Nuansa Pemikat New York
Produk-produk kerajinan tangan Indonesia semakin mendapat tempat di hati masyarakat internasional. Unsur orisinalitas, desain asli Indonesia, juga nuansa alam yang hadir dalam berbagai produk menjadi keunggulan tersendiri. Sebagian dari karya tersebut bersiap merebut pasar Amerika Serikat di New York.
Aneka aksesori, busana, perlengkapan meja, hingga furnitur kreasi delapan produsen ikut serta dalam pameran New York Now 2018 yang digelar di Jacob Javits Center pada 12-15 Agustus. Mereka terpilih melalui metode open call oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang menjaring ratusan produk.
Delapan merek itu adalah Sackai Bags, Siji, Kana Goods, Noesa, Kayou, Pala Nusantara, Jenggala, dan Indo Risakti. Beberapa di antaranya sudah pernah ikut dalam ajang New York Now yang digelar dua kali setahun. Diana Nazir dari Himpunan Desainer Interior Indonesia, yang menjadi salah satu kurator, menuturkan, mereka dianggap memenuhi kriteria yang ditetapkan pada New York Now 2018, seperti memenuhi unsur orisinalitas, karya desain asli Indonesia dan bukan imitasi atau replika karya yang sudah ada, berbahan lokal, bertanggung jawab terhadap alam dan manusia, juga kemasan yang mencerminkan tren masa kini.
Tak hanya ditantang untuk menciptakan produk yang sesuai dengan kriteria itu, para produsen juga harus menceritakan kisah tentang penciptaannya. Cerita-cerita di balik suatu produk selalu memikat para pembeli di pasar internasional.
Misalnya produk-produk Noesa yang berupa tali kamera, selempang tas, dan dompet yang dibuat dari kain tenun dan ikat dengan pewarna alam. Cendy Mirnaz, salah satu pendiri Noesa, menuturkan, mereka bekerja sama dengan perajin di sebuah desa di Maumere, Flores.
”Para perajin di sana memang sudah lama menggunakan pewarna alam dari tumbuhan atau kayu-kayuan untuk mewarnai kain. Tenun juga dikerjakan sepenuhnya dengan tangan,” tutur Cendy saat jumpa pers menjelang keberangkatan mereka ke New York, awal Agustus lalu.
Cerita di balik nama Sackai Bag juga terbilang unik. Menurut pemiliknya, Presi Mandari, Sackai berasal dari nama sang kakek. ”Nama kakek saya Sakkai, saya twist sedikit menjadi Sackai. Sack dalam bahasa Inggris artinya juga ’tas’,” ujarnya.
Sackai Bags menawarkan tas berbahan kanvas dengan kekuatan pada gambarnya. Bahan kanvas diperlakukan sedemikian rupa sehingga tahan lama. Setelah desain disablon, dikeringkan, lalu dipanaskan secara manual. Model tasnya juga tidak sekadar tas jinjing atau tote bag, tetapi bentuknya inovatif, simpel, dan tetap fungsional.
Ilustrasi pada tas dibuat bertema binatang yang universal. Ada seri humpback whale dengan gambar paus bongkok, full moon berupa burung hantu dan bulan, serta fly me to the moon yang berbentuk kucing dan kupu-kupu beterbangan.
Indigo
Selain cerita di balik pembuatan produk, produsen lain menawarkan nuansa alam, seperti busana dan aksesori karya Kana Goods. Secara khusus, mereka membuat beragam produk batik tulis berwarna indigo dari pewarna alam.
”Tahun 2011 sedang booming mode dari Jepang dengan warna indigo. Lalu, saya pikir, itu sih di sini banyak. Lalu, kami berinisiatif membuat produk dengan warna indigo untuk anak-anak muda,” ujar Sancaya Rini, Direktur Kana Goods.
Kana, lanjutnya, berasal dari bahasa Kawi yang artinya ’cantik’. Kana Goods membawa rangkapan luar (outer), kimono, blus, juga topi, kain, selendang, syal untuk dipamerkan di New York Now. Menurut Rini, warna indigo sesuai untuk baju yang dikenakan sehari-hari dalam berbagai acara. Motif dibuat sederhana dengan nuansa lebih modern sesuai dengan pasar yang dibidik, yakni anak muda.
”Jadi, mereka tidak lagi menganggap batik hanya untuk kondangan, tetapi bisa untuk ngopi-ngopi atau ke pantai,” ujar Rini.
Kana Goods juga membuat ikat pinggang dan bando dari sisa-sisa kain yang dibuat untuk produk lain. Dengan cara ini, mereka juga meminimalisasi sampah produksi. Hal ini dinilai menjadi salah satu nilai lebih produk karena ramah lingkungan.
Jenggala ingin mengulang kembali sukses mereka saat pameran tahun 2010 dengan seri batik. Produk keramik mereka pernah dipakai oleh sebuah kafe di San Diego, Amerika Serikat. Tahun lalu, mereka juga sukses membawa seri kendi dan rantang.
Ada produk berupa set piring dari ukuran besar hingga kecil dengan pahatan anyaman berwarna abu-abu, semacam guci atau vas warna pasir, dan kotak kecil berukir warna merah bata. Salah satu keunggulan mereka adalah dalam kemasan produk yang menarik untuk hadiah.
Adapun Kayou yang mengkhususkan diri pada produk mebel membawa koleksi home living furniture. Ini kedua kalinya Kayou ikut berpameran di New York Now. Mereka membawa meja dan kursi yang desainnya minimalis dan modern dengan warna alami kayu.
Populer
Melihat tren pasar Amerika Serikat saat ini, menurut Diana, mereka tetap menyukai barang dengan nuansa alam, baik dari skema warna atau mood board dari komposisi warna. Warna natural bukan hanya warna pasir dan tanah, melainkan juga hijau daun atau biru langit.
”Warna-warna yang shocking (mencolok) memang akan keluar saat musim panas seperti ini, tetapi yang populer sepanjang masa tetap warna natural,” ujarnya.
Namun, para peserta dari Indonesia juga diminta menyiapkan kejutan di samping produk-produk bernuansa alam. Misalnya lewat warna produk yang kontras. Siapa tahu ada pembeli dari Afrika yang menyukai warna-warna cerah dan kontras.
Tak hanya bahan dan warna, jenis produk yang dipamerkan dalam New York Now juga dilihat dari kebutuhan sehari-hari warga di negeri AS. Diana mencontohkan barang-barang yang diperlukan pada setiap empat musim di AS. Kalau musim panas seperti ini, berarti baju kasual cocok. AS juga bukan Jepang yang perlu mangkuk-mangkuk kecil untuk menaruh miso atau saus pendamping makanan sehingga mangkuk besar untuk salad lebih diperlukan.
”Kami juga melihat kebiasaan sehari-hari warga AS. Misalnya, setelah pulang kerja, mereka menonton televisi sambil makan popcorn atau membaca buku. Maka, meja kecil coffee table di sebelah sofa sangat penting,” tuturnya.
Puluhan negara dengan ratusan ribu karya akan hadir di New York Now. Kepala Bekraf Triawan Munaf berharap Indonesia bisa bersaing memikat pasar melalui produk-produk kreatif karya para desainer dan perajin ini.