Ilmuwan Temukan Penyebab Orang Sering Lupa Kata Sandi
Oleh
Subur Tjahjono
·2 menit baca
Apakah Anda sering lupa kata sandi pada sejumlah akun dan situs web yang membingungkan? Penelitian oleh tim peneliti Amerika Serikat dan Finlandia menemukan bukti bahwa memori manusia secara alami beradaptasi berdasarkan perkiraan seberapa sering kata sandi akan dibutuhkan.
Penelitian berjudul ”Lupa Kata Kunci: Teori Ekologis dan Data” itu dipublikasikan sciencedaily.com pada 6 September 2018. Penelitian dilakukan tim peneliti Universitas Rutgers, New Brunswick, AS, yaitu Xianyi Gao, Yulong Yang, Can Liu, Christos Mitropoulos, dan Janne Lindqvist, serta Antti Oulasvirta dari Universitas Aalto, Finlandia.
Sudah diketahui bahwa kata sandi berbasis teks sulit untuk diingat. Dengan sulitnya menghafal kata sandi, orang lebih memilih kata sandi yang sederhana dan tidak aman. Oleh karena itu penting untuk dikembangkan bahwa kata sandi yang sering digunakan cenderung tidak akan terlupakan.
”Situs web fokus untuk memberi tahu pengguna jika kata sandi mereka lemah atau kuat, tetapi mereka tidak melakukan apa pun untuk membantu orang mengingat kata sandi,” kata Janne Lindqvist, Asisten Guru Besar Departemen Teknik Listrik dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Rutgers.
Beberapa penelitian terdahulu sudah membuktikan orang sulit mengingat kata sandi. ”Banyak orang berjuang dengan kata sandi karena Anda membutuhkan banyak dari mereka saat ini. Orang menjadi frustrasi,” ujar kata Janne Lindqvist.
Dalam penelitian sebelumnya, kata sandi akan dapat diingat jika pengguna masuk berulang-ulang. Penelitian Joseph Bonneau dari Universitas Princeton, AS, dan Stuart Schechter, Microsoft Research AS, menunjukkan dengan bertanya kepada peserta untuk menghafal secara bertahap dan berulang-ulang.
”Hasilnya, 88 persen dari para pesertanya mampu untuk mengingat kode rahasia sebesar 56-bit (enam kata atau 12 karakter) setelah tiga hari,” kata Bonneau dan Schechter dalam abstrak penelitiannya.
Dalam penelitian ini, Janne Lindqvist dan kawan-kawan menggunakan studi daring jarak jauh untuk mengevaluasi sistem. Agar peserta tidak menyadari tujuan penelitian adalah kode keamanan dan berpotensi mengubah mereka perilaku, tim mempresentasikan penelitian sebagai studi psikologi dengan kode keamanan bagian rutin masuk untuk berpartisipasi. Tim merekrut peserta menggunakan platform Amazon Mechanical Turk (MTurk) dan membayar responden untuk berpartisipasi, yang membutuhkan masuk dengan kata sandi dalam 90 kali dalam 15 hari.
Temuan utama tim meliputi bahwa lupa kata sandi selaras dengan salah satu teori psikologi memori dan memprediksi melupakan kata sandi. ”Model kami dapat digunakan untuk memprediksi memorabilitas kata sandi, mengukur apakah orang mengingatnya dan meminta perancang sistem kata sandi untuk memberikan insentif bagi orang untuk masuk secara teratur. Masuk lebih sering membantu orang mengingat kata sandi,” kata Lindqvist.