JAKARTA, KOMPAS — Permintaan pasar konten digital terus meningkat, terutama permintaan video berlangganan (subscription video on demand/SVOD). Untuk itu, produksi konten serial berkualitas menjadi fokus para perusahaan penyedia video permintaan berlangganan, tak terkecuali di Indonesia.
Salah satu perusahaan penyedia SVOD di Asia Tenggara, HOOQ, meluncurkan konten serial (web series) berjudul Brata, Kamis (6/9/2018), di Jakarta. Dengan jumlah 28 juta pengunduh aplikasi HOOQ, ini menunjukkan bahwa warga semakin terbiasa menikmati konten video permintaan berlangganan.
Country Manager HOOQ Indonesia Guntur Siboro, Kamis, mengatakan, pembuatan konten orisinal berkualitas merupakan hal penting untuk menciptakan kepuasan menonton para pelanggan HOOQ. ”Orang Indonesia menyukai film luar negeri, tetapi paling nyaman menonton film dalam negeri,” ujar Guntur.
Sebanyak 50-60 persen pelanggan HOOQ di Indonesia menonton konten lokal, baik film maupun serial. Untuk itu, peluncuran serial Brata diharapkan mampu meningkatkan keterikatan pelanggan dengan HOOQ.
Di sisi lain, kata Guntur, peluncuran serial berkualitas layar lebar ini bertujuan untuk memberikan konten bermutu kepada pelanggan. Menurut dia, serial televisi yang selama ini disiarkan secara gratis memiliki kendala dari sisi kualitas.
”Kendalanya, siaran gratis televisi bersifat kejar tayang. Produksinya cepat, tetapi hasilnya tidak berkualitas seperti layar lebar,” kata Guntur. Sementara itu, banyaknya episode dalam serial televisi juga memengaruhi puncak cerita dari serial tersebut. Untuk itu, Brata diproduksi hanya enam episode dengan konten berkualitas layar lebar.
Adapun tokoh utama dalam serial ini diperankan oleh Oka Antara sebagai Brata, Laura Basuki sebagai Vera, dan Bisma sebagai Teja. Serial ini ditulis oleh Es Ito serta disutradarai oleh Kuntz Agus dan Michael Pohorly. Kisah Brata dapat dinikmati di HOOQ dan Telkomsel MAXstream pada 7 September 2018.
Berubah
Guntur mengatakan, berdasarkan kategori jumlah penduduk per layar lebar, Indonesia hanya memiliki 1.100-1.200 bioskop. Menurut dia, akses masyarakat Indonesia untuk menikmati film masih cukup rendah.
”Di Aceh dan Papua Barat tidak ada bioskop. Sementara 80 persen layar lebar hanya ada di Pulau Jawa,” katanya. Oleh sebab itu, dengan akses internet dan berlangganan SVOD, masyarakat bisa menonton film luar negeri ataupun dalam negeri di rumah.
Keadaan ini didukung dengan akses internet yang semakin baik. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia dan Teknopreneur pada 2017, pengguna internet di Indonesia berjumlah 143,26 juta jiwa atau 54,7 persen dari total penduduk Indonesia sebanyak 262 juta jiwa.
Sementara penetrasi pengguna internet di perkotaan mencapai 72,4 persen dari total penduduk di perkotaan. Di perdesaan, pengguna internet mencapai 48,2 persen dari total penduduk di perdesaan. Adapun sebagian besar pengguna internet mengakses lewat ponsel sebesar 44,1 persen, sisanya melalui laptop, komputer, atau gawai jenis lain.
Vice President Digital Lifestyle Telkomsel Crispin Tristram mengatakan, lanskap media di Indonesia telah berubah, termasuk menonton dalam gawai. Hal ini sejalan dengan upaya Telkomsel untuk mengembangkan ekosistem digital di Indonesia. (DIONISIO DAMARA)