Meliuk Ekstrem Dihujani Pasir Bromo
Meliuk-liuk ekstrem bagai tarian tradisional waltz khas pinggiran Bavaria dan Austria. Itu lah yang dilakukan Kompas bersama All New BMW X3 dalam acara BMW Destination X di Bromo, Jawa Timur, 8-10 Mei 2018.
Selama tiga hari, liukan-liukan itu menyibak kemampuan demi kemampuan teknologi sport activity vehicle (SAV) premium produksi pabrikan asal Bavaria, Jerman, ini.
Terik mentari mewarnai perjalanan uji kendara All New BMW X3 dari Surabaya menuju Gunung Bromo. Hampir 150 kilometer (km) melintasi jalan mendatar, sesekali menembus kemacetan lalu lintas, hingga menanjak, menurun dan menikung melintasi kaki Gunung Bromo.
Di tengah perjalanan, sesi uji kendara khusus digelar di sebuah pelataran parkir restoran di daerah Pasuruan. Kali ini, kemampuan mobil bernama lengkap BMW X3 xDrive20i Luxury ditunjukkan dengan menjalankan mobil di atas lintasan terbuat dari baja.
Roda depan kanan dan dua roda belakang mobil dipaksa naik pada tiga “jebakan” lintasan baja itu, sementara satu roda depan kiri dibiarkan berada di aspal datar.
Instruktur BMW Driving Experience, Gerry Nasution, menjelaskan, ini adalah uji untuk sistem penggerak empat roda (all wheel drive/AWD) yang oleh BMW dinamakan teknologi xDrive. Ketiga roda ini seolah-olah berada dalam “jebakan” di perjalanan. Kondisi putaran roda menjadi terasa selip.
Secara otomatis, teknologi penggerak roda-roda pun mencari titik-titik tertentu yang dapat membebaskan ketiga roda yang “terjebak” selip itu. “Dengan injakan pedal gas, pengendara bisa membebaskan diri dari kondisi ‘terjebak’ ini,” kata Gerry.
Betul juga, Kompas mencoba mengentakkan pedal gas. Terasa benar, tenaga penggerak seakan terdistribusi ke poros penggerak ban depan kiri yang bebas. Kemudian, mobil pun spontan meluncur, tiga roda terbebas dari “jebakan” itu.
Pengujian pun belum berhenti. Seluruh jurnalis melanjutkan perjalanan. Suhu udara yang semula tercatat mencapai 34 derajat celcius di Kota Surabaya, perlahan-lahan menurun mencapai 17-18 derajat celcius saat tiba di sebuah penginapan, sekitar 5 km dari kawasan Pananjakan 2, Gunung Bromo.
[embed]https://youtu.be/wxSJZ8K53Fg[/embed]
Sepanjang perjalanan dari Kota Probolinggo, mobil juga menerjang satu demi satu lubang yang bertebaran di jalanan. Namun, peredaman suspensi BMW X3 baru ini cukup meredam guncangan mobil.
Terlebih, kini BMW X3 yang dilengkapi mesin BMW Twinpower Turbo 2.0 liter 4 silinder ini sudah memiliki fitur-fitur unggulan yang selama ini dimiliki BMW Seri 7 dan 5, seperti BMW EfficientLightWeight, Gesture Control dan Display Key,
Padang pasir
Hanya beristirahat sekitar enam jam, perjalanan dilanjutkan. Pukul 04.00, pengujian dimulai dengan menembus kegelapan malam menuju Puncak Pananjakan 2. Udara dingin menusuk kulit. Kegelapan malam berangsur berubah dengan terbitnya matahari, sedikit demi sedikit menerangi padang pasir dan pepohonan Gunung Bromo.
Terang mentari menyambut iring-iringan berbagai model SAV BMW, termasuk BMW X4 dan X5, menuju lautan pasir Bromo. Di lautan pasir ini, khususnya di titik bernama Seruni Point, pengujian kembali dilakukan dalam tiga tema, yakni X-treme, X-perience, dan X-track.
Pada titik X-treme, hanya model BMW X5 yang digunakan, itu pun dengan dikemudikan Gerry Nasution. Peserta hanya diperkenankan menjadi penumpang baik di sisi kiri pengemudi atau duduk di baris kedua.
Lagi-lagi, “jebakan” besi baja dipergunakan. Titik keseimbangan roda membuat ban depan kiri terasa melayang.
Pada titik keseimbangan tertentu, bodi mobil pun seperti menaiki ayunan jungkat-jungkit.
Usai melintas, mobil melintas pada pelat baja dengan tingkat kemiringan mencapai 27 derajat. BMW mengklaim, tingkat kemiringan yang bisa dilintasi BMW X5 maksimal 30 derajat.
Lintasan pelat baja selanjutnya adalah baja keseimbangan berbentuk huruf X. Dengan kecepatan yang sangat perlahan, mobil mulai memasuki area pelat baja yang hanya selebar roda.
Pada titik keseimbangan tertentu, bodi mobil pun seperti menaiki ayunan jungkat-jungkit. Hanya dengan menginjak pedal gas sedikit saja, posisi bodi mobil langsung mengarah turunan.
Lepas dari perangkat X-treme, peserta diajak merasakan lintasan ekstrem sekitar 2 kilometer. Berkelok-kelok, bahkan melintasi lubang pasir bekas aliran sungai yang terbentuk secara alami.
Tergoda untuk merasakan pengalaman itu, Kompas pun menjajal sendiri lintasan X-track. Bagai goyangan tari Waltz, BMW X3 dengan tenaga maksimum mencapai 184 HP dan torsi puncak 290 Nm ini diajak meliuk-liuk lintasan pasir sepanjang jalan 2 km.
Injakan pedal gas hingga mentok sesekali dilakukan, terasa betul mobil seakan tak bergerak, tetap stabil di lintasannya.
Teknologi xDrive yang disematkan pada mobil ini secara otomatis mencari traksi pada keempat rodanya agar tenaga yang tersalurkan tetap optimal. Begitu mencapai kemampuan optimal, roda-roda pun bergerak kembali melibas jalan berpasir.
Anindyanto Dwi Kumoro, Product Planning BMW Group Indonesia, mengatakan, “Sistem cerdas itu menyatu dengan fitur variable sport steering dan performance control yang secara otomatis memberikan steering feedback terbaik, mendistribusikan tenaga mesin dan fungsi pengereman pada keempat roda dalam kecepatan tinggi. Ini memungkinkan manuver kenikmatan berkendara.”
Vice President of Corporate Communication BMW Group Indonesia Jodie O’Tania mengatakan, sejak kemunculannya pada 11 April 2018, BMW X3 sudah sangat ditunggu-tunggu kehadirannya. Respons pasar sangat positif.
[embed]https://youtu.be/dz7N7l3qnyU[/embed]
Bahkan, dari penjualan BMW dan MINI pada ajang IIMS 2018 saja, dari total penawaran kedua merek itu yang mencapai sekitar 600 SPK (surat pemesanan kendaraan), sekitar 10 persennya dikontribusi oleh BMW X3 terbaru. “Ini menandakan, respons pasar terhadap produk ini masih sangat baik,” kata Jodie.
Meliuk-liuk bagai penari Waltz menjadi sensasi tersendiri. Dalam kabin interior yang mewah dengan fitur-fitur kenyamanan yang berlimpah, SAV berbanderol Rp 1,09 miliar (off the road) itu menjanjikan kenikmatan berkendara khas BMW, dengan jangkauan medan yang lebih luas.