Untuk kedua kalinya, festival makanan pedas bertajuk ”Cabe-cabean Food Festival” digelar di Jakarta. Tempat penyelenggaraan acara masih sama dengan tahun lalu, yakni di Blok M Square, Jakarta Selatan.
Sekitar 60 penjual makanan dan minuman di festival itu sejak Jumat sampai Minggu (4/5-6/5/2018) siap melayani pembeli.
Karena tahun lalu acara tersebut sudah diadakan, sebagian pengunjung sudah tahu jadwal penyelenggaraan. Sejak Jumatsiang, ratusan pembeli menyerbu makanan, seperti seblak, ayam geprek, aneka makanan Korea, sate padang, hingga makaroni ngehe.
Ahmad Romero Comacho dari Pranala, selaku penyelenggara festival makanan pedas itu, menjelaskan, tak semua makanan yang tersedia bercita rasa pedas meski tajuk acara cabe-cabean.
”Kami sadar sebagian pengunjung pasti butuh makanan yang tidak terlalu pedas atau sama sekali tidak pedas. Di sini juga ada makanan yang tidak pedas dan level pedasnya minim,” kata Ahmad, yang biasa dipanggil Popo, Sabtu (5/5).
Untuk menemani aneka makanan, panitia juga menyediakan lapak yang menjual aneka minuman dan makanan penutup (desert), seperti aneka kue, es kepal Milo, dawet, gogo mango, lekker, sampai kopi.
Salah satu makanan yang nyaris tidak ada pedasnya adalah nasi dendeng di lapak Dendeng Uda Ryzki. Sementara makanan dengan rasa pedas dalam berbagai tingkatan jauh lebih banyak ada warung mi Abang-Adek, nasi goreng kebuli Apjay Pak Ivan, Seblak Jeletet Murni, Sambal Brutal, Nasi Pedas Endolita, Ayam Blenger PSP, Phago yang menyediakan aneka makanan Korea, Chimol Champ, dan lainnya.
Popo menambahkan, harga makanan dan minuman di festival tersebut bisa disebut merakyat. Harga minuman mulai dari Rp 9.000, sedangkan harga makanan mulai dari Rp 10.000.
Untuk memeriahkan acara, penyelenggara mengadakan acara lomba makan makanan pedas dengan 20 cabai asal Banjarmasin yang dikenal sangat pedas. Tiga peserta maju sebagai peserta.
Penonton memberi dorongan agar ketiga peserta bisa menghabiskan makanan. Ketiga peserta berhasil menghabiskan makanan walau ada yang merasa kepedasan.
Arena festival yang relatif bersih dan rapi dengan banyak meja dan tempat duduk di kursi atau lesehan serta dilengkapi dengan banyak tempat sampah itu sejak Sabtu pukul 10.00 ramai oleh pengunjung.
Jumlah mereka makin bertambah saat jam makan siang. Sabtu sekitar pukul 16.00, hampir semua makanan pedas dipenuhi antrean pembeli.
Menjelang petang, beberapa lapak, seperti Warung Abang-Adek dan Seblak Jeletet Murni, sudah kehabisan bahan baku.
”Kuahnya habis Kak. Kami sedang bikin lagi. Kalau mau menunggu, silakan atau saya catat pesanannya,” kata seorang staf di stan Seblak Jeletet Murni.
Sekelompok mahasiswi Poltek Kesehatan Jakarta rupanya memilih menunggu hingga 15-20 menit daripada tak merasakan seblak tersebut.
Ingin mengisi akhir pekan dengan menikmati makanan pedas yang relatif murah dan enak, datanglah ke sana Minggu (6/5) selagi festival itu masih digelar.