Inspirasi Zona Biru
Ragam kreasi makanan dan minuman untuk menunjang gaya hidup sehat semakin bergairah. Racikan aneka sayur berpadu buah dengan ”dressing” buatan sendiri ala rumahan mengikis anggapan bahwa makanan sehat, biasanya, kurang lezat disantap. Olahannya pun tak terbatas salad, tetapi juga burger, bahkan rendang yang tetap dapat dinikmati para penggemar makanan sehat.
Menyambut minat orang yang semakin besar terhadap gaya hidup sehat, Jason Tanu (25) membuka Blue Zone Center di bilangan Senopati, Jakarta Selatan. Dia terinspirasi informasi tentang blue zone atau zona biru yang diperkenalkan National Geographic.
”Di dunia ini ada lima blue zone, di mana orang memiliki umur lebih panjang dibandingkan dengan rata-rata orang lain karena mereka menerapkan pola hidup sehat. Orang berumur 100 tahun pun di sana masih bisa menyetir mobil,” ujarnya, Rabu (8/8/2018).
Zona Biru itu terdapat di Okinawa (Jepang), Sardinia (Italia), Nicoya (Kosta Rika), Icaria (Yunani), dan California (Amerika Serikat). Banyak warga yang tinggal di beberapa lokasi di kota-kota tersebut berusia hingga 100 tahun lebih.
Mereka memiliki karakteristik gaya hidup yang serupa, di antaranya tidak atau sangat sedikit merokok, semi-vegetarian, beraktivitas fisik moderat secara konstan, dan sangat terlibat dalam kehidupan sosial.
Istilah zona biru tersebut dicetuskan pertama kali oleh Dan Beuttner, seorang penjelajah yang kerap menulis untuk National Geographic. Menurut dia, tinggal di zona tersebut membantu seseorang panjang umur dan selalu sehat. Dalam buku yang ditulis Beuttner, The Blue Zone: Lessons for Living Longer from the People Who\'ve Lived the Longest, zona biru mengacu pada wilayah demografis dan geografis di dunia, di mana penduduknya memiliki kemungkinan untuk hidup sampai 100 tahun lebih.
Di sisi lain, Jason melihat begitu banyak kerabatnya yang mengidap sakit cukup serius. Salah satunya kanker. Ketika sudah jatuh sakit itulah mereka baru tergerak melakoni gaya hidup sehat.
Selama satu tahun, Jason mempelajari gaya hidup warga Jakarta yang saat ini mulai beralih mengonsumsi makanan sehat sekaligus melakoni gaya hidup sehat. Menurut dia, saat ini semakin banyak pelaku gaya hidup sehat, tetapi belum banyak tempat yang mendukung hal itu.
Satu tempat
Berangkat dari hal-hal itu, Jason kemudian membuka Blue Zone Center yang menawarkan beberapa brand bahan makanan, masakan, dan minuman sehat di satu tempat. Sesuai namanya, desain interior ruangan pun didominasi warna biru. ”Kami juga berencana membuka sasana olahraga di lantai atas sehingga tempat ini menjadi semacam one stop place untuk gaya hidup sehat,” katanya.
Pane Quotidiano menawarkan aneka roti yang dibuat tanpa tepung terigu, gula, mentega, dan telur dengan bahan berbasis tumbuhan. Pengunjung bisa menikmati pull-a-part, brioche, croissant, babka swirl, cupcakes, muffins, dan beragam kue artisan lain. Croissant berwarna hijau dari pandan yang legit dan chocolate flower swirl yang tak terlalu manis, misalnya, sangat pas disantap sebagai pembuka.
Acai Parlor menyediakan beragam smoothie bowl yang lezat dan sehat. Tersedia classic bowl yang terdiri dari campuran acai, pisang, stroberi, dan jus apel yang diberi topping granola, irisan pisang, irisan stroberi, blueberry, dan madu.
Ada pula menu dragon bowl berupa campuran buah naga, susu kedelai, pisang, stroberi, dan mangga dengan taburan atau topping granola, parutan kelapa kering, irisan pisang dan stroberi, ditambah selai kacang dan madu. Cita rasanya yang segar, cocok disantap di siang yang panas.
Selain kedua gerai itu, terdapat The Green Salad yang menawarkan bermacam-macam salad, seperti katsu salad, fieste verde, soba salad, happy vegan, baja bowl, pesto shelled salad, asian bowl, dan menu racikan sendiri yang bisa kita pilih sendiri isiannya. Kandungan kalorinya rata-rata 350-400.
”Semua bahannya berbasis tumbuhan. Tidak sepenuhnya vegan, tetapi ramah bagi vegetarian,” kata Jason.
Menu spesial
Katsu salad yang merupakan menu paling diminati terdiri atas bacon vegan, romaine, selada, irisan kubis ungu, tomat, jagung, cranberry, crouton, katsu tanpa daging dengan caesar dressing. Di antara kesegaran sayuran, terdapat rasa manis dari cranberry kering serta gurih dari katsu dan saus siraman sehingga rasanya seimbang.
Rasa asam segar juga bisa didapatkan dari menu soba salad yang berisi romaine, soba, edamame, wakame, timun, paprika, kubis ungu, tahu, wijen, dan saus wafu. Cita rasa masakan Jepang yang ringan sangat kental dalam menu ini.
Blue Zone Center juga menyediakan menu spesial yang sudah akrab di lidah orang Indonesia, seperti bakso vegan, vegan rendang grain bowl, bibimbap bowl, ciabatta burger, dan barnyard burger.
Vegan rendang grain bowl terdiri dari nasi merah di bagian dasar dengan edamame, jagung, bit iris dadu, basil, dan remukan tempe. Di tengahnya serupa rendang karena bahan dasarnya adalah jamur, tetapi diolah dengan bumbu rendang. Rasa rendang yang gurih, manis, dan kaya bumbu begitu mendominasi sehingga ketika dicampurkan dengan makanan pelengkapnya rasanya tetap kuat di lidah.
Barnyard burger disajikan dalam bun warna hitam dengan patty yang juga non-daging, tetapi terasa seperti daging berikut telur setengah matang yang kuning telurnya meleleh, selada, tomat, dan singkong goreng. Satu gigitan tidak akan cukup.
Untuk minuman, terdapat Kombucha Bar yang menyajikan triple citrus, sparkling chia, mixed berry, sparkling cranberry, hibiscusstrawberry fizz, hibiscus blueberry, mockscow mule, dan mimosa. Bahan-bahan, seperti jeruk, anggur, lemon, stroberi, blueberry, dan mint, dipadukan dengan aneka olahan kombucha, misalnya lemon ginger kombucha, mixed berry kombucha, dan hibiscus kombucha. Di samping gerai makanan dan minuman, Blue Zone Center juga menggandeng Club Sehat, toko bahan makanan sehat, sehingga pengunjung tidak hanya makan dan minum, tetapi juga bisa sekaligus berbelanja.
Menurut Jason, menu-menu yang disajikan di Blue Zone Center dirancang sendiri dengan bahan yang sebagian besar masih impor. ”Untuk sayuran diupayakan sayuran lokal yang berasal dari pertanian organik. Bahan-bahannya sering susah didapat dan kalaupun ada, biasanya mahal,” katanya.
Itulah sebabnya, lanjut Jason, harga makanan sehat seperti yang tersedia di Blue Zone Center terhitung mahal. Namun, Jason optimistis. ”Meskipun mahal, lebih murah daripada biaya dokter nanti,” ucap Jason.