Mayoritas Generasi Milenial Tak Sanggup Beli Apartemen
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian besar generasi milenial di Jakarta dan daerah penyangga yang berpenghasilan Rp 4 juta-Rp 7 juta per bulan tidak cukup mampu membeli apartemen sebagai alternatif rumah tapak. Laju peningkatan harga apartemen jauh lebih cepat dibandingkan laju peningkatan pendapatan.
Dalam Indonesia Property Expo yang diadakan di Balai Sidang Jakarta pada 22-30 September 2018, berbagai pengembang memasarkan unit apartemen bertipe studio di kota-kota penyangga DKI Jakarta dengan kisaran harga Rp 300 juta-Rp 550 juta. Apartemen Residencia di Depok, Jawa Barat, yang dikembangkan PT Sanubari Mandiri Realtindo, misalnya, telah diminati keluarga muda meskipun masih dalam tahap nomor urut pembelian (NUP).
Laju peningkatan harga apartemen jauh lebih cepat dibandingkan laju peningkatan pendapatan.
”Sejauh ini, kebanyakan dari 25 orang yang sudah terdaftar di NUP usianya milenial, lahir tahun 1980-an. Yang usia 20-an ada tiga orang. Untuk membeli tipe studio dengan harga Rp 300 juta-Rp 350 juta, pasangan generasi milenial harus punya penghasilan gabungan minimal Rp 8 juta,” kata Agung Probo, Sales Supervisor Residencia, Rabu (26/9/2018).
Dengan asumsi bunga KPA 8,25 persen dan tenor 20 tahun, pembeli harus membayar cicilan Rp 3 juta setiap bulan untuk mendapatkan unit tipe studio.
Apartemen Tamansari Bintaro Mansion, Tangerang Selatan, Banten, yang dikembangkan PT Wijaya Karya mensyaratkan kemampuan yang lebih tinggi untuk membayar cicilan KPA. Supervisor Marketing Tamansari Bintaro Mansion Ana Nurjanah mengatakan, pembeli berusia 20-an tahun hanya sekitar 10 persen dari total 330 pembeli.
”Pembeli dengan penghasilan Rp 18 juta per bulan bisa mengambil KPA. Buat milenial yang penghasilannya masih di kisaran Rp 5 juta memang bukan kelas kami,” kata Ana.
Tipe studio seluas 25 meter persegi di Tamansari Bintaro Mansion dijual dengan harga Rp 526 juta, sedangkan unit seluas 33 meter persegi dengan satu kamar tidur seharga Rp 746 juta. Karena itu, seseorang harus berpenghasilan Rp 18 juta per bulan untuk membayar cicilan KPA sebesar Rp 6,8 juta setiap bulan selama 15 tahun.
Berdasarkan data konsultan properti Savills Indonesia pada awal 2018, penghasilan 46 persen generasi milenial di Jakarta berada di bawah Rp 4 juta per bulan, sedangkan 34 persen berpenghasilan Rp 4 juta-Rp 7 juta per bulan. Lebih kurang 14 persen milenial berpenghasilan Rp 7 juta-Rp 12 juta per bulan, dan hanya 6 persen yang berpenghasilan di atas Rp 12 juta per bulan (Kompas, 29 Januari 2018).
Penghasilan 46 persen generasi milenial di Jakarta berada di bawah Rp 4 juta per bulan, sedangkan 34 persen berpenghasilan Rp 4 juta-Rp 7 juta per bulan.
Pembeli yang membayar dengan KPA wajib mengalokasikan minimal 30 persen penghasilannya untuk membayar pinjaman dengan syarat tidak ada kewajiban kredit lainnya. Artinya, hanya sekitar 20 persen generasi milenial di Jakarta yang dapat memiliki unit apartemen tipe studio seharga Rp 350 juta.
Sementara itu, Heru, Konsultan Sales and Marketing Apartemen H Residence Soetta, Tangerang, Banten, menawarkan fleksibilitas lebih bagi pembeli. Tipe studio seharga Rp 350 juta dijual dengan uang muka 5 persen atau Rp 15 juta. Cicilan dapat dibayar selama 15 tahun dengan Rp 2,9 juta per bulan. ”Pembeli kelas menengah ke atas bisa menghemat budget, sedangkan pembeli kelas menengah ke bawah juga bisa punya berinvestasi,” kata Heru.
Apartemen di area DKI Jakarta jauh lebih mahal. Tipe studio seluas 31 meter persegi di Green Pramuka City, Jakarta Pusat, dijual seharga Rp 845 juta. Menurut Manajer Pemasaran Green Pramuka City Dodi Pras, KPA dengan tenor 20 tahun bisa didapatkan dengan uang muka Rp 169 juta. Adapun angsuran per bulan dengan bunga 9 persen selama 5 tahun adalah Rp 6,1 juta.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan upah di DKI Jakarta sebesar 10-15 persen selama 2013-2016. Tren tersebut tidak sebanding dengan peningkatan harga unit apartemen. Ana memperkirakan harga unit di Tamansari Bintaro Mansion meningkat 20-30 persen pada 2020. Agung juga memperkirakan harga unit di Residencia meningkat 50 persen pada 2021 seiring pembukaan Jalan Tol Depok-Antasari.
Makin sulit
Penasihat keuangan Safir Senduk sepakat bahwa milenial makin susah memiliki rumah. Kenaikan harga properti di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh inflasi, tetapi juga oleh persepsi orang mengenai properti.
“Kepemilikan properti di Indonesia itu didewakan, sementara pengembang juga terus mendorong orang untuk punya properti. Lama-lama harganya semakin tidak masuk akal. Untungnya, sekarang sudah banyak alternatif, kalau tidak rumah tapak atau apartemen, rumah susun yang bagus juga sudah banyak,” kata Safir.
Kemampuan seseorang untuk memiliki properti, termasuk apartemen, bergantung pada kemampuannya untuk menabung untuk membayar uang muka.
Menurut Safir, kemampuan seseorang untuk memiliki properti, termasuk apartemen, bergantung pada kemampuannya untuk menabung untuk membayar uang muka.
Kebiasaan itu dapat dimulai sejak sebelum bekerja dengan menabung uang saku serta menabung dari upah atau pendapatan dari pekerjaan. Proporsi yang pantas untuk menabung adalah 10—30 persen dari penghasilan. (KRISTIAN OKA PRASETYADI)