Galaxy Note 9 dan Nyawa Baru S-Pen
Pesannya sederhana dan gamblang: Galaxy Note 9 ingin menjadi pemimpin rombongan ponsel pintar yang menawarkan fitur dan performa bagi mereka yang ingin produktif tanpa kehilangan momen untuk bersenang-senang. Perangkat ini disiapkan pula sebagai ujung tombak bagi Samsung untuk menghadirkan pengalaman hidup terkoneksi, meski nantinya membuat mereka harus berhadapan dengan Google.
Penerus Galaxy Note8 ini hadir di tengah keraguan dan skeptisisme masyarakat akan nasib seri andalan dari Samsung yang dirilis setiap semester kedua. Tidak ada lagi antusiasme atau greget yang menerpa begitu seri baru diumumkan kecuali perbaikan secara dari sisi spesifikasi.
Pengumuman Note 9 yang dilangsungkan lewat acara Galaxy Unpacked di Barclays Center, New York, Amerika Serikat, Kamis (9/8/2018), memang membenarkan sebagian kekhawatiran itu. Secara sekilas, tidak banyak perubahan dari Galaxy Note8, misalkan dari sisi desain yang mempertahankan rasio layar yang sama, atau bagian belakang yang hanya ada perbedaan lokasi sensor sidik jari di bawah kamera setelah sebelumnya ada di samping lensa.
Masalah ini memang dihadapi oleh hampir semua produsen ponsel pintar. Ketatnya persaingan membuat ponsel yang baru diluncurkan dengan segera mempecundangi ponsel yang sudah dijual di pasar dalam waktu bulanan dan terus berlangsung bak sebuah siklus. Sebuah kelaziman baru yang membuat ekspektasi konsumen tidak lagi meluap-luap karena sulit dibuat terkejut.
Samsung pun juga sama, tidak bisa lagi mengandalkan aspek komponen teknologi sebagai daya tarik utama, terlebih bermain harga jual karena pilihan. Seri Galaxy Note adalah produk mereka yang harganya dikenal paling premium tanpa kompromi. Mereka bebas membangun citra sebagai produk premium karena menjadi pemain utama produsen ponsel Android yang bermain di rentang harga itu, setidaknya sampai setahun terakhir.
Dalam beberapa bulan sebelumnya, kompetitor mereka tidak lagi takut untuk menjual produk di rentang harga di atas Rp 10 juta yang selama ini hanya segelintir nama. Para pemain baru di Indonesia seperti Oppo sudah percaya diri mengeluarkan ponsel Find X dari Oppo atau seri P20 Pro dari Huawei yang dijual dengan harga di atas Rp 13 juta.
Tanpa merilis data resmi akan kuantitas yang disiapkan, dua seri yang disebut melaporkan animo yang positif dalam bentuk kuota pemesanan yang ludes dalam waktu singkat.
Apa yang dilakukan Samsung? Kembali ke akar.
Pena "stylus"
Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2012, satu hal yang menjadi ciri khas seri Galaxy Note adalah bentang layar di atas 5 inci sehingga mendapatkan julukan pablet, sebuah penggabungan kata dari ponsel pintar (smartphone) dan sabak elektronik (tablet). Keluhan yang muncul dari perangkat seperti ini adalah aspek ergonomis karena sulit dipegang gara-gara ukurannya terasa raksasa.
Namun, kesepakatan untuk menggunakan rasio layar 18:9 di samping rasio 16:9 membuat ponsel pintar dengan bentang layar hingga 6 inci saja tetap nyaman digenggam. Galaxy S9 yang diluncurkan bulan Februari saja punya bentang layar 5,8 inci, bahkan meningkat sampai 6,2 inci untuk varian Plus. Galaxy Note 9 sendiri punya bentang layar 6,4 inci.
Tersisa satu hal yang lantas dimanfaatkan secara maksimal, yakni pena stylus bernama S-Pen. Perangkat ini diperkenalkan sejak generasi pertama sebagai alat bantu pengguna untuk membuat catatan maupun urusan produktivitas. Teknologi yang dihadirkan bersama bersama Wacom menghasilkan kolaborasi, membuka peluang bagi pemanfaatan seri Note bagi keperluan kreatif.
Melalui induksi yang mendeteksi ujung dari pena stylus yang mendekati layar dan diproses sebagai perintah lewat tombol fisik yang ada di badan S-Pen tanpa harus benar-benar menyentuhnya, yang diperkenalkan sebagai fitur "Air Command". Kolaborasi dengan Wacom juga memberi Samsung pengetahuan untuk membuat pena stylus yang bisa memahami titik tekanan untuk menghasilkan guratan yang berbeda di layar.
Pada saat dihadirkan untuk seri Note8, fitur itu membuat ponsel ini terasa lengkap dan berdaya. Pengalaman yang sama sulit ditandingi dengan menggunakan pena stylus, bahkan buatan dari pihak ketiga manapun.
Fitur baru untuk seri Note 9 dibubuhkan dengan memungkinkan tombol fisik dari pena stylus memberi perintah kepada ponsel bukan lagi melalui induksi, tapi koneksi bluetooth. Fitur ini tidak terkait dengan aktivitas tulis menulis di layar, tetapi memberdayakan pena stylus ke arah yang baru.
Inilah janji yang ditawarkan Samsung saat memperkenalkan Note 9. Peran koneksi bluetooth cukup vital karena pena stylus tidak lagi menjadi "alat tulis" bagi layar, tapi juga pemberi perintah dari jarak jauh dengan tiga macam perintah untuk saat ini, tekan dan tahan lama, satu kali tekan, dan dua kali tekan.
Dari pengalaman memakai Note 9 beberapa hari terakhir, tekan tombol dan tahan lama pada S-Pen menjadi pintasan untuk menuju aplikasi yang awalnya mengakses kamera. Pengguna bisa mengubahnya sendiri ke aplikasi lain, bahkan pihak ketiga.
Tersisa dua perintah yakni "selanjutnya" dengan satu klik dan "kembali" dengan dua klik. Hal ini bisa dipakai untuk berbagai aplikasi misalnya pemutar musik, atau pengolah dokumen. Dengan demikian, pengguna bisa memberi perintah ke ponsel dari jarak jauh hanya dengan memegang pena stylus mereka.
Sama halnya dengan aplikasi kamera, satu klik dari S-Pen bisa membuatnya memotret tanpa menyentuh ikon pelepas rana. Dua klik mengubah kamera yang sedang dipakai dengan segera dari utama ke depan atau sebaliknya.
Koneksi bluetooth energi rendah ini mau tidak mau membuat S-Pen harus memiliki sumber daya mandiri di dalamnya yang tahan sampai 200 klik sampai harus diisi kembali. Isi ulang dilakukan dengan mengembalikan ke dalam badan ponsel dan pena stylus segera terisi penuh dalam waktu 40 detik.
Fitur baru ini terbilang hal yang besar karena mengubah bagaimana pengguna ponsel seri Note dalam memakai S-Pen.
Fitur baru ini terbilang hal yang besar karena mengubah bagaimana pengguna ponsel seri Note dalam memakai S-Pen. Bila sebelumnya S-Pen dicabut untuk menulis sesuatu di layar ponsel seri Note, kini pena stylus itu bisa dipakai untuk mengoperasikan ponsel dari jarak jauh, seperti mendengarkan musik dan menjalankan presentasi. Inilah yang diperkenalkan oleh Samsung: cara baru untuk mengoperasikan ponsel mereka.
Hal itu ditunjukkan Jonathan Wong, Director of Product Marketing Samsung yang menampilkan presentasi mengenai fitur baru ini pada acara Galaxy Unpacked dengan menekan tombol di S-Pen miliknya. Samsung membuka akses bagi pengembang aplikasi yang ingin memanfaatkan fitur baru S-Pen lewat kit bagi pengembang perangkat lunak (SDK/software development kit) dengan harapan peluang untuk memanfaatkan fitur baru kian terbuka lebar.
"S-Pen adalah inti dari pengalaman selama memakai ponsel seri Note," ujar Wong.
Dua dunia
Senior Director Smartphone Marketing Samsung Drew Blackard mengatakan bahwa Galaxy Note adalah ponsel yang mengincar mereka yang sedang giat berkarya di tempat kerja sekaligus memanjakan diri dengan hiburan dengan gawai yang dimiliki. Dunia dunia itulah yang dibidik, salah satunya lewat fitur koneksi bluetooth di S-Pen.
Tetapi tidak berhenti di sana, Samsung menyempurnakan fitur lain seperti Samsung Dex yang membuatnya bisa menjadi komputer pribadi lengkap. Bila generasi sebelumnya membutuhkan perangkat perantara antara ponsel dengan layar, kini hanya butuh kabel USB Type-C yang diubah ke colokan HDMI langsung ke layar, koneksi berjalan saat itu juga.
Menjalankan fungsi itu bukanlah perkara sulit bagi Galaxy Note 9. Varian yang dilepas ke pasar ada dua yakni spesifikasi kapasitas RAM 6 gigabyte dan penyimpanan internal 128 gigabyte serta kapasitas RAM 8 GB dan penyimpanan 512GB. Keduanya sudah jauh melampaui spesifikasi komputer kelas pemula yang ada di pasar saat ini.
Tepatlah bila disebut bahwa mengantongi ponsel Note sama dengan mengantongi komputer pribadi yang bisa dibawa kemana saja.
Blackard tidak menutup mata tentang kebiasaan milenial yang tidak terikat pembagian waktu untuk berkarya atau bersantai. Mereka bisa intens bekerja dan sesekali mencari hiburan lewat permainan bila memang memungkinkan. Fenomena gim untuk perangkat bergerak pun dilirik oleh Samsung.
Meski tidak mendaku sebagai ponsel khusus bermain gim, dia mengatakan bahwa spesifikasi yang dimiliki Note 9 sudah mumpuni untuk menjalankan permainan dengan kebutuhan performa tinggi untuk menghasilkan grafis resolusi tinggi. Note 9 bahkan memiliki sistem pendinginan sendiri untuk memastikan tidak ada pelambatan performa saat kerja komputasi di dalam ponsel tengah melonjak dan padat.
Untuk memperkenalkan sisi lain dari ponsel Note 9 itu, Samsung menggandeng Epic Games selaku pengembang permainan berjudul Fortnite yang meluncurkan versi Android yang sementara eksklusif untuk ponsel kelas flagship dari Samsung.
CEO Epic Games Tim Sweeney yang datang ke panggung menjelaskan bahwa Galaxy Note 9 akan memiliki daya komputasi yang mumpuni untuk menjalankan gim berkualitas konsol itu di layar gawai, termasuk mempertemukan 100 pemain untuk beradu kebolehan lewat genre battle royale.
Fortnite sebelumnya dimainkan di komputer pribadi dan konsol dan sudah meraup pengguna hingga 125 juta. Dipastikan angkanya melonjak setelah merilis versi mobile, terlebih setelah masa eksklusif berakhir.
Tren itu bisa diharapkan dari pencapaian serupa dari kompetitor Fortnite yakni permainan "Player Unknowns Battlegrounds" atau PUBG yang terakhir melaporkan pengguna hingga 400 juta, berkembang dari 50 juta pemain di komputer pribadi. Genre gim battle royale yang mempertemukan puluhan hingga 100 pemain di satu peta permainan untuk diadu dan mencari juara tunggal tengah menjadi tren dalam setahun terakhir.
Dan serentak dengan negara-negara lain di dunia, Indonesia akan menyambut Galaxy Note 9 pada tanggal 24 Agustus mendatang.
Samsung sudah membangun reputasi yang positif untuk kualitas tangkapan kamera ponsel dari kelas andalan yakni seri S dan seri Note. Fitur terbaru adalah dua bukaan (dual aperture) untuk beradaptasi dengan kondisi pencahayaan demi mendapatkan gambar ideal, serta video superlambat dengan 960 frame per detik yang diperkenalkan sejak Galaxy S9.
Untuk seri Note 9, fitur baru disuntikkan yakni kecerdasan buatan yang memudahkan pengguna mendapatkan pengaturan terbaik untuk berbagai kondisi lewat algoritma kamera yang mendeteksi objek. Evaluasi hasil gambar bisa diberikan bila foto goyang atau ada mata yang tertutup lewat pemberitahuan di layar secara langsung.
Untuk pasar Indonesia, Galaxy Note 9 varian 6GB/128GB dijual dengan harga Rp 13,5 juta sementara varian 8GB/512GB ditawarkan di angka Rp 18 juta. Angka tersebut ternyata tidak menghalangi penyerapan oleh konsumen, terbukti dengan pemesanan atau preorder yang dihentikan tiga hari dari rencana 10 hari karena stok habis.
Yang menarik adalah varian 8GB/512GB yang lebih dahulu habis ketimbang varian yang harganya lebih terjangkau. Meski tidak diumumkan kuantitasnya, hasil ini cukup mengundang optimisme bagi Samsung untuk menggarap pasar Indonesia.
Indonesia sendiri masuk dalam Fase I atau negara yang peluncurannya berbarengan dengan peluncuran global. IT and Mobile Marketing Director Samsung Indonesia Jo Semidang mengatakan, hak istimewa ini dinikmati Indonesia sejak dua tahun terakhir setelah sebelumnya baru bisa menjual beberapa minggu setelah peluncuran global dilakukan.
Dan serentak dengan negara-negara lain di dunia, Indonesia akan menyambut Galaxy Note 9 pada tanggal 24 Agustus mendatang.