Sistem “Blockchain” Beri Alternatif Solusi Keamanan
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Perusahaan teknologi Splend berharap semua perusahaan dan instansi pemerintah di Indonesia mulai menggunakan sistem blockchain yang tidak mudah diretas. Hal itu bertujuan agar teknologi blockchain dapat menjadi alternatif sistem bagi perusahaan dan pemerintah di Indonesia.
Teknologi blockchain adalah sistem data yang menghubungkan antarjaringan komputer. Segala aktivitas akan tercatat dalam sebuah server yang tersebar dan tidak terpusat. Data-data di dalamnya memiliki keseragamanan yang dibuat agar tidak mudah diretas. Sistem data tersebut dapat diakses semua orang yang terdaftar di dalamnya. Akan tetapi, data yang sudah masuk dalam blockchain, tidak dapat dihapus dan hanya bisa ditambahkan.
Blockchain adalah teknologi seperti buku besar (ledger). Buku tersebut bukan hanya dipegang satu pihak akan tetapi,dapat dikonsumsi dalam sistem komputasi yang bekerja secara sinkron pada jaringan. Setiap transaksi atau sistem yang terjadi pada blockchain akan tersimpan pada transaksi selanjutnya.
Chief Executive Officer Splend Rick Bleszynski Kamis, (20/9/2018) di Sudirman Sahid Centre Jakarta mengatakan, sistem blockchain adalah jaringan yang tepat untuk Indonesia. Di dalam blockchain terdapat sistem desentralisasi, transparan, mudah diakses, dan tidak dapat diretas oleh orang lain.
Laki-laki keturunan Polandia-Indonesia ini mengatakan, di Amerika Serikat, sistem ini sudah digunakan oleh perusahaan asuransi, lembaga keuangan pemerintah, dan rumah sakit. Sistem ini sudah ada sejak 2009 dan masih akan terus dikembangkan.
Ia mengilustrasikan, ada orang yang bernama “A” mentransfer kepada “B” yang tidak memiliki uang. Keduanya berada di tempat yang berbeda dan tidak memiliki akun bank. Kemudian “A” mentransfer Rp 500.000 kepada “B” yang akan berobat di rumah sakit. Tanpa harus mencairkan uang itu, “B” dapat berobat melalui sistem blockchain di rumah sakit di Amerika Serikat. Namun syaratnya, rumah sakit dan kedua orang tersebut memiliki komputer dengan teknologi blockchain.
“Saya yakin sistem blockchain sangat cocok untuk Indonesia. Hal itu bisa mengurangi kecurangan yang selama ini belum bisa diselesaikan. Meskipun publik perlu mendapat penjelasan,” kata Rick.
Bentuk nyata
Perusahaan Splend pada kesempatan yang sama membangun kerja sama dengan XecureIT, perusahaan keamanan siber milik Indonesia. CEO XecureIT Gildas Deograt Lumy mengatakan, XecureIT sedang mengembangkan aplikasi pesan daring bernama, Pesankita. Media daring ini dapat digunakan untuk berkomunikasi layaknya, Whatsapp, Line, dan media komunikasi daring lainnya.
Pesankita akan mengedepankan keamanan privasi pengguna, keamanan enkripsi yang menyeluruh, mengirim foto dan video dengan resolusi yang tinggi, dan menghindari peretasan yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu, Pesankita akan melapisi keamanan aplikasi bersama dengan Splend milik Rick. Splend akan membuat sistem blockchain dalam aplikasi Pesankita. Segala aktivitas akan mudah dipantau oleh pengguna.
“Sistem ini diharapkan dapat memberikan membuat warga merasa aman terhadap privasinya,” kata Gidas.
Bukan hanya Pesankita yang mulai menggunakan teknologi blockchain. Perusahaan Nestle di Swiss sudah mulai menggunakan sistem ini. Perusahaan asuransi AIA dan Prudential pun telah menggunakan sistem ini. Hal itu memudahkan pelayanan dan transparansi keuangan.
Salah satu karyawan bagian keamanan siber Bern (30) mengatakan, sistem blockchain didesain dengan bahasa program cryptography yang dapat menyulitkan peretas menembus data. Melalui bahasa program itu, pengolahan data sangat aman dan enkripsinya tersebar secara desentralisasi. Untuk saat ini, sistem enkripsi di Indonesia masih dipasang dalam satu server.
“Bagi saya, sistem ini sangat bagus. Bila semua di semua perusahaan menggunakan sistem ini, keamanannya akan sangat baik. Terlebih, banyak lembaga pemerintahan yang memfungsikan hal ini,” kata dia. (JOHANNES DE DEO CC)