Mimpi Surga Mungil
Lama tidak terlihat di layar kaca, Indah Dewi Pertiwi yang dikenal dengan nama panggung IDP kini mengubah penampilan. Di apartemennya yang resik dan nyaman, penyanyi yang antara lain dikenal dengan lagu hit ”Hipnotis” ini berbagi cerita tentang aktivitas dan mimpinya.
Di ketinggian udara Kemang, Indah, panggilan akrabnya, setiap hari menikmati pemandangan horizon berhias gedung-gedung tinggi pencakar langit di kejauhan. Lapangan basket di sebelah kompleks apartemennya yang juga berada di posisi cukup tinggi membuat Indah merasa tidak tinggal di lantai delapan. Serasa berada di lantai dua atau tiga saja.
”Aku takut ketinggian,” kata Indah yang siang itu mengenakan setelan jaket dan celana panjang putih yang tepiannya sengaja tidak dijahit (unfinished).
Perempuan berusia 27 tahun ini tinggal di apartemen yang bersebelahan dengan mal di selatan Jakarta ini sejak empat tahun lalu. Sebelumnya, ia juga tinggal di apartemen yang dibangun satu kompleks dengan mal di bilangan Jakarta Pusat. Ia memilih apartemen sebagai tempat tinggal karena mendapatkan privasi dan keamanan yang dibutuhkannya.
”Apartemen ini aku beli waktu album pertamaku Hipnotis sukses di pasaran, terjual 2 juta kopi CD-nya. Setelah renovasi dan siap huni, aku pindah ke sini,” ucap perempuan bernama asli Indah Pertiwi ini. Dewi adalah nama tambahan agar panggilannya di panggung enak terdengar, IDP.
Ia sering mengajak teman-temannya datang kumpul-kumpul. Seperti siang itu, Indah kedatangan desainer Vivi Zubedi, penyanyi Rangga Moela, dan beberapa teman lain yang sama-sama bergelut di bidang hiburan. Mereka akrab berbincang dan menyantap makanan ringan yang terhidang di meja makan. Meja ini langsung terlihat ketika tamu keluar dari lift. Tiap unit apartemen memiliki akses lift khusus yang tidak bercampur dengan unit lain.
”Karena tinggalku di tengah-tengah, biasanya aku ngajak teman-teman untuk kumpul di tempatku. Kalau mau makan juga gampang, tinggal geser ke sebelah (mal),” ucap penyanyi yang juga dikenal dengan lagu hit ”Baru Aku Tahu Cinta Itu Apa”.
Sebelumnya, acara kumpul-kumpul ini sering dilengkapi dengan barbeque yang mengambil tempat di teras balkon. Dengan terpaan udara di ketinggian, area ini diberi kursi gantung dan kursi bersantai lainnya serta alas rumput sintetis. ”Sekarang, sih, sudah jarang barbeque-an, anginnya kencang sekali,” katanya.
Di sebelah area meja makan terdapat sedikit ruang yang menghubungkan dengan ruang tamu serba guna. Di tempat yang menghadap teras ini, Indah juga biasa mengobrol dengan tamu-tamunya. Jika sedang menjadi tuan rumah kajian keagamaan, ruang ini pula yang menjadi andalannya.
Untuk memberi kesan ruang yang berbeda, lantai dibuat sedikit lebih tinggi dengan landasan dari parket berlapis motif kayu, sementara area sekitarnya berlantaikan marmer putih. Ruangan ini berisi dua sofa hitam berukuran besar. Sebuah televisi tertempel di salah satu dinding yang menghadap sofa. Seperangkat komputer tempat Indah menonton YouTube ditaruh di bagian bawahnya.
”Kalau ada waktu luang, biasanya aku nonton film di kamar atau nonton YouTube di ruang tamu,” ujar perempuan asal Bogor, Jawa Barat, ini.
Koleksi sepatu
Untuk merintis karier, Indah pindah ke Jakarta tahun 2009. Tidak jarang orangtuanya datang dari Bogor untuk menengok. Di apartemen ini, Indah tinggal bertiga dengan asisten pribadi dan asisten rumah tangga. Sebelumnya, adiknya juga tinggal di sini, tetapi kemudian pindah ke rumah sendiri setelah menikah.
Dengan luas total 178 meter persegi, Indah harus pintar-pintar membagi ruangan untuk berbagai kebutuhan. Apalagi, ia punya koleksi sepatu, tas, dan kostum panggung yang tidak sedikit. Belum lagi, Indah tipe orang yang terganggu jika melihat suasana di sekitarnya berantakan. Jika tidak sedang ada acara, ia bisa menghabiskan waktu seharian untuk bebersih dan merapikan kamar.
”Buat aku, rumah itu tidak harus besar, yang penting bersih. Rumah juga harus dibuat senyaman mungkin supaya jadi rumahku surgaku,” kata Indah.
Untuk menaruh sepatunya yang jumlahnya 100-an pasang, dibuatlah rak yang menutup seluruh dinding di dekat meja makan. Agar tampak rapi, rak ditutup dengan material mengilat seperti cermin dengan bentuk irisan berlian. Ini juga memberi kesan glamor seperti dunia yang digeluti Indah.
Tutupan serupa digunakan untuk lemari baju-bajunya yang memakan satu ruangan sendiri. Ruangan ini dibuat seperti lorong berujung pada ruang berhias yang cerminnya dikelilingi lampu-lampu terang. Di sini, pintu-pintu rak tidak ditutup untuk memberi kesan luas pada lorong. Untuk menjaga kesan rapi, sebuah pintu menjadi pembatas lorong dengan kamar. Sebuah lorong lainnya sebagai ekstensi ruang kostum terletak di bagian belakang tempat tidurnya yang diberi akses berupa pintu kaca berwarna hijau susu.
Suka bunga
Indah menyukai bunga. Bunga-bunga segar, seperti anggrek berukuran kecil, biasanya ia taruh di kamar dan toilet pribadinya.
Kamar tentu menjadi ruangan favoritnya. Ruangan yang berlantai parket kayu ini terlihat luas karena merupakan gabungan dua kamar. ”Kamar, tuh, paling penting buat aku. Tempat istirahat, curhat dengan teman, nonton film, dan buka-buka HP biasanya di sini,” kata perempuan yang dipanggil Neng oleh orang-orang terdekatnya ini.
Si Neng pun lantas curhat tentang keinginannya segera menikah. Indah juga bercerita pengalaman spiritualnya saat ke Palestina yang mendorongnya menggunakan hijab sejak April lalu. Ia juga berbagi mimpinya memiliki sebuah tempat latihan kebugaran khusus perempuan. Menurut rencana, ia akan membuka bisnis ini bekerja sama dengan pelatih olahraga pribadinya
”Aku, tuh, takut ketombean kalau terlalu lama rambutku tertutup dalam kondisi berkeringat. Pasti banyak perempuan berhijab merasakan yang sama. Jadi, aku pengin bikin tempat nge-gym yang bisa untuk yoga dan zumba juga khusus untuk perempuan sehingga tidak perlu berhijab saat olahraga,” ungkap anak pertama dari empat bersaudara ini.