Sentuhan Baru ”Surya”
Boleh bertambah usia, tetapi tidak boleh menua. Inilah yang dipegang perancang mode Didiet Maulana saat menggarap koleksi Mentari (musim semi/musim panas) 2018 bertajuk ”Surya”. Tetap menampilkan tenun ikat dan lurik, dia menantang diri dengan memberi sentuhan baru yang segar, dinamis, dan relevan dengan zaman.
Koleksi Surya keluaran label Ikat Indonesia dilansir pada 8 Mei 2018 di Hotel Monopoli, Jakarta, sebagai representasi gerak anak muda masa kini. Sebagaimana matahari memancarkan kehangatan, Didiet pun ingin anak-anak muda yang mengenakan koleksi terbarunya memberikan semangat dan optimisme.
”Sasaran koleksi ini memang anak muda, generasi milenial. Mereka tengah berada pada usia aktif dan tersebar di mana-mana dalam berbagai profesi. Ini menantang saya untuk membuka pikiran, menerima ide-ide baru,” tutur Didiet.
Dia mengisahkan bagaimana pertentangan itu terjadi dalam dirinya sendiri ketika berhadapan dengan pandangan baru dari generasi muda. Didiet memiliki tim kreatif yang isinya anak muda dari generasi milenial. Dia harus menyesuaikan egonya sebagai desainer yang sudah punya gambaran tersendiri dalam mendesain mode dan menerima masukan tim kreatif itu. Dia pun perlu waktu untuk menelaah produk yang dihasilkan.
Kepada Didiet, anak-anak muda itu bilang, ini sudah kuno, ini tua. ”Saya bilang, sebenarnya ini enggak masuk (dalam gaya desain), nih, tetapi bagi mereka justru menarik,” ujarnya.
Didiet pun mencandai tim anak-anak muda itu, apakah mereka nanti bersedia memakai baju semacam itu. Tak ada keraguan pada diri mereka.
Dengan keberanian mengambil risiko, ternyata hasilnya lebih atraktif. Napas urban sangat terasa. Potongannya juga berjiwa muda dengan teknik loose fit, cropped top, dropped shoulder, atau oversized yang tengah digandrungi saat ini. Sebelumnya rancangan Didiet lebih banyak busana fitted. Baru dua musim terakhir model busana longgar hadir dalam karyanya.
Ada sekitar 50 tampilan dalam koleksi Surya, terdiri atas busana siap pakai untuk pria dan wanita. Sentuhan Didiet yang mengusung desain simpel dan trendi tetap terasa. Namun, getaran kemudaan lebih kental terasa. Nuansa nyaman juga terlihat dalam padu padan busana sehingga cocok digunakan untuk tampilan sehari-hari yang resmi ataupun kasual.
Arah kain
Didiet pun beranjak lebih jauh dari semula mengolah siluet kini juga mengolah arah kain. Dia banyak bermain pola-pola geometris dan permainan sambung- menyambung garis menjadi motif. Misalnya pada kemeja, garis horizontal dan vertikal bertemu di satu bidang.
Bagian produksi memang teriak, kata Didiet, karena biasanya setiap garis bertemu. Dengan olahan baru itu, garis yang dihasilkan tetap rapi dan justru berkesan lebih dinamis.
Misalnya atasan tank top dan bawahan celana longgar warna kuning pucat dengan garis horizontal tipis dipadu bidang garis diagonal pada bagian pinggang berwarna dominan hijau terang. Koleksi lain berupa celana kulot dengan motif garis diagonal menyerupai huruf V bertemu atasan blus lengan panjang longgar dengan motif geometris. Model terusan juga terlihat segar dengan permainan motif garis vertikal dan horizontal yang tipis dan tebal.
Celana panjang atau pendek longgar dipadu kemben atau tank top dan luaran (outer) lengan panjang yang juga longgar dengan motif berbeda-beda juga memunculkan kesan yang energik. Sama halnya dengan busana pria berupa setelan celana panjang atau celana pendek dengan kaus atau kemeja diberi rangkapan jaket atau kemeja yang lebih longgar.
Sesuai dengan musimnya, koleksi Surya mengetengahkan palet warna cerah yang memberi kesan ceria. Warna dominan kuning kunyit, biru terang, hijau, dan merah meski tidak menyala.
Keistimewaan lain yang melengkapi koleksi Surya adalah denim ikat. ”Dari beberapa negara yang saya kunjungi beberapa waktu belakangan ini, saya lihat denim is back,” ucap Didiet.
Dia lalu membawa denim sebagai aksen pemanis bagi koleksi Surya. Misalnya, dengan mengombinasikan tenun dengan denim pada kantong atau bahu. Denim juga dihadirkan lewat potongan siluet oversized pada atasan ataupun bawahan.
”Punch line”
Di samping kesegaran pada rancangan, koleksi Surya juga menghadirkan kejutan berupa swimwear atau pakaian renang dengan motif tenun ikat. Didiet menyebut koleksi swimwear ini sebagai punch line.
”Kebetulan saya lagi hobi banget berenang. Lalu, saya juga melihat sekarang banyak anak- anak muda menghabiskan waktu senggang mereka untuk pelesiran. Di media sosial, mereka banyak mengunggah foto sedang berada di pantai. Nah, terpikir kenapa tidak membuat swimwear dengan motif tenun,” ujarnya.
Rupanya koleksi swimwear ini mendapat sambutan hangat karena keunikan motif dan potongannya, baik model one-piece maupun two-pieces. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah bikini dengan bawahan bergaris pinggang tinggi (high waisted) berwana ungu beraksen garis oranye, putih, dan kuning.
Didiet tidak menyangka bahwa respons terhadap koleksi ini sangat positif. ”Swimwear ini baru Juni nanti keluar, tetapi sudah banyak yang berminat. Kebanyakan ibu-ibu muda yang sudah memiliki anak,” katanya.
Bagi Didiet, yang memulai label Ikat Indonesia tujuh tahun lalu, ragam koleksi ini merupakan salah satu cara untuk mengeksplorasi potensi tenun di Nusantara. Seperti dia akui, ada nada sentimental yang terasa ketika membicarakan kekayaan tenun ini karena setiap bahan ikat dan lurik yang dipakainya dibuat dengan kehangatan tangan-tangan perajinnya.
Itulah sebabnya, olahan wastra ini menjadi penting agar tetap membaur dengan tren mode dunia. Akan banyak dijumpai gaya-gaya yang semakin muda yang menandakan bahwa jiwa bisa tidak termakan usia.