All New BMW X3: Mengejar Ringan demi Kebebasan ”Ngacir”
Kemunculan All New BMW X3 semakin mengukuhkan kecepatan pengembangan ataupun inovasi teknologi pabrikan otomotif Bavaria, Jerman. Betapa tidak, fitur yang selama ini hanya disematkan pada varian sedan premium BMW seri 7 dan 5 rupanya diturunkan ke varian model ”sport activity vehicle” All New BMW X3.
Masih teringat betul dalam ingatan. Awal Mei 2011, saat Kompas turut serta dalam salah satu pengujian ”Single Tank Challenge” perjalanan jarak jauh (Jakarta-Bali). Salah satu varian dari beberapa model BMW bermesin diesel yang digunakan adalah BMW X3 xDrive20d.
Tantangan perjalanan pengujian itu mengejar tingkat efisiensi hingga menemukan titik terjauh kemampuan mobil ini. Sekali isi penuh bahan bakar solar kualitas atas keluaran Pertamina, barisan mobil BMW rakitan dalam negeri itu mampu mencapai kota tertentu. Targetnya, Seminyak (Bali).
Setelah sehari sebelumnya mencicipi sedan BMW 520d, Kompas mendapatkan giliran melanjutkan perjalanan dari Semarang menuju Sragen dengan BMW X3 xDrive20d. Jalan beriringan dengan kendali terdepan seorang expert terakreditasi luar negeri, mobil yang dikemudikan Kompas berada di antara BMW 520d, BMW X5 xDrive30d, dan di bagian belakangnya BMW X1.
Ingatan seakan sedikit bergulir kembali ketika baru-baru ini BMW X3 versi bensin diperbarui menjadi generasi ke-3 All New BMW X3. Memang, selain BMW X3 versi diesel, ada pula BMW X3 xDrive20i versi bensin. Apalagi diperkenalkan ke media awal April lalu, kemudian secara resmi digadang-gadang kembali sebagai salah satu andalannya di booth BMW di ajang Indonesia International Motor Show 2018, Kamis (19/4/2018).
Yang menarik, bukan soal bahan bakarnya yang berbeda, melainkan model terbaru itu memiliki bobot kosong yang jauh lebih ringan sebesar 55 kilogram dibandingkan generasi sebelumnya. Catatan BMW menyebutkan, generasi kedua BMW X3, baik versi diesel maupun bensin, rakitan PT Gaya Motor itu sebelumnya memiliki bobot 1.940 kilogram. All New BMW X3 terbaru hanya mencapai bobot kosong 1.885 kilogram.
Kok, bisa berkurang bobotnya? Padahal, BMW X3 terbaru ini semakin dilengkapi dengan teknologi mesin terbaru. Banyak fitur turunan dari BMW seri 7 dan 5. Namun, mesin sudah menggunakan konstruksi berat yang lebih efisien. Sasis pun sudah menggunakan material aluminium. Jauh lebih ringan 55 kilogram dibandingkan generasi sebelumnya.
Padahal, dimensi bodi bertambah cukup banyak. Ketinggiannya saja bertambah 15 milimeter (mm), lebar bertambah 10 mm, dan panjang bertambah 51 mm, serta struktur dasar roda bertambah 54 mm. Overhangs yang cukup pendek memberikan keuntungan sangat luas, seperti peningkatan fungsionalitas interior, kedinamisan berkendaraan tingkat tinggi, hingga dimensi keseluruhan mencuri perhatian saat diparkir.
Menilik mesinnya, BMW memercayakan teknologi yang begitu efficient dynamics dengan menggunakan empat silinder dan berkapasitas mesin 2.000 cc twinpower turbo. Ternyata, tenaga besarnya bisa menghasilkan mencapai 184 PS dan torsi 290 Nm. Walaupun terkesan begitu besar tenaganya, emisi yang dihasilkan ditekan mencapai sekitar 173 g/km. Kecil untuk emisi gas buang mobil sport activity vehicle (SAV) lainnya yang rata-rata mencapai 180-200 g/km.
Tenaga disalurkan dengan menggunakan steptronic transmisi 8 percepatan yang sudah menyambung navigasi. Ketika kendaraan ini dibawa menanjak, altitude dipastikan akan naik sehingga memberikan mekanisme prediksi kerja otomatis dengan mengubah perpindahan gigi ke bagian bawah.
Begitu juga saat menuruni bukit, gear ratio akan dikembalikan ke posisi yang tepat sehingga bisa meluncur dengan cepat. Uniknya, gerakan mobil ini bisa tetap terkontrol saat belokan. Transmisi sudah ikut membantu pengendalian mobil ini. Tak seperti mobil lain, transmisi biasanya hanya digunakan untuk memanfaatkan tenaga mesin.
”Inilah kelebihan yang sesungguhnya sudah ada di BMW seri 5 dan 7. Tetapi, inilah kelebihan yang pertama kali ditanamkan di line up BMW seri X. Boleh dibilang, BMW X3 inilah yang paling canggih dari generasi BMW seri X lainnya,” ujar Jodie O’tania, Vice President Corporation Communications BMW Group Indonesia.
Kelebihan terbaru yang ditanam di BMW X3 ini rupanya hanya memiliki selisih harga lebih tinggi sekitar Rp 50 juta dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Grup BMW tampaknya melihat positioning sebagai hal penting terhadap demografi di Indonesia. Loyalis SAV di Indonesia mengedepankan fungsionalitas kendaraan, tetapi juga terkesan keren tanpa meninggalkan kesan kemewahannya.
Kemewahannya ditunjukkan dengan luxury line untuk bagian trim luar. Banyak aksen krom, antara lain di bagian bumper depan, samping, hingga belakang. Ternyata, nilai tambah itu diperoleh berdasarkan pengalaman mencermati dua generasi sebelumnya. Itu sangat dicari oleh penikmat otomotif.
Segmen medium
Segmen yang diincar dengan model ini adalah kalangan medium premium SAV. Di satu sisi konsumen membutuhkan mobil yang bertenaga, tetapi sekaligus memiliki keluasan kabinnya. Begitu juga kebutuhan akan ground clearance tinggi. Rasa aman melintasi berbagai medan, termasuk genangan air yang cukup tinggi, tanpa rasa takut.
Untuk model BMW X, sudah dapat dipastikan keunggulan Xdrive yang menjadi keunggulannya. Xdrive ini sudah menyatu antara kenikmatan berkendara, keamanan (dengan kelengkapan ABS, EBC, DSC, DTC, HDC), dan efisiensi bahan bakar. BMW mengklaim, untuk pertama kalinya, mobil 4x4 bisa membuat efisiensi bahan bakar. Ukuran efisiensi BBM sebagai klaim pabrik tidak dapat ditentukan mengingat perbedaan kondisi medan ataupun situasi jalan seperti di Indonesia. Hanya saja, mobil ini dapat menekan emisi 15-20 persen dibandingkan generasi sebelumnya.
Untuk interior, pertama kalinya di Indonesia, BMW X3 menggunakan jok kulit berkualitas. Kulit jok mobil ini satu tingkat di atas tipe dakota yang biasa disematkan di BMW. Ke depan, Grup BMW menjanjikan akan menggunakan kulit Vernasca yang pori-porinya lebih kecil dan permukaan lebih halus untuk model-model mewahnya.
Head unit BMW X3 menggunakan iDrive generasi terbaru dengan layar 10 inci, sedangkan layar bagian depan menggunakan ukuran 8 inci. MID juga terbaru dengan basel sehingga turun menjadi 8 inci, tetapi informasi MID tetap banyak.
Lebih ringannya SAV premium itu agaknya akan terbukti apabila di kemudian hari dibawa ngacir kembali ke jalan yang cukup jauh. Bahkan, bisa pula membuktikan tingkat efisiensinya dibandingkan generasi sebelumnya. Tantangan selalu berada di depan kita!