Di bilangan Bintaro, Tangerang Selatan, Rumah Makan Ayam Bakar Pak Atok menggugah selera calon pelanggannya dengan jargon ”100 persen Ayam Kampung, 100 persen Bumbu Indonesia”. Daging ayam kampung yang kerap diasumsikan lebih alot ternyata bisa empuk dan lebih gurih, diresapi bumbu Indonesia dengan ragam rempah yang kaya.
Rasa alami daging ayam kampung yang segar tak menghilang pada sepotong paha ayam bakar yang dihidangkan. Uniknya, di situ juga kuat menyelinap aneka rasa bumbu rempah. Aroma dan rasanya menyuguhkan perpaduan rempah ketumbar, lengkuas, jahe, kemiri, bawang putih, dan bawang merah. Ketika mencecap irisan dagingnya, ada rasa sedikit asin, sedikit manis, dan sedikit ”panas” merica.
”Ayam bakar ini menu andalan rumah makan kami,” ujar penyaji makanan di Rumah Makan Ayam Bakar Pak Atok, Rabu (15/8/2018).
Di sini hadir kerumitan rasa tersendiri dari sajian ayam bakar yang tak sekadar menggunakan satu bumbu masakan. Bumbu Indonesia diterjemahkan sebagai bumbu rempah yang dipadu dari aneka bahan alam tropika.
Spontan tergerak untuk mencicipi ayam gorengnya pula. Ternyata bumbu ayam goreng tidak jauh berbeda dengan cita rasa ayam bakar. Hanya saja daging ayam goreng terasa lebih kering meski tak terlalu krispi. Ayam bakar terasa lebih basah dengan tekstur yang tetap lembut dan kenyalnya masih ramah.
Untuk sumber protein lain, di situ ada menu ikan. Rasa penasaran pun mengusik. Apakah bumbu Indonesia untuk ayam bakar itu juga digunakan untuk ikan?
Segarnya ikan
Berikutnya, ikan gurame bakar terhidang di meja. Penampilannya menampakkan sedikit saja warna gosong. Rona memerah tampak dari warna daging putih ikan air tawar tersebut.
Daging ikan gurame bakar itu masih menyimpan jejak kesegaran. Ketika dicicipi rasanya, terasa jelas beda karakter dengan ayam bakar atau ayam goreng sebelumnya. Tidak seperti ayam kampung bakar yang dipenuhi cita rasa bumbu rempah.
Ikan gurame bakar tanpa banyak bumbu justru memberi kenikmatan tersendiri. Rasa alami gurih ikan yang sedikit berjejak manis, sedikit asin, sudah ada di sana. Rasa alami ikan itu akan menghilang seiring hilangnya kesegaran ikan tersebut. Karena itu, pemilihan kualitas ikan yang baik dan segar untuk dimasak jadi sangat penting.
Paduan jejak asin dan manis alami tanpa imbuhan apa pun itu hanya bisa didapat dari ikan-ikan segar. Bahan baku ikan air tawar akan lebih memungkinkan untuk mendapatkan rasa alami ikan. Ikan dapat dipelihara di kolam. Ikan hanya akan dipotong setelah ada pemesanan.
Pada penyajiannya, masakan ikan gurame bakar ini disuguhkan dengan irisan jeruk nipis. Ada kecap manis, kecap asin, dan sambal terasi yang dibuat dadakan ketika pesanan datang.
Dalam tabel menu, masih ada jenis sambal dadakan lainnya, yaitu sambal dadakan tomat dan sambal dadakan ijo. Sambal dadakan terasi menjadi sensasi tersendiri. Aroma terasi membangkitkan selera makan.
Sensasi bertambah lagi dari suguhan lain yang menjadi ”teman” si ikan gurame bakar itu: pete bakar. Sebagian orang bakal menghindari aroma petai ini. Namun, kesegaran dan sensasi cita rasa petai di lidah tak tergantikan oleh apa pun.
Dengan sajian lengkap itu, menyantap potongan daging ikan gurame bakar pun serasa bak aneka berkah. Ada rasa alami ikan segar dipadu dengan sambal dadakan terasi yang memberi rasa pedas sedap, dilengkapi pete bakar yang menggelorakan selera.
Jika menghendaki rasa standar, ikan gurame bakar bisa juga dinikmati dengan perasan jeruk nipis, lalu dipadu kecap asin atau kecap manis.
Sebuah kemewahan ketika menikmati ayam kampung di tengah keseringan kita menyantap daging ayam potong. Kemewahan pula ketika bisa menyantap daging ikan yang segar di tengah maraknya ikan yang diawetkan.
Tape penutup
Masakan sayur seperti cah kangkung atau sop buntut sebagai variasi lain menjadi pelengkap sajian di rumah makan ini. Berikutnya, colenak bisa menjadi alternatif menu penutup.
Sudah terbayang kebiasaan menutup makan berat dengan es krim atau puding. Akan tetapi, colenak ternyata mampu menggantikan itu semua.
Colenak berbahan baku singkong yang diolah secara fermentasi menjadi tape. Ketika dibuat colenak, tape itu lebih dulu dibakar.
Colenak di rumah makan ini merupakan hidangan tape bakar yang diimbuhi gula merah cair. Ketika menyantapnya, potongan tape dicocolkan ke gula merah cair tadi. ”Dicocol enak sekali”. Kira-kira begitulah sebutan colenak bermula.
Gula merah cair untuk colenak di rumah makan itu dipadu dengan parutan kelapa atau kacang tanah. Ketika menyantap potongan tapenya tidak lembek, terasa lebih padat di mulut.
Di Rumah Makan Ayam Bakar Pak Atok, sensasi sekaligus esensi keindonesiaan yang penuh keragaman ini bisa dicicipi.