berorientasi pada kenikmatan murni berkendara.
Pertama-tama yang langsung kasatmata adalah desainnya yang bisa dikatakan radikal untuk ukuran Toyota. Walau masih mempertahankan wajah gril yang sudah diterapkan lebih dulu di beberapa produk lain Toyota, seperti New Yaris atau Corolla Altis terbaru, secara keseluruhan C-HR mengusung desain yang progresif.
Dimulai dari konsep persilangan alias crossover antara sebuah mobil sport coupe dan sebuah SUV. Dari samping, jika dilihat separuh bagian atas bodi sekilas mengesankan sebuah mobil coupe dua pintu. Kaca jendela depan yang panjang diikuti kaca jendela belakang yang pendek dan seolah-olah tanpa pintu belakang dengan penempatan handle pintu yang ”tersamar”.
Ciri SUV tergambar dari ground clearance tinggi (15 sentimeter), roda-roda besar dengan velg ring 17 yang dilapis ban berprofil cukup tebal 215/60 R17, dan side skirt warna hitam dof di bagian bawah bodi samping.
Kedua unsur desain itu menyatu di buritan yang penuh lekukan dan pahatan pada garis bodi yang menonjolkan kesan agresif dan seksi. Lihat saja lampu belakang berbentuk bumerang yang sudutnya menonjol hingga keluar dari garis bodi.
Inspirasi berlian
Menurut Bansar Maduma, Product General Manager PTTAM, desain C-HR secara keseluruhan bertema sexy diamond alias diilhami dari bentuk-bentuk dasar sebuah berlian. Bentuk-bentuk berlian ini, misalnya, terlihat dalam lubang-lubang udara di bawah gril depan.
Kemudian ada juga bentuk berlian ini dalam penutup plastik di samping lampu kabut. Jujur saja bagian ini menimbulkan pertanyaan. Mengapa tidak sekalian menjadi lubang udara yang bisa makin memunculkan kesan sporty?
Kompas mendapat kesempatan mengeksplorasi mobil ini di kompleks Damai Indah Golf, BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (11/4/2018). Dari sini ditemukan bentuk-bentuk ukiran berlian juga ditemukan melapisi door trim, sebuah kebaruan yang menyegarkan. Selain itu, seluruh bagian kabin sudah dilapisi lapisan empuk (soft pad) yang memberi kesan elegan.
Sebagai salah satu bentuk fokus pada kenikmatan berkendara, bentuk dasbor tengah seperti ”dibengkokkan” untuk sedikit miring menghadap ke pengemudi. Alhasil, seluruh tombol dan tuas pengaktif fungsi-fungsi mobil bisa terjangkau dengan mudah oleh pengemudi.
Di luar itu, mobil ini juga dilengkapi dengan berlimpah fitur, mulai dari fitur keselamatan aktif sampai fitur-fitur kenyamanan. Sistem penyejuk udara, misalnya, sudah mengadopsi sistem dual zone alias bisa diatur terpisah antara sisi kiri dan kanan kabin. Semua jendela juga sudah menerapkan auto power window alias bisa dinaikturunkan hanya dengan sekali mencolek tuas di pintu.
Lalu selain rem parkir elektronik, juga tersedia fitur auto brake hold. Fitur yang biasanya baru tersedia di mobil-mobil premium Toyota dan Lexus, ini memungkinkan mobil tetap dalam kondisi direm saat pengemudi menekan maksimal pedal rem dan melepaskannya. Fitur ini sangat berguna saat mobil berhenti di tanjakan, turunan, atau di kemacetan.
Dari fitur keselamatan aktif tersedia berbagai sistem peringatan, mulai dari Rear Cross Traffic Alert (RCTA) yang memberi peringatan akan kendaraan yang akan melintas di bagian belakang mobil saat mobil bergerak mundur. Lalu ada Blind Spot Monitoring (BSM) yang memberi sinyal lampu di kaca spion luar saat ada kendaraan lain berada di titik buta pandangan pengemudi.
”Fitur BSM ini sebelumnya baru ada di mobil-mobil Lexus,” ujar Rouli Sijabat, PR Department Head PT TAM.
Di layar Multi Information Display (MID) yang berada di tengah antara speedometer dan tachometer, ada tampilan animasi grafis berisi informasi tentang besar dan arah gaya-G (G-force) saat mobil berakselerasi, deselerasi, dan bermanuver di jalanan. Fitur ini cukup memberi hiburan dan memunculkan kesan sporty bagi pengemudi.
Kompas sempat merasakan mengemudikan mobil ini walau di lintasan yang terbatas. Sangat terasa bagaimana C-HR memang dirancang untuk kenikmatan berkendara. Bentuk kursi yang sudah mengadopsi semi-bucket seat berlapis kulit hitam dan pengaturan posisinya membuat ergonomi yang nyaman dan menyenangkan.
Tenaga mesin 1.8 liter (1.798 cc) cukup tersedia untuk menghela mobil dengan spontan. Pengendalian juga terasa presisi dengan bantingan suspensi yang empuk tetapi mantap. Ini salah satunya berkat aplikasi suspensi independen double wishbone di roda belakang.
Fitur ”hilang”
C-HR dilengkapi mesin bensin 4 silinder tipe 2ZR-FBE dengan teknologi Dual VVT-i. Menurut Rouli, ini adalah pengembangan mesin 2ZR-FE yang dipasang pada Toyota Corolla Altis 1.8. ”Huruf B pada FBE menandakan mesin ini sudah dirancang bisa menggunakan bahan bakar bioetanol,” ungkap Rouli.
Mesin ini menelurkan tenaga 141 PS pada 6.400 rpm dan torsi puncak 171 Newton meter (Nm) pada 4.000 rpm. Tenaga mesin disalurkan ke roda depan melalui transmisi CVT 7 tingkat percepatan.
Dengan segala fitur yang sudah terpasang di C-HR rakitan Thailand ini, Kompas menemukan beberapa fitur signifikan buat kesenangan berkendara yang hilang pada varian perdana ini. Paddle shift di balik setir, misalnya, absen. Padahal, untuk memaksimalkan kesenangan berkendara, terutama pada mobil dengan transmisi CVT, fitur ini sangat dibutuhkan.
Selain itu, buka tutup pintu bagasi juga masih menggunakan cara manual, belum elektronik. Lampu utama juga belum menerapkan teknologi LED. Sementara sunroof ataupun panoramic roof, yang biasanya sudah standar untuk mobil bersegmen gaya hidup seperti ini, juga tidak ada. Bahkan, pegangan tangan di atas pintu belakang untuk penumpang juga tidak terlihat.
Dengan semua kelebihan dan kekurangannya, TAM memasarkan C-HR dengan harga yang cukup fantastis, yakni Rp 488,5 juta untuk warna single tone, dan Rp 490 juta untuk warna dual tone. Wakil Presiden Direktur PT TAM Henry Tanoto menargetkan mobil ini terjual berkisar 100-140 unit per bulan di segmen eksekutif muda yang senang berkendara dan mementingkan gaya. (DHF)