JAKARTA, KOMPAS - Penyuara kuping merupakan perangkat pendamping bagi pemilik gawai. Tingginya jumlah pengguna gawai di Indonesia menjadi pangsa pasar yang potensial bagi para pelaku industri audio.
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia dan Teknopreneur pada 2017, pengguna internet di Indonesia berjumlah 143,26 juta atau 54,68 persen dari total penduduk Indonesia sebanyak 262 juta jiwa. Adapun sebagian besar pengguna internet mengakses lewat ponsel sebesar 44,1 persen.
Peluang tersebut juga dilirik oleh produsen penyuara kuping asal China, SoundMagic. Di sela eksibisi SoundMagic yang digelar di JIEXpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (15/9/2018), Kompas sempat mewawancarai Tony Xu, pendiri perusahaan tersebut.
Kompas (K) : Apakah ini kunjungan pertama anda ke Indonesia?
Tony (T): Ya, ini pertama kalinya saya datang ke Indonesia. Saya tiba sejak Rabu (12/9/2018) bersama grup SoundMagic, dan akan kembali ke Dongguan, China, pada Minggu (16/9/2018).
K: Bagaimana anda melihat peluang pasar earphone/headphone di Indonesia?
T: Dengan jumlah penduduk mencapa 250 juta lebih dan menjadi salah satu negara dengan pengguna smartphone terbanyak di dunia, Indonesia memiliki pangsa pasar yang besar.
Semakin banyak orang memiliki smartphone, semakin banyak juga orang yang mendengarkan musik. Kami yakin peluang pasar di Indonesia bagi SoundMagic akan terbuka lebar.
K: Apa yang menjadi keunggulan Soundmagic dari produsen lain?
T: Filosofi SoundMagic adalah untuk mendapafkan kualitas audio yang bagus tetapi tidak perlu membayar mahal.
Kami memberikan produk dengan kualitas terbaik tetapi dengan harga terjangkau. Kami menjual produk mulai dari harga Rp 149.000 hingga Rp 3 juta dengan kualitas terbaik.
K: Bagaimana mungkin mendapatkan kualitas yang bagus tetapi dengan biaya yang rendah?
T: Hal itu mungkin saja bagi SoundMagic, karena kami menciptakan semua komponen secara mandiri. Mulai dari kabel jack hingga perangkat inti earphone kami produksi sendiri.
Kami memiliki pabrik di Dongguan dengan mempekerjakan 110 karyawan yang ditunjang dengan alat-alat produksi yang mumpuni, sehingga kami tidak memerlukan biaya produksi yang besar. Adapun distributor produk kami sudah tersebar di 60 negara.
K: Apa faktor kunci dalam menumbuhkan pasar SoundMagic di Indonesia?
T: Hal yang paling penting adalah media sosial. Melalui media sosial, kami mendapatkan komentar langsung sesuai dengan pengalaman pengguna SoundMagic. Kami fokus melakukan pemasaran melalui Facebook dan Instagram di Indonesia, sedangkan di China, kami menggunakan media sosial seperti Weibo dan WeChat.
Sementara di pasar Eropa dan Amerika Serikat, kami fokus memasarkan produk kami melalui kanal youtube. Lokal reviewer di media youtube sangat berpengaruh. Untuk itu, kami juga akan memfokuskan hal itu di Indonesia.
K: Bagaimana SoundMagic menghadapi tantangan di era disrupsi ini?
T: Ya, kemajuan teknologi menjadi tantangan tersendiri bagi industri ini. Tahun 2008 kami sudah membuat headphone bluetooth tetapi tidak ada yang membeli (tertawa). Tetapi lihat saat ini, semua orang berburu earphone bluetooth. Untuk itu, inovasi adalah satu-satunya jalan dalam menghadapi kemajuan teknologi yang pesat ini. (DIONISIO DAMARA)