Biar Hujan Tetap Bergaya
Jas hujan kadang membuat orang enggan memakainya. Selain terasa panas ketika dikenakan karena materialnya yang tidak berpori-pori, jas hujan juga terpaksa ”menyembunyikan” penampilan pemakainya.
Para pengguna rok dan baju terusan atau gamis juga sejak lama menginginkan ada jas hujan yang pemakaiannya mudah bagi mereka. Melihat kebutuhan ini, Eka Rizki Indriyani (26) mengkreasikan jas hujan gamis. Secara terpisah, Nilam Qalby (27) juga melakukan hal serupa. Mereka mengembangkan usaha produksi jas hujan, khususnya untuk perempuan. Jas hujan yang modis dengan warna dan motif variatif. Dengan begitu, penggunanya tidak segan lagi hujan-hujanan.
Eka merintis produksi jas hujannya sejak 2011. Saat itu, desainnya masih seperti mukena traveling atau mukena, namun tanpa penutup bagian kepala (headless). Jas hujan mirip mukena traveling ini kemudian dilengkapi kerudung untuk melindungi bagian kepala dari tetesan air hujan.
”Waktu itu berangkat dari pengalaman pribadi. Kalau bonceng motor pas hujan, harus masuk ke dalam ponco, enggak bisa lihat apa-apa karena harus ngumpet di bawah jas. Rasanya enggak nyaman,” ungkap Eka.
Kadang-kadang ia juga memilih untuk menunggu hujan reda karena enggan menggunakan jas hujan. Akhirnya, Eka terpikir untuk membuat jas hujan yang cocok dengan kebutuhannya. Kebetulan sehari-hari ia juga menggunakan rok atau gamis. ”Saat itu, saya juga lihat pertumbuhan pengguna hijab syar’i makin banyak. Jadi, saya yakin kalau mereka juga butuh jas hujan yang cocok saat musim hujan,” ungkap Eka.
Model jas hujan ini kemudian berkembang. Eka pun lalu menyematkan label Sheba untuk jas hujan yang ia jual lewat media sosial dan reseller tersebut. Untuk memudahkan, ia menyebut jas hujannya sebagai jas hujan muslimah. Namun, jas hujan ini sebenarnya bisa dipakai oleh setiap perempuan yang merasa cocok dengan modelnya.
Setelah berproduksi setahun, produksi jas hujan ini sempat mandek setahun karena Eka ingin memperbaiki kualitas produksi. Dulu ia masih memakai bahan parasut sehingga mudah sobek. ”Setelah itu, saya cari bahan yang lebih kuat dan tahan air. Desainnya pun dibuat lebih cantik. Tahun 2013, kami mulai kembali dan alhamdulillah sampai sekarang hampir tidak ada komplain,” ungkap Eka yang mengelola bisnis ini bersama sang suami, Priyo Agung Wicaksono (30).
Kini, Sheba memiliki tiga desain utama jas hujan, yakni model gamis lengkap dengan hoodie (penutup kepala yang tersambung ke bagian baju), model gamis tanpa hoodie tetapi dilengkapi dengan kerudung terpisah, dan model gamis atau long coat dengan bukaan sepanjang bagian depan sehingga sangat mudah digunakan. Dua jas hujan pertama dilengkapi dengan retsleting dari atas hingga dada untuk meminimalisasi air masuk. Adapun, jas hujan model long coat untuk mengakomodasi mereka yang senang traveling.
Diukur
Lingkar bawah jas hujan sudah diukur sedemikian rupa sehingga tetap nyaman digunakan untuk mengendarai motor, tetapi juga tidak masuk ke jari-jari roda. Jas hujan ini juga cukup besar sehingga bisa sekaligus melindungi pemakai yang menyandang tas bahu atau tas ransel, bahkan untuk ibu yang menggendong anak. Karena hanya menyediakan satu ukuran (all size), tiap jas hujan dilengkapi dengan ikat pinggang untuk mengontrol ukuran di bagian pinggang.
Jas hujan ini berpenampilan modis dengan aksen kancing-kancing besar di bagian dada atau deretan strip yang ujung-ujungnya dipasangi kancing, ditambah kantong-kantong besar di bagian bawah pinggang. Selain fungsional, juga membuat tampilan jas hujan itu makin menarik. Selain bahannya yang tahan air, bagian jahitan juga dilapisi seal atau semacam selotip agar air tidak merembes ke dalam. Jas hujan yang dibandrol dengan harga Rp 325.000 per buah ini juga dilengkapi tas sehingga mudah dibawa.
Setiap pekan, Sheba menawarkan minimal delapan warna dan motif baru. Selain jas hujan tadi, Sheba juga membuat jas hujan untuk anak perempuan yang modelnya juga seperti gamis serta jas hujan untuk anak laki-laki dan jas hujan pria. Untuk perempuan, Sheba melengkapinya dengan coat multifungsi yang bisa membawa berbagai macam benda kecil. Eka yang tempat produksinya berada di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, ini dibantu 12 pegawai pemasaran dan administrasi serta 25 penjahit.
Cablin Project
Hampir bersamaan, Nilam Qalby juga mengawali produksi jas hujannya pada 2011. Saat itu ia masih kuliah. Nilam membutuhkan jas hujan khusus untuk mengakomodasi dirinya yang sehari-hari mengenakan rok atau gamis dan mengendarai sepeda motor. ”Jas hujan yang saya bikin menarik minat teman-teman. Akhirnya, mereka pesan dan saya membuatnya made by order,” kata Nilam.
Sejak 2014, produknya mulai ia pasang di Instagram. Pada musim hujan 2015, permintaan mulai melonjak. Sejak itu, Nilam mampu membuat stok jas hujan. Kini, ada tiga macam model yang ditawarkan, yakni model gamis, setelan jaket dan rok, serta setelan jaket dan celana panjang. Masing-masing dilengkapi dengan hoodie.
Model jaket dan rok adalah favorit pembeli. Tidak jarang, jaketnya dipakai terpisah untuk kebutuhan sehari-hari, tidak hanya pada musim hujan. Selain tahan air, bahannya juga bersifat menahan angin sehingga memberi kehangatan saat digunakan untuk berkendara motor, terutama pada malam dan pagi hari.
Dengan label Cablin Project, jas hujan produksi Nilam juga didesain dengan modis. Selain fungsional dan dibutuhkan bagi perempuan yang sering mengenakan rok atau gamis, Nilam juga memikirkan karakter perempuan yang senang memperhatikan penampilan, sesederhana apa pun.
”Bagaimanapun pasarnya adalah perempuan, jadi produknya harus dibuat menarik,” ungkap Nilam yang produksinya bertempat di Arcamanik, Kota Bandung.
Oleh karena produksinya bertambah besar, Nilam bisa memesan motif eksklusif kepada pabrik pembuat bahan baku. Selain polos, motif lainnya adalah geometris. Nilam juga berencana mengeluarkan motif bunga-bunga. Tiap motif juga disediakan dalam berbagai variasi warna.
Jas hujan ini terbuat dari bahan Nylon Coating PU dengan karakter tahan angin atau windproof 0 CFM (cubic feet per minute) dan tahan air atau waterproof 5.000 MMWC (millimeters water column). Bagian jahitannya juga diberi seam seal agar air tidak merembes ke bagian dalam.
Dengan berbagai pilihan menarik ini, kita bisa jadi tak lagi enggan beraktivitas di tengah guyuran hujan. Bahkan barangkali guyuran hujan pun ditunggu-tunggu agar bisa tampil dengan jas hujan nan modis.
(SRI REJEKI)