JAKARTA, KOMPAS--Band bergenre pop rock alternatif, Cokelat, akan merilis album kesembilannya pada akhir 2018. Bertepatan dengan itu, mereka merilis single keempat mereka yang berjudul Peralihan Hati, Kamis (20/9/2018), sebagai bagian dari album kesembilan mereka.
Dalam konser bertajuk Ngopi Bareng Cokelat di Bentara Budaya Jakarta, grup musik yang didirikan di Bandung pada 1996 itu memainkan Peralihan Hati secara langsung untuk pertama kali. Vokalis Cokelat Jackline Rossy mengaku gugup saat membawakan lagu tersebut di atas panggung. "Aduh, aku deg-degan banget deh bawain lagu ini," kata dia yang kemudian diiyakan oleh ketiga rekannya.
Peralihan Hati tetap mempertahankan ciri khas lagu-lagu Cokelat dengan distorsi gitar serta tabuhan drum yang cadas. Namun, nuansa berbeda dihadirkan oleh bunyi synthesizer yang jelas pada bagian refrain. Terdapat peningkatan skala (overtone) dari bait ke refrain.
Pemain bass Cokelat Ronny Febry Nugroho berharap, single ini dapat diterima oleh pecinta musik Indonesia. Ia juga berharap bandnya tetap berada pada jalur yang tepat pada industri musik Tanah Air.
"Ini adalah usaha kami untuk menyesuaikan diri dengan musik saat ini. Kreativitas itu harus sejalan dengan tren, bagaimana kami bisa beradaptasi tanpa terbawa arus tren dengan mempertahankan ciri khas kami," kata Ronny.
Peralihan Hati digarap bersama-sama oleh keempat personel Cokelat. Gitaris Edwin Syarif menggubah nada, sementara drummer Axel Andaviar membuat bagian refrain. Lirik ditulis oleh Jackline.
"Jadi lagu ini menceritakan seorang cewek yang sudah lama putus dan sudah siap move on, tapi masih butuh waktu untuk punya pasangan baru. Dia mencoba tidak gegabah dan buru-buru. Padahal, sudah ada cowok lain yang siap jadi pengganti sang mantan," kata Jackline.
Peralihan Hati telah dapat didengarkan di pelantar digital seperti Spotify, Joox, dan Apple Music mulai Kamis. Sebelumnya, Cokelat telah mengeluarkan tiga single pada 2017, yakni Dikhianati, Cinta Matiku, dan Garuda. Rilis ketiga single tersebut bertepatan dengan pengikatan kontrak bersama label Halo Entertainment Indonesia.
Terkait dengan tajuk konser di Bentara Budaya Jakarta, Ronny mengatakan, bandnya ingin mengingatkan pecinta musik Indonesia bahwa pertemuan tatap muka telah semakin langka karena perhatian orang tersita oleh gawai. Ia berharap, budaya ngopi bisa kembali mempertemukan masing-masing individu untuk membangun hubungan persahabatan yang lebih erat.
Drummer baru
Sejak Februari 2018, Axel secara resmi menjadi drummer Cokelat. Sebelumnya, ia telah menjadi pemain tambahan band tersebut selama dua tahun. Edwin mengaku sangat cocok dengan Axel dibandingkan para pemain tambahan lainnya yang pernah berposisi sebagai drummer.
"Dari sekian drummer yang pernah jadi additional player buat kami, Axel satu-satunya drummer muda dan punya visi dan energi yang pas, dengan referensi musik yang dibutuhkan Cokelat. Kami merasakan kenyamanan tersendiri dengan Axel, akhirnya enggak lama kemudian kami jadikan dia exclusive additional player. Selama itu dia jadi orang yang sumbang ide. Memang anak muda yang seperti itu yang kami butuhkan," kata Edwin.
Usia Axel terpaut cukup jauh Edwin dan nny yang mendirikan Cokelat. "Waktu Bendera dirilis, Axel masih kelas 5 SD. Tapi usia enggak jadi masalah buat Axel karena sejak kecil udah terbiasa gabung dengan temen-temen usia senior," kata Axel. (KRISTIAN OKA PRASETYADI)