Menanti 232 Hari Mencoba Xpander di Jalan Raya
Setelah beristirahat sekitar 30 menit, menunggu bagasi dan ke kamar kecil, rombongan wartawan yang baru tiba di Bandara Ahmad Yani, Semarang, Minggu (4/3/2018), mulai dibagi dan diminta masuk ke 10 mobil Xpander. Inilah pertama kali wartawan melakukan test drive Xpander setelah resmi diluncurkan pada 10 Agustus 2017 di Gaikindo Indonesia International Auto Show Ke-25 di ICE BSD City, Tangerang.
Sebelumnya, 15 Juli 2017, Kompas dengan beberapa media mendapat kesempatan untuk menjadi yang pertama melihat dan merasakan Xpander, yang sebelumnya dinamai XM Concept, di Pusat Riset dan Desain Mitsubishi, di kota Okazaki, Prefektur Aichi, Jepang.
Sembilan mobil memakai transmisi otomatis dan satu manual disiapkan di area parkir Bandara Ahmad Yani. Varian yang dipakai mulai dari Exceed, Sport, hingga Ultimate. Kompas mendapat mobil nomor urut 4.
Dengan mengibarkan bendera, Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Kyoya Kondo melepas rombongan pukul 09.22. Tujuan pertama adalah Tong Jie Tea House yang berada di tempat istirahat (rest area) di kawasan jalan tol Ungaran.
Melintas di jalan tol jadi ujian untuk merasakan kesenyapan kabin. Sempat jarum kecepatan menyentuh angka 100. Suasana obrolan kami bertiga terasa santai. Volume suara berbicara kami seperti saat mobil dalam kondisi diam. Suara gesekan ban mobil dengan permukaan jalan tol dan suara angin cukup baik teredam. Setengah jam lebih, rombongan masuk area parkir Tong Jie Tea House. Di tempat ini, hidangan ringan tempe mendoan mini dan teh hangat aneka rasa menanti.
Mendekati pukul 11.00, sesuai urutan, mobil kembali bergerak ke Kopeng sebagai tujuan berikutnya. Kali ini Kompas memilih menjadi pengemudi. Posisi duduk yang terasa tinggi memudahkan kita mengawasi sisi kiri kanan dan pandangan ke depan.
Rombongan kembali memasuki jalan tol Bawen. Mobil pun bisa kembali dipacu untuk merasakan suspensi dan kesenyapan kabin. Kontur jalan yang bervariasi, datar, turun, dan menanjak membuat kami harus berkonsentrasi dalam mengemudi.
Dibekali mesin bensin 1.5L, 16 katup, dan 105 PS terasa responsif melalui semua itu. Adakalanya mobil harus dipacu saat iring-iringan mobil tertinggal karena jarak yang merenggang.
Hari pertama, uji nyali
Keluar dari jalan tol, rombongan memasuki jalan raya dengan variasi tikungan dan beragam kendaraan bermotor. Ujian pertama adalah kesabaran berada di belakang truk saat jalan menanjak, sementara lalu lintas dari arah sebaliknya cukup padat.
Panduan suara dari mobil panitia cukup membantu mencari kesempatan menyusul saat lalu lintas dirasa cukup aman. Satu per satu Xpander melewati iring- iringan mobil yang tertahan di belakang truk.
Kekhawatiran mengendarai mobil bertransmisi otomatis kehilangan tenaga saat menyusul di tanjakan tidak terjadi meski posisi tuas transmisi pada D.
Yang menarik di perjalanan ini adalah ketaatan dan perhitungan yang cukup baik saat menyusul di tanjakan sambil beriringan. Pengemudi dituntut menghitung ruang yang cukup tersedia bagi kendaraannya, termasuk untuk yang di depan dan di belakang.
Adanya fasilitas pengereman ABS (anti-lock braking system) membuat rasa percaya diri mengendarai kendaraan dalam kondisi licin karena rem akan mengatur laju kendaraan dan menghindari rem terkunci saat pengereman.
Selain itu, fitur HSA (hill start assist) yang menjaga mobil tidak mundur beberapa waktu saat pedal rem dilepas pada posisi menanjak dan ESS (emergency stop signal system), yaitu lampu hazard yang akan menyala otomatis saat pengereman mendadak membantu menghindari benturan dari kendaraan belakang.
Setelah menempuh perjalanan hampir 70 kilometer dari Tong Jie Tea House, pukul 12 lewat rombongan mulai memasuki kawasan Kopeng Treetop Adventure Park. Sebuah lokasi wisata yang dipenuhi pohon pinus dengan kontur lahan yang naik turun dan jalanan yang cukup untuk kendaraan berpapasan.
Udara segar dan kehijauan kawasan ini menjadi penyejuk hawa panas saat rombongan berangkat dari Bandara Ahmad Yani, Semarang, pagi hari. Satu per satu peserta turun dari kendaraan menuju lokasi berkumpul di tempat semacam rumah panggung terbuka yang berada di ketinggian. Hidangan makan siang beserta minuman hangat, kopi dan teh, sudah disiapkan.
Beberapa rekan media melakukan sesi foto sendiri pada sebuah Xpander yang telah disiapkan. Tidak berapa lama, curahan air hujan yang cukup deras mengguyur kawasan wisata ini. Perjalanan pun kembali dimulai menuju arah Ketep Pass, lokasi wisata yang berada pada ketinggian sekitar 1.200 meter, di kawasan Bukit Sawangan, Magelang. Apabila cuaca cerah, kita bisa menyaksikan keindahan lima gunung berapi, yaitu Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, dan Slamet. Kondisi jalan di beberapa bagian berlubang dan cukup licin. Daya redam suspensi dan kenyamanan kabin menjadi hal yang patut diapresiasi. Di Ketep Pass, rombongan tak berhenti dan terus melaju ke Boyolali, tepatnya Cepogo, daerah sentra kerajinan tembaga.
Satu per satu mobil diparkir di halaman sebuah galeri, yakni AA Galeri, yang menyajikan beragam karya tempaan tembaga. Minuman hangat dan jajanan pasar telah disiapkan.
Setiap grup mendapat penjelasan cara kerja dan kesempatan untuk mencoba menempa tembaga. Waktu pun terus bergulir dan menunjukkan pukul 16.06 saat rombongan mulai meninggalkan galeri menuju Solo. Hujan menyambut rombongan Xpander batch 1 saat memasuki Kota Solo. Perjalanan yang melelahkan sejak subuh berkumpul di Bandara Soekarno-Hatta akhirnya terasa usai, saat mobil memasuki halaman lobi Hotel Alila, Solo.
Seusai makan malam, para wartawan berdiskusi ringan dengan, antara lain, Head of Sales & Marketing Group PT MMKSI Imam Choeru Cahya, Head of Sales & Marketing Region 2 Amiruddin, didampingi Head of PR & CSR Department Intan Vidiasari dan Product Ambassador Mitsubishi Motors Indonesia, Rifat Sungkar.
Imam mengatakan, untuk mengimbangi besarnya animo masyarakat akan Xpander, layanan purnajual menjadi hal yang penting. Untuk itu, perlu dilakukan penambahan jumlah dealer dan bengkel di seluruh Indonesia. Hingga tahun 2018, telah ada 115 dealer di seluruh Indonesia dan target untuk tahun 2019 adalah 143 dealer.
Persoalan idle up yang menyebabkan RPM naik tanpa diinjak pedal gasnya juga dibahas. Kompas sempat berbincang dengan dua pemakai Xpander saat rombongan singgah di Kopeng Treetop Adventure Park. Mereka mengeluhkan soal RPM yang naik. Menurut pihak MMKSI, persoalan itu akan ditangani setiap dealer mulai akhir Maret. Pemilik Xpander yang punya keluhan pada RPM diharapkan melakukan pendaftaran (booking service) ke bengkel agar segera ditangani, tanpa dipungut biaya.
Di depan wartawan, Rifat mengemukakan pengalamannya selama mengendarai Xpander. ”Kalau mau tahu mobil enak, setidaknya ada dua hal yang perlu diingat, soal handling dan kenyamanan (kesenyapan). Nah, yang ini ada di sini,” ujarnya.
Desain yang diusung small MPV berkapasitas mesin 1.5L dengan penggerak roda depan ini memadukan DNA Pajero Sport dan Lancer Evo X. Artinya, kendaraan ini memiliki keandalan sebuah SUV dengan kenyamanan sebuah sedan.
Hari kedua, wisata kota dan kuliner
Setelah mengolah raga dengan senam zumba, dilanjutkan sarapan, rombongan menikmati perjalanan di dalam kota menuju Stasiun Kereta Api Purwosari. Stasiun tertua di Kota Solo ini menyediakan kereta wisata Jaladara yang dijalankan dengan lokomotif uap seri C1218 buatan Jerman.
Dilengkapi dengan dua gerbong yang terbuat dari kayu jati asli dengan kapasitas maksimal 72 penumpang, kereta uap Jaladara, atau dikenal dengan nama Sepur Kluthuk Jaladara, berjalan di lintasan rel yang bersisian dengan Jalan Slamet Riyadi, jalan raya utama Kota Solo.
Beragam jajanan pasar dan aneka jamu yang disajikan seorang ibu menjadi teman dalam perjalanan sekitar satu jam menuju Stasiun Sangkrah.
Kegiatan dilanjutkan dengan mengunjungi Sun Star Motor, dealer Mitsubishi terbesar di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Museum Danar Hadi menjadi tujuan berikutnya, sekaligus menikmati makan siang. Para jurnalis mendapat kesempatan melihat dan mendengar penjelasan mengenai ratusan batik yang menjadi koleksi museum.
Selain itu, peserta juga diberi latihan singkat bagaimana caranya menggunakan canting saat membatik. Malam harinya, rombongan menikmati santap malam di Omah Sinten sambil mendengarkan alunan suara Didi Kempot. Sebuah perjalanan yang menyenangkan, menikmati perpaduan antara teknologi kekinian dan kekayaan budaya Indonesia.