Santapan Para Atlet
Asian Games tidak saja menyatukan warga Asia lewat olahraga, tetapi juga lewat kuliner. Kemiripan menu hingga ke bahan baku dan rempah yang digunakan semakin menampakkan jejak saling memengaruhi dan akulturasi. Ajang ini juga menjadi sarana memperkenalkan keragaman kuliner Nusantara.
Lontong sayur, nasi uduk betawi, sate ayam, nasi goreng, hingga siomay adalah sedikit dari menu sarapan yang disediakan bagi para atlet Asian Games. Untuk makan siang, tersaji nasi langgi, nasi gudeg, nasi daun jeruk, nasi kraton, nasi bali, nasi ulam. Tak ketinggalan rendang, ayam goreng, hingga tempe orek. Sementara rawon, tongseng, empek-empek, bakwan malang, soto mi, kuah bugis, dan empal gentong adalah sajian untuk makan malam.
Itu baru dari satu kelompok sajian (station) saja, yakni Indonesia. Masih ada kelompok sajian lainnya, yakni Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Selatan, Asia Barat, Asia Tengah, dan buffet internasional. Di samping itu, masih ada pula kelompok sajian untuk salad bar, sop, carving atau daging-dagingan, dan pizza.
Total ada 127 jenis menu sarapan dan 142 menu makan siang dan makan malam yang disajikan selama penyelenggaraan Asian Games. Tidak hanya itu, ada pula menu-menu yang tersaji selama 24 jam, yakni buah-buahan, seperti apel, pisang, dan pir, es krim berbagai rasa, kopi, kopi nonkafein, cokelat hangat, macam- macam teh, air mineral, minuman bersoda, hingga jus aneka buah.
Belum lagi kue-kue dan roti dengan berbagai selai dan olesannya, susu, yoghurt, sereal, biji-bijian, dan kacang-kacangan sebagai makanan selingan yang juga dibutuhkan para atlet untuk menjaga asupannya.
Protein tinggi
Semua sajian ini bukan sembarangan dipilih dan disiapkan, melainkan harus melalui persetujuan Olyimpic Council of Asia. Katering untuk para atlet Asian Games ditangani oleh PT Gobel Dharma Sarana Raya, sementara katering untuk atlet Asian Paragames yang akan berlaga belakangan dipegang oleh PT Aerofood ACS. Di lapangan, para atlet menyantap makanan (dingin) yang dikirimkan katering.
Selain keragaman, menu-menu ini rata-rata harus mengandung protein tinggi. Perusahaan katering penyedia juga harus memerhatikan dan menyediakan informasi kandungan lainnya, seperti kalori, lemak, lemak jenuh (saturated fat), karbohidrat, serat, dan sodium. Menu juga harus memerhatikan kandungan yang dapat menyebabkan alergi, seperti gluten, wijen, kacang-kacangan, udang-udangan, telur, ikan, mustard, kacang tanah, dan seledri.
Sepekan sebelum berlangsungnya Asian Games, komunitas kuliner seperti Omar Niode Foundation, Negeri Rempah Foundation, dan Akademi Kuliner Indonesia menggelar acara ”Rempah dan Santapan Asia serta Menu Atlet Asian Games 2018” di Almond Zucchini Cooking Studio, Jakarta Selatan.
Pada saat itu disajikan beberapa menu dari Indonesia dan berbagai wilayah Asia lainnya yang juga bakal disajikan untuk para atlet, seperti kue lumpur, lumpia sayur, nasi kebuli, idham bamia atau tumis okra, kuah bugis, chicken kabsa atau nasi ayam ala India, dan bihun goreng dengan ayam (vermicelli fried noodle with chicken). Menu-menu ini disiapkan oleh setiap komunitas.
Kue lumpur disajikan sebagai salah satu makanan ringan dalam menu makan malam pada kelompok sajian makanan Indonesia. Di kelompok ini, selain menu tematik seperti rawon, nasi uduk, dan kuah bugis, juga disajikan pilihan nasi dan lauk utama, menu pendamping berupa sayuran dan non-sayuran, buah khas Indonesia, camilan, dan pelengkap seperti bawang goreng, abon, kecap, saus, dan mayones.
Para tamu pun dengan antusias mencicipi menu demi menu yang disajikan di dapur Almond Zucchini. Salah satu yang mendapat respons hangat karena jarang ditemui adalah kuah bugis, makanan asal Gorontalo. Olahan daging yang dimasak dengan 30 macam jenis rempah ini berwarna pekat dengan kuah kental yang kaya rasa. Nasi kebuli yang dipasangkan dengan bihun goreng, ayam ala India, dan tumis okra juga menjadi paduan yang tidak kalah menarik meski berasal dari berbagai wilayah Asia. Tidak lupa, kue lumpur yang empuk, manis, dan lembut menutup rangkaian icip-icip kala itu.
”Kemarin sebelum Asian Games, kita masih saja lebih banyak bicara soal politik. Padahal, Asian Games ini untuk mempererat persaudaraan 45 negara peserta. Nah, kalau lewat kuliner, masuknya lebih enak,” kata Amanda Katili Niode, Ketua Omar Niode Foundation.
Rempah
Melalui kuliner, warga Asia juga merayakan warisan bersama berupa rempah-rempah yang banyak dipakai dalam banyak menu masakan Asia, seperti lada, jahe, cengkeh, pala, jinten, kapulaga, dan lainnya. Rempah-rempah ini merupakan tanaman tropis dan sub-tropis. Dari 400-500 spesies rempah di dunia, sebanyak 275 di antaranya berasal dari Asia Tenggara. Di Asia, rempah selain dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, juga banyak dimanfaatkan dalam dunia kesehatan dan pengobatan.
”Asian Games ini menjadi ajang merayakan keragaman melalui olahraga dan kesamaan warisan berupa rempah,” ungkap Kumoratih Kushardjanto, Ketua Negeri Rempah Foundation.
Lewat kuliner, kita juga bisa mengenal karakter dan budaya dari setiap negara peserta, seperti diungkapkan Heni Pridia dari Akademi Kuliner Indonesia. Sementara, atlet hoki Indonesia, Abdullah Jihad Al Akbar, menuturkan, pada musim pertandingan, atlet disarankan untuk mengonsumsi menu tinggi protein. Ini untuk mempercepat proses pemulihan stamina.
”Pertandingan banyak menguras tenaga, supaya cepat siap lagi untuk pertandingan berikutnya harus makan makanan yang mengandung protein tinggi,” kata Jihad yang hadir bersama rekan sesama atlet, Indi Dwi Kastoro.
Pilihan Jihad adalah menu-menu dengan bahan dasar daging sapi, ayam, telur, dan lainnya yang diolah menjadi berbagai macam masakan agar tidak cepat membosankan. Jihad lebih sering memilih menu dari kelompok sajian Indonesia. Soto betawi adalah favoritnya. Kadang-kadang ia juga menyantap masakan dari Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara yang sesuai selera lidahnya.
”Sesekali mencoba nasi mandi atau nasi kebuli. Harus tetap nasi dan saya suka yang rempahnya kuat, lebih mantap rasanya,” kata Jihad yang lahir di Jakarta dari pasangan orang tua asal Gorontalo dan Madura.
Sayangnya, menurut Jihad, selama pertandingan ini atlet disarankan menjauhi bahkan meninggalkan makanan pedas dan gorengan. Makanan jenis ini berisiko membuat perut panas dan menyebabkan seseorang lebih sering bolak-balik ke toilet. Selain mengganggu konsentrasi juga berisiko menyebabkan sakit perut. ”Daripada risiko, lebih baik pantangan dijalankan,” ungkap Jihad.
Sementara, buah pisang selalu menjadi santapan setiap hari bahkan di setiap pertandingan. Pisang memberi asupan tenaga secara cepat karena mengandung karbohidrat yang tinggi.
”Sebelum tanding dan saat half-time selalu disediakan pisang. Kalau di tengah pertandingan terasa lapar, pilihannya pisang atau cokelat, cepat makannya dan kenyangnya,” kata Jihad.