JAKARTA, KOMPAS — Perkembangan platform co-working space atau ruang kerja bersama kini semakin menjamur di Indonesia. Bisnis itu dinilai cukup menjanjikan seiring dengan semakin banyak muncul usaha rintisan atau start up.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudhistira Adhinegara, Rabu (3/10/2018), mengatakan, potensi bisnis platform ruang kerja bersama di Indonesia sangat menjanjikan. Hal itu sejalan dengan semakin banyaknya jumlah usaha rintisan yang bermunculan.
”Saat ini, usaha rintisan cenderung memanfaatkan ruang kerja yang fleksibel untuk bekerja. Mereka pun dapat menghemat biaya operasional dengan menyewa ruang kerja bersama,” ujar Bhima.
Saat ini, usaha rintisan cenderung memanfaatkan ruang kerja yang fleksibel untuk bekerja. Mereka pun dapat menghemat biaya operasional dengan menyewa ruang kerja bersama.
Berdasarkan data startupranking.com, penetrasi pelaku usaha rintisan di Indonesia sudah mencapai 1.911 perusahaan. Jumlah usaha rintisan itu berada di peringkat keenam dunia, di bawah Jerman dan Kanada.
Bhima menambahkan, secara makro, perusahaan konvensional di tengah kondisi nilai pelemahan tukar rupiah dan stagnan juga dituntut untuk mengurangi biaya operasionalnya sehingga bisnis platform ruang kerja bersama berpotensi untuk tumbuh pesat.
Adapun President of Co-working Indonesia Faye Scarlet Alund menyebutkan, saat ini ada lebih dari 220 ruang kerja bersama yang tersebar di 44 kota di seluruh Indonesia. ”Pertumbuhan jumlah co-working space di Indonesia dalam tiga tahun terakhir meningkat hingga 640 persen. Co-working diprediksi akan menjadi penggerak ekonomi digital.”
Saat ini ada lebih dari 220 ruang kerja bersama yang tersebar di 44 kota di seluruh Indonesia. Pertumbuhan jumlah co-working space di Indonesia dalam tiga tahun terakhir meningkat hingga 640 persen. Co-working diprediksi akan menjadi penggerak ekonomi digital.
Potensi pasar ruang bekerja bersama di Indonesia cukup tinggi. Hal itu terlihat dari penambahan jumlah ruang bekerja sama yang terus menjamur di kota besar.
Faye menyampaikan, dengan semakin pesatnya pertumbuhan kewirausahaan dan usaha rintisan digital di Indonesia, hal itu akan semakin memunculkan banyak ruang kerja bersama. Ia memprediksi akan hadir lebih dari 500 ruang kerja bersama dalam satu hingga dua tahun mendatang.
Menurut Bhima, harga sewa yang ditawarkan pelaku usaha ruang kerja bersama relatif mahal bagi pelaku usaha rintisan. Tantangan yang muncul adalah bagaimana menciptakan harga yang kompetitif dan terjangkau.
Pada Rabu siang, platform ruang kerja bersama ReWork dan GoWork resmi berkolaborasi menjadi satu dalam GoWork. Platform itu menyediakan ruang kerja bersama yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk membantu perusahaan tumbuh.
CEO GoWork Vanessa Hendriadi mengatakan, platform ruang kerja bersama itu telah berekspansi di sejumlah kawasan pusat bisnis, hiburan, dan gaya hidup di Jakarta. Saat ini sudah ada delapan lokasi yang sudah beroperasi.
Partnership and Marketing Specialist Carousell (salah satu anggota GoWork cabang Chubb Square Sudirman), Kezia Limandouw, menuturkan, harga sewa dan komitmen yang diperlukan untuk menyewa kantor sendiri di pusat bisnis di Jakarta sangatlah tinggi. Karena itu, menyewa ruang kerja bersama dapat menekan biaya operasional tanpa memikirkan biaya perawatan yang harus dikeluarkan. (MELATI MEWANGI)