Momen Lebaran kerap diwarnai dengan serbuan beragam mode pakaian. Tren busana yang bergerak cepat menuntut kreativitas para desainer dalam merancang mode berbeda setiap hari raya. Pada Idul Fitri tahun ini, sejumlah desainer Tanah Air menawarkan konsep busana yang lebih leluasa dan berwarna.
Suasana di gerai Jakarta Designer’s Room di lantai 1 Senayan City, Jakarta, tampak ramai, Sabtu (9/6/2018) malam. Sejumlah pengunjung sibuk memilih pakaian untuk digunakan saat berlebaran.
Variasi busana produk dari enam merek di gerai itu memberikan banyak pilihan bagi pengunjung. Apalagi, ada potongan harga 10-50 persen yang membuat pengunjung semakin bergairah memilih busana terbaik untuk dipakai pada hari raya.
Keenam merek itu adalah Kle, XY, Danjyo Hiyoji, Hunting Fields, Nikicio, dan Cotton Ink. Masing-masing mengeluarkan berbagai mode khusus edisi Lebaran tahun ini.
Merek Danjyo Hiyoji, misalnya, mengeluarkan produk layer, baju koko, dan celana sarung. Motif di setiap produknya berbeda. Namun, konsep utamanya, baik untuk baju maupun celana, dibuat tidak ngepas.
”Edisi hari raya tahun ini mengeluarkan busana yang lebih longgar. Salah satu tujuannya untuk menampilkan keleluasaan berekspresi dalam merayakan Lebaran,” ujar Direktur Bisnis Danjyo Hiyoji, Dana Maulana.
Dana mengatakan, produknya menyasar anak muda dan orangtua untuk laki-laki dan perempuan. Namun, kesan modern dan stylish yang digandrungi anak muda tetap ditonjolkan sebagai ciri khas produk Danjyo Hiyoji.
Pada produk baju koko, Dana menggunakan motif batik. Namun, berbeda dengan konsep tahun lalu yang memakai motif batik Cirebon, tahun ini menggunakan motif batik garis-garis yang lebih simpel.
“Jadi kelihatan modern. Anak muda dan orangtua tetap cocok memakainya. Karena ini merupakan produk kombinasi yang bisa digunakan semua kalangan,” ujarnya.
Konsep busana yang lebih longgar juga ditawarkan produk XY. Hanya saja, motifnya lebih unik dengan menampilkan siluet jari dan wajah. XY mengeluarkan produk baju koko dan outer untuk edisi Lebaran tahun ini.
CEO MaisonMAC (grup dari XY) Arie Panca mengatakan, konsep keleluasaan cocok ditonjolkan dalam edisi Lebaran yang merupakan momen kemenangan. Sementara itu, siluet jari dan wajah ditampilkan sebagai wujud identitas diri.
“Jari dan wajah biasanya digunakan untuk menunjukkan identitas. Kami memang sengaja menampilkan cerita dalam setiap produk busana. Sebab, jika hanya menampilkan mode, tentu sudah terlalu banyak,” ujarnya.
Arie mengatakan, Jakarta Designer’s Room berlangsung selama satu bulan pada 1 Juni – 1 Juli 2018. Dia berharap, kolaborasi dari sejumlah desainer itu terus berlanjut untuk edisi-edisi lainnya.
“Semoga edisi Lebaran tahun depan terus berlanjut. Selain itu, juga dapat bersama-sama mengeluarkan produk-produk terbaru untuk edisi lainnya di luar Ramadhan dan Lebaran,” ujarnya.
Produk Kle menampilkan pakaian wanita dengan mode barvariasi. Satu konsep yang dipertahankan di setiap mode adalah tampilan penuh warna sehingga menonjolkan kesan ceria.
“Hari raya adalah momen keceriaan. Untuk itu, saya menampilkan aneka warna dengan motif bunga untuk menggambarkan kesan ceria itu,” ujar Kleting Titis Wigati, perancang yang mengusung label Kle.
Lebaran telah tiba. Namun, berburu busana biasanya masih tetap dilakukan di hari raya saat berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan bersama keluarga. Di tengah banjirnya tren busana edisi hari raya, produk perancang dalam negeri yang mengusung konsep keleluasaan dan penuh warna sepertinya patut dicoba.