Jersi Penjaga Memori
Euforia Piala Dunia 2018 di Rusia menggema ke seantero dunia. Magnetnya tidak hanya terletak pada drama dan serunya pertandingan. Perburuan jersey atau kostum olahraga dari negara negara peserta kompetisi menjadi sisi lain euforia itu. Bukan sekadar koleksi, jersi juga menjadi penjaga memori para pencinta sepak bola.
Digelar empat tahun sekali, Piala Dunia selalu dinantikan warga dunia. Wajar saja, ajang ini mempertemukan tim nasional terkuat dari berbagai belahan dunia untuk membuktikan diri sebagai tim paling tangguh.
Suporter setiap negara peserta berbondong-bondong datang ke Rusia untuk mendukung secara langsung di stadion. Mereka menjadi saksi sejarah Piala Dunia edisi ke-21 tersebut.
Akan tetapi, Piala Dunia tak hanya dinikmati masyarakat dari negara yang tim nasionalnya ikut berlaga. Warga negara yang tidak lolos pun ikut menikmati dan merayakan Piala Dunia.
Di Indonesia, misalnya, euforia Piala Dunia ditandai dengan acara nonton bareng (nobar) yang selalu ramai. Acara nobar ini digelar di hotel berbintang lima sampai warung di desa-desa. Ini pertanda demam Piala Dunia melanda semua lapisan masyarakat.
Pertanda lain adalah maraknya penjualan kostum (jersi) tim nasional negara peserta. Kualitas jersi yang dijual beragam, dari orisinal hingga KW.
Tak sedikit orang di Indonesia konsisten mengoleksi jersi negara peserta Piala Dunia. Tujuannya beragam, baik untuk dipakai sendiri maupun dipandang sebagai investasi. Sebab, harga jersi berpotensi meningkat setelah beberapa tahun kemudian.
Sejumlah kolektor jersi di Indonesia membentuk komunitas Jersey Forum. Saat ini anggotanya lebih dari 3.000 orang, tersebar di seluruh Indonesia. Komunitas itu menjadi wadah untuk bertukar informasi. Dari cara merawat jersi, proses membelinya dari luar negeri, hingga lapak jual-beli jersi di antara anggota.
Bagi mereka, Piala Dunia adalah momen untuk menambah koleksi jersi. Masalahnya, tidak semua jersi negara peserta Piala Dunia dijual di Indonesia.
Tak menyerah
Para kolektor ini tak ingin menyerah dengan alasan itu. Tidak tanggung-tanggung, perburuan jersi dilakukan hingga ke luar negeri.
”Caranya beragam. Ada yang membeli langsung ke Singapura, Jepang, Inggris, dan negara lainnya. Ada juga yang menitip untuk dibelikan melalui rekan yang sedang berada di luar negeri. Namun, lebih banyak dilakukan dengan membeli secara online,” ujar moderator Jersey Forum, Said Hisyam, di Jakarta, Kamis (28/6/2018).
Selain mengoleksi jersi Piala Dunia, anggota Jersey Forum, termasuk Said, juga mengoleksi jersi klub-klub dari Eropa, Asia, Amerika, dan lainnya. Jumlah koleksi setiap anggotanya pun bervariasi, dari belasan, puluhan, ratusan, hingga ribuan.
Said mempunyai sekitar 600 jersi. Lebih dari 100 di antaranya merupakan jersi negara peserta Piala Dunia dan Piala Eropa pada beberapa edisi.
Dia mulai menekuni mengoleksi jersi sejak sepuluh tahun lalu. Namun, dia juga mengoleksi jersi yang dikeluarkan sebelum tahun 2008. Sebab, umumnya para kolektor mengincar jersi lawas.
Khusus jersi Piala Dunia, Said telah mengoleksinya sejak 1994. Untuk edisi itu, dia mempunyai koleksi jersi Brasil, Swedia, Belgia, Italia, Kolombia, Jerman, dan Swis.
Edisi Piala Dunia 1998, dia mengumpulkan jersi Kolombia, Meksiko, Kroasia, Brasil, Jepang, dan Kamerun. Sementara itu, edisi empat tahun berselang, jersi Jerman, Inggris, Spanyol, Italia, Jepang, dan Brasil menambah koleksi di lemarinya.
Pada edisi Piala Dunia 2006, Said mempunyai jersi Argentina, Spanyol, Italia, dan Jerman. Sementara untuk edisi Piala Dunia 2010, dia mengoleksi jersi Uruguay, Belanda, Italia, Jerman, dan Spanyol.
Said membeli jersi Belanda, Spanyol, Jerman, Italia, Argentina, dan Amerika Serikat untuk edisi Piala Dunia 2014. Pada edisi Piala Dunia tahun ini, dia menambah koleksinya dengan membeli jersi Jepang, Jerman, dan Kolombia.
Ada sejumlah pertimbangan sebelum membeli jersi. Mulai dari negara favorit, desain jersi yang dianggap unik, hingga jersi negara yang jarang dijual di pasaran.
Dengan koleksi 600 jersi, tentu dana yang dikeluarkan Said tidak sedikit. Apalagi, dia mengoleksi jersi orisinal dengan harga yang tak murah.
Di pasaran, jersi orisinal dijual mulai harga Rp 900.000. Namun, semakin lawas, harganya biasanya akan meningkat. Bahkan, Said pernah membeli jersi seharga Rp 12 juta.
Mengoleksi banyak jersi tidak membuat Said merasa menghamburkan uang. Sebagai penyuka sepak bola, baginya mengoleksi jersi adalah kepuasan batin.
”Rasanya sangat puas kalau mendapatkan jersi yang sudah lama diincar. Jujur saja, ada rasa bangga juga saat mengenakan jersi tertentu yang jarang ditemukan di pasaran,” ujarnya.
Mengoleksi jersi juga merawat kenangan. Sebab, jersi menjadi jejak sejarah dari kompetisi sepak bola, termasuk Piala Dunia.
Piala Dunia akan terus berganti edisi setiap empat tahun. Kebanyakan orang hanya mengingat tuan rumah dan juara di setiap edisinya. Namun, bagi Said, jersi memperkaya ingatan itu. Ia percaya, pada tahun-tahun mendatang, orang-orang akan mengingat dan membicarakan momen Piala Dunia pada edisi sebelumnya.
”Saat nanti orang-orang hanya membicarakannya, kami punya kenangan nyata dalam bentuk jersey. Jadi, mengoleksi jersi juga menjaga memori mengenai pertandingan atau kompetisi penting seperti Piala Dunia,” ujarnya.
Said pun berencana mewariskan koleksi jersi itu kepada anak-anaknya. ”Saya memang tidak bertujuan menjualnya. Biar saja nanti dipakai anak-anak saya saat mereka besar,” ujar pria 34 tahun tersebut.
Bisnis
Bagi para kolektor jersi, hobi dan bisnis juga dapat berjalan bersamaan. Sebab, pengalaman bertahun-tahun mengoleksi jersi membuat seseorang memahami kebutuhan pembeli jersi.
Tomy Ardian (33) yang semula pengoleksi jersi misalnya, belakangan juga berbisnis jersi. Bertempat di pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, dia menjual jersi kualitas KW grade orisinal
Ada beberapa pertimbangannya menjual jersi kualitas tersebut. Mulai dari harga yang lebih terjangkau hingga keinginan pembeli mendapatkan jersey negara-negara tertentu yang kualitas orisinalnya tidak dijual di Indonesia.
Jika jersi orisinal dihargai Rp 900.000, jersi KW grade orisinal dijual mulai Rp 150.000. Disparitas harga yang cukup besar membuat jersi KW banyak diminati.
”Tidak semua orang sanggup membeli jersi orisinal. Padahal, banyak orang ingin meramaikan Piala Dunia dengan memakai jersi. Jadi, jersi grade orisinal juga banyak diminati,” ujarnya.
Tomy telah menjual 15 lusin jersey negara peserta Piala Dunia 2018. Dia memprediksi, penjualannya akan meningkat menjadi 30 lusin hingga usai Piala Dunia 2018.
Menurut Tomy, kunci utama berbisnis jersi adalah paham dan mengikuti perkembangan sepak bola dunia. Tidak mengherankan, jika sejumlah pebisnis jersi yang hanya ikut-ikutan berujung gulung tikar.
Tomy berpendapat, bisnis jersi itu unik. Sebab, harga kostum tim ini juga dipengaruhi prestasi klub atau negara dalam kompetisi. Harga jersi akan turun jika timnya tidak lolos ke babak selanjutnya. Pembeli sepi karena tidak lagi bergairah mendukung tim yang sudah tersingkir. ”Situasi ini penting dipahami. Kalau terlalu banyak stok jersi tim yang tersingkir pada babak awal, tentu berpotensi merugi. Itulah sebabnya bisnis jersi juga perlu banyak referensi,” ujar pria yang berbisnis jersi sejak 2012 itu.
Ingar bingar Piala Dunia 2018 belum usai. Artinya, perburuan jersi tim negara-negara peserta pun masih berlanjut.