JAKARTA, KOMPAS — Merek kamera Canon resmi memperkenalkan EOS R, kamera mirrorless dengan sensor full frame yang mengincar segmen fotografer profesional dengan harga Rp 40 juta-Rp 60 juta. Mereka juga memperkenalkan seri lensa RF yang memiliki fitur baru dalam berkomunikasi ke badan kamera.
Kehadiran EOS R merupakan jawaban dari Canon terhadap produk sejenis dari Sony yang sudah ada di pasar Indonesia, termasuk mengantisipasi Nikon seri Z yang juga berencana masuk.
Peluncuran dilakukan di Jakarta pada Selasa (18/9/2018). Kamera seri R dijual dengan harga Rp 40 juta, sementara paket bundel dengan lensa seri RF 24-105 mm f/4l akan mendapatkan harga Rp 60 juta. EOS R merupakan seri mirrorless full frame pertama dari Canon, mengikuti seri mirrorless EOS M yang mengincar segmen pemula.
”Meskipun sama-sama mirrorless, EOS M memiliki seri lensa berbeda. Seri RF memiliki 12 pin, artinya cara komunikasi yang lebih kompleks dibandingkan seri EF,” ujar Sintra Wong, Division Manager Datascript, Selasa.
Sintra menambahkan, seri EOS R menyasar fotografer profesional yang membutuhkan perangkat dengan bobot lebih ringan dan ukuran ringkas tanpa berkompromi pada kualitas gambar dan video.
Jika disandingkan dengan produk DSLR mereka, seri ini mau tidak mau bakal bersinggungan dengan EOS 5D Mark IV. Untuk pilihan yang lebih terjangkau, EOS M menjadi opsi yang ditawarkan.
Salah satu fitur yang diandalkan dalam seri EOS R adalah control ring berupa cincin di badan lensa RF yang bisa diatur fungsinya, mengubah bukaan, ISO, ataupun kecepatan rana. Fitur touch and drag memudahkan pengguna untuk mengubah fokus secara instan di layar pratinjau.
Dengan sensor CMOS full frame 35 mm 30,3 megapiksel, EOS R andal dipakai untuk membuat gambar resolusi tinggi hingga video 4K. Pengguna kamera seri sebelumnya dari Canon masih bisa menghubungkan lensa EF ke badan EOS R dengan adapter khusus.
Misbachul Munir, fotografer yang mengkhususkan diri pada foto perjalanan, adalah pengguna DSLR. Ukuran EOS R dia katakan membantu dan meringankan kerjanya.
”Fitur yang paling banyak membantu adalah multifunction bar. Problem saya adalah jari dan tangan yang makan tempat. Dengan panel yang bisa diatur penggunaannya, saya bisa memastikan fungsi apa saja yang harus diulik,” ujar Misbachul.