Bagian utama dari perhelatan Galaxy Unpacked adalah presentasi dari Presiden Mobile Communication Business Samsung Electronics Dong Jin Koh. Dia mengungkapkan proposal Samsung akan masa depan perangkat yang terkoneksi dan sinambung.
Tidak berhenti pada Galaxy Note 9, di acara itu juga diluncurkan perangkat jam tangan pintar Galaxy Watch dan pengeras suara pintar Galaxy Home. Dua produk yang disebut belakangan adalah bagian dari ekosistem perangkat yang diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari berkat layanan asisten virtual Bixby.
Masa depan yang ditawarkan Samsung dalam presentasi tersebut adalah hidup di tengah perangkat pintar yang saling terhubung. Dan manusia sebagai penggunanya bisa berinteraksi secara wajar lewat perintah lisan atau sentuhan sederhana di tombol.
"Dan hanya Samsung yang bisa mewujudkan visi ini berkat dukungan perangkat pintar yang bisa bersentuhan dengan hidup manusia," ujar Koh.
Menurut Ji Soo Yi, Vice president of AI Strategy Samsung, pengembangan Bixby sebagai asisten virtual Samsung dilakukan agar pengguna bisa berinteraksi lewat percakapan. Bixby akan mengingat preferensi agar pengguna tidak perlu mengulang informasi sehingga membuatnya lebih personal.
Salah satu kelebihan dari rekomendasi Bixby termasuk pilihan yang bisa diambil seperti pemesanan tiket adalah integrasi dengan layanan pihak ketiga sehingga keputusan bisa diambil langsung dari Bixby tanpa harus membuka atau bahkan memasang aplikasinya.
Kolaborasi ini menguntungkan Samsung sekaligus mitranya karena bisa menjangkau pengguna lebih banyak. Yi mengungkapkan bahwa mereka tengah mendorong Bixby sebagai satu pelantar (platform) yang bisa dikembangkan bersama oleh komunitas pengembang perangkat lunak untuk kecerdasan buatan. Agenda tersebut akan didorong secara serius dalam perhelatan Samsung Developer Conference pada bulan November mendatang.
Koh menutup Galaxy Unpacked dengan pernyataan penuh optimisme bahwa masa depan perangkat terkoneksi dimulai dari peluncuran Galaxy Note 9 ini. Ini adalah permulaan dari eksekusi mimpi Samsung untuk menguasai jagat perangkat pintar dunia.
Pagi-malam
Cara terbaik untuk memahami bagaimana visi itu diterapkan secara langsung, Samsung 837 menjadi salah satu tempat yang bisa dituju. Fasilitas yang beralamat di Washington Street nomor 837 ini adalah tempat untuk menunjukkan teknologi yang mereka miliki untuk khalayak luas.
Di dalamnya tengah dipasang beberapa perangkat yang menunjukkan cara kerja fitur dari ponsel pintar mereka. Saat dikunjungi hari Sabtu (11/8/2018), beberapa peraga memanfaatkan fitur yang dimiliki Galaxy Note 9, seperti melukis menggunakan pena stilus S-Pen, menikmati konten realitas virtual (VR), hingga menguji sertifikasi perlindungan air dan debu lewat kegiatan yang menarik dilakukan.
Bagian yang paling utama terletak di lantai dua, seksi "kehidupan yang terhubung" yang menampilkan simulasi implementasi perangkat terhubung dalam rumah sejak pagi hari. Terdapat tiga ruangan yang mewakili fase keseharian pengguna yakni dapur, ruang keluarga dan kamar tidur.
Christiaan van Lidth de Jeude, pemandu yang mengantar perjalanan simulasi itu menjelaskan bahwa Samsung memiliki rangkaian produk pintar termasuk kulkas dan pengeras suara. Pemberitahuan yang masuk ke ponsel, termasuk mendengarkan radio internet dan layanan musik Spotify bisa bisa terhubung dengan perangkat di kulkas.
Beranjak ke ruang tengah, ponsel tersambung dengan lampu pintar, televisi, pengeras suara, untuk bertukar pemberitahuan dan pengoperasian jarak jauh untuk pengaturan sesuai suasana. Menurut Christiaan, seluruh perangkat pintar yang ada di rumah, baik buatan Samsung atau pihak lainnya, bisa dikelola lewat aplikasi SmartThings dan diintegrasikan Bixby sehingga pengguna bisa memberikan perintah lewat suara.
Ada setidaknya dua pekerjaan rumah besar bagi Samsung sendiri yang krusial: menjadikan Bixby sebagai satu kebutuhan utama.
Hal sama juga terjadi di bagian terakhir dari perjalanan yakni kamar tidur. Pengguna mendapatkan pemberitahuan serta menyusun jadwal esok hari lewat informasi yang disajikan Bixby.
Tantangan
Ada setidaknya dua pekerjaan rumah besar bagi Samsung sendiri yang krusial: menjadikan Bixby sebagai satu kebutuhan utama. Para pengguna ponsel pintar merek Samsung yang menggunakan sistem operasi Android lebih banyak memakai asisten virtual buatan Google.
Begitu pula untuk Indonesia, implementasi Bixby juga masih terbatas di kalangan pengguna ponsel Android yang masih enggan memanfaatkan jasa asisten virtual, bahkan dari Google.
Masalah berikutnya adalah menghadirkan ekosistem perangkat pintar ke pasar Indonesia. Bila hal itu belum bisa dilakukan, akan sulit membuat Bixby sebuah kelaziman sebelum mewujudkan cita-cita yang didorong oleh Samsung.