logo Kompas.id
Gaya HidupDemokrasi dalam Gamelan
Iklan

Demokrasi dalam Gamelan

Oleh
Dwi As Setianingsih & Putu Fajar Arcana
· 8 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ew1q9ITwAyqxh1fdegk5r5kiyCc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F07%2F68491075.jpg
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO (NUT)

Salah satu tarian yang ditampilkan dalam Parade Gong Kebyar yang digelar di Panggung Terbuka Ardha Candra, Pesta Kesenian Bali 2018 Taman budaya Bali, Denpasar, Jumat (6/7/2018).

Gamelan tak hanya ekspresi tentang keindahan. Bagi masyarakat Bali, gamelan adalah cerminan kehidupan komunal. Di dalam kelompok gamelan, orang Bali menjalin interaksi sosial secara setara. Ketika bermain gamelan, derajat dan kasta lebur dalam tatanan egaliter dan demokratis. Sekat-sekat sosial-ekonomi pun lebur dalam orkestrasi permainan yang dinamik dan memesona.

Denting gamelan bertalu saat puluhan penabuh memukulkan panggul pertama di Sanggar Paripurna, Desa Bona, Gianyar. Gamelan Bali, terutama jenis gong kebyar, selalu terdiri dari instrumen bernama jegog, ugal, calung, kantilan, penyacah, reyong, terompong, dan gong.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000