Berbuka dengan Menu Dunia
Bagi mereka yang berpuasa di bulan Ramadhan, momen berbuka ditandai bunyi beduk dan kumandang azan magrib, adalah saat-saat yang dinantikan. Suasana berpuasa di bulan Ramadhan seperti itu memang selalu ditunggu-tunggu dan selalu saja membuat kangen.
Salah satu kebiasaan menjelang berbuka puasa adalah menyiapkan beragam jenis hidangan untuk disajikan setelah seharian penuh menahan lapar dan dahaga. Mulai dari penganan ringan sebagai menu takjil, yang tentunya serba manis, sampai ke beragam menu hidangan berat yang tak kalah menggugah selera.
Nuansa dan pengalaman seperti itu coba dihadirkan dan ditawarkan Hotel Le Meridien Jakarta, dalam program berbuka puasa, ”Click Clock Ramadhan”. Menurut General Manager Kanit Sangmookda program itu akan berlangsung hingga 14 Juni mendatang, menjelang saat malam takbiran.
Sangmookda memaparkan ada tiga pilihan tempat berbuka puasa, yang tentu saja punya keunikan serta kekhasan masing-masing. Selain beragam hidangan berbuka (takjil), sejumlah menu makanan berat juga menunggu di tiga pojok makanan itu.
Pojok makan pertama, Restoran La Brasserie, menyajikan hidangan dan nuansa penganan Eropa, sesuai dengan namanya. Namun, Restoran La Brasserie juga menghidangkan beragam menu khas Indonesia, Jepang, atau India.
Sementara di pojok kedua, Restoran Al Nafoura, beragam menu hidangan khas Timur Tengah disajikan, mulai dari daging domba ala negeri Arab dimasak dengan yogurt (lamb shakriah), nasi biryani beraroma kari dan campuran beragam sayuran (vegetable biryani), salad sayuran khas Timur Tengah, Tabbouleh, dan banyak lagi.
Sedangkan untuk pilihan ketiga, pengunjung juga bisa merasakan beragam menu lezat bertema street food, yang disediakan di pojok Batavia Night Market. Di pojokan ini tamu dapat mencicipi dan menikmati beragam sajian khas jajanan jalanan, seperti kerak telur, laksa, tongseng, pecel, tumis sayuran hijau, dan seafood sambel ijo.
Khusus untuk pojok Batavia Night Market, Executive Souz Chef Pranowo memaparkan sejumlah menu bisa disajikan dengan banyak variasi sesuai keinginan pemesan. Semangat itu, menurut dia, meniru semangat persaingan antarpedagang street food, yang keras dan saling berlomba menyajikan pilihan terbaik untuk calon pembeli.
”Semisal untuk menu tongseng, pemesan bisa memilih daging sapi, ayam, atau bahkan seafood. Begitu juga untuk menu dadar gulung, yang biasa dibuat dengan isian manis, di pojok Batavia Night Market kami menawarkan alternatif lain yang lebih savory (gurih), seperti dengan isian keju,” ujar chef Pranowo.
Makan berat
Pilihan seafood cabai ijo yang ditawarkan di pojok Batavia Night Market ini boleh jadi menu yang menantang untuk dikonsumsi saat berbuka puasa. Bagi mereka yang doyan makanan pedas berbumbu, menu hidangan laut satu itu bisa menjadi pilihan utama.
Walau kaya dengan cabai hijau yang dihaluskan dan diolah bersama bumbu-bumbu lain, hidangan berbahan dasar utama daging udang dan cumi ini sebetulnya punya derajat kepedasan yang terbilang moderat.
Namun, yang membuatnya berbeda adalah paduan rasa gurih daging udang dan cumi, yang semakin diperkaya dengan rasa serta aroma khas cabai hijau. Tak hanya pedas dan gurih, saat masuk ke dalam mulut dan mulai dikunyah, menu hidangan laut satu ini juga menawarkan kekayaan rasa lain.
Beberapa macam rasa, seperti manis asal gula merah, yang memang ditambahkan, dan tak lupa rasa serta aroma menantang dari potongan terasi udang, yang juga menjadi semacam penguat aroma dan nuansa makanan laut. Bumbu-bumbu itu menurut chef Pranowo memang sengaja ditambahkan untuk semakin memperkaya cita rasa.
Jika masih berselera dan perut juga masih bisa muat untuk diisi lagi, pengalaman berkuliner menarik lain tampaknya juga masih bisa didapatkan dengan mencicipi hidangan khas Timur Tengah, lamb shakriah. Hidangan berbahan dasar daging domba itu dimasak dengan kuah yogurt serta bumbu-bumbu rempah beraroma khas Timur Tengah lainnya.
Dalam setiap kunyahan memang sangat kuat terasa aroma daging domba yang juga mampu berpadu cantik dengan rasa asam dari kuah yogurt serta beragam rempah. Kunci utamanya menurut chef Pranowo terdapat di campuran saus berbahan yogurt, sour cream, bawang putih, dan bumbu-bumbu rempah mulai dari kapulaga, kembang lawang (star anise), khas makanan Timur Tengah.
”Dagingnya sendiri dari bagian kaki yang sudah boneless (tanpa tulang) dan dilumuri garam, merica, serta ketumbar. Lalu dimarinasi selama dua jam dengan saus yogurt beserta bumbu-bumbunya. Lalu semua dimasak bersama dengan tambahan kaldu tulang domba sampai dagingnya lembut. Aroma daging domba yang khas bisa dipertahankan keluar jika dimasaknya bersama tulang,” katanya.
Sementara untuk makanan berat bercita rasa Asia di Restoran La Brasserie, pengunjung bisa juga memilih antara menu ayam, stirred fried vietnamese chicken with ginger and lemon grass, atau menu ikan, simmered fish in caramel sauce and coriander beef. Kedua menu dijamin mampu menggoyang lidah pencicipnya.
Sekilas rasa saus ayam di hidangan pertama di La Brasserie terasa seperti kuah kari. Hal itu lantaran menurut chef Pranowo, olahan bumbu-bumbu yang digunakan hampir sama, seperti kunyit, batang sereh, lengkuas, dan jahe.
Semua bumbu tersebut dihaluskan dengan cara diblender lalu digunakan untuk merendam daging ayam bagian paha selama dua jam. Tak mengherankan memang jika aroma aneka bumbu tadi terasa sangat meresap ke dalam daging ayam, apalagi setelah kemudian semua bahan juga ditumis bersamaan.
Sementara untuk menu ikan kedua, chef Pranowo mengibaratkannya mirip dengan menu olahan Tanah Air, garang asam, tetapi dengan tambahan gula dan asam jawa. Ditambah pula dengan cabai hijau dan merah, lengkuas, sereh, daun jeruk, serta batang daun ketumbar, yang semuanya ditumis sebelum dimasukkan kuah dan daging ikan.
”Cocoknya ikan kakap atau jenis ikan laut lain karena tekstur dagingnya lebih keras ketika dimasak, jika dibandingkan dengan daging ikan air tawar,” katanya.
Pilihan takjil
Hidangan takjil memang menjadi sesuatu yang identik dan wajib diadakan saat berbuka puasa. Makanan dan minuman ringan yang biasanya serba manis itu baik untuk dikonsumsi, terutama untuk mengembalikan energi setelah seharian menahan lapar dan dahaga.
Beberapa jenis pilihan takjil serba manis yang disediakan mulai dari beragam menu jajanan khas Tanah Air macam kue putu dan kelepon, bubur sumsum dengan beragam variasi tambahan, kolak pisang, serta kue-kue basah macam onde-onde, kue u, dan tak lupa minuman segar es cendol dan campur sari.
Sementara jika memang berselera dengan hidangan takjil ala Timur Tengah, pengunjung bisa memilih beberapa macam sajian manis mulai dari kurma dengan beragam varian isian, turkish ice cream, puding roti ala Mesir, umm ali, atau baklava, kue khas Turki berbentuk pastry berlapis dengan isian kacang pistachio cincang, yang diberi pemanis gula atau madu.
Semuanya bisa dicicipi di pojok Sweet Station. Khusus untuk hidangan manis khas Timur Tengah, chef Pranowo merekomendasikan umm ali. Cara pembuatannya pun relatif mudah, dengan mencampur puff pastry atau roti croissant yang dihancurkan lalu dibuat menjadi adonan dengan terlebih dahulu dicampur susu, rose water, dan gula, lalu dipanggang.