Hey, Mercedes, Kamu Sexy..!
”Hey, Mercedes...”
”Ya, Ada yang bisa saya bantu?"
”Berapa suhu udara di Jakarta saat ini?”
.....(diam beberapa saat)...
”Suhu di Jakarta, Indonesia, saat ini, adalah 33 derajat Celsius".
Demikian lah terjemahan bebas dari perbincangan Kompas dengan sebuah mobil di tepian Laut Adriatik dekat kota Trogir, Kroasia, akhir musim semi lalu. Mobil? Ya, yang baru saja berbicara itu adalah All New Mercedes-Benz A 200, hatchback premium terbaru keluaran pabrikan asal Stuttgart, Jerman, itu.
Suara perempuan yang merdu tersebut adalah bagian dari kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dicangkokkan pada seluruh All New Mercedes-Benz A-Class. Ini adalah generasi keempat (kode model W177) dari seri mobil kompak yang pertama kali diproduksi Mercedes pada 1997.
Beberapa bulan kemudian, tepatnya hari Jumat (5/10/2018) lalu, lega rasanya mendengar lagi suara Si Mercedes saat All New A-Class ini diluncurkan di Jakarta. Publik Indonesia pun kini bisa merasakan ”keajaiban” kecil dalam mobil kompak penuh teknologi itu.
Mercedes-Benz memang bertekad menjadikan All New A-Class ini sebagai sebuah ”automobile device”, yang kira-kira maksudnya adalah gawai berbentuk mobil. Ini jelas terkait langsung dengan target pasar A-Class, yakni anak-anak muda milenial yang kita pahami bersama tak bisa lepas dari segala bentuk gawai digital.
Maka saat mereka memasuki kabin mobil baru ini, hal pertama yang akan menyapa akrab adalah layar sentuh ekstra lebar dengan desain, tampilan, dan fitur serupa telepon-telepon pintar yang selalu kita pegang dan elus-elus tiap hari.
Di layar itu, semua informasi mobil terpampang, mulai dari panel instrumen standar trio STO (speedometer, tachometer, odometer), sampai tampilan navigasi GPS yang dilengkapi augmented reality, opsi hiburan, hingga kinerja mobil.
Dan semua informasi ini tampilannya bisa dikustomisasi sesuai selera dan kepribadian pengemudi. ”Ada 600 parameter yang bisa dikustomisasi sesuai profil masing-masing,” tutur Andreas Bauerfeld, staf Mercedes-Benz yang menerangkan fitur-fitur layar digital berpenampilan elegan itu, Senin (23/4/2018).
Di balik tampilan layar utama tersebut, Mercedes-Benz juga membekali mobil dengan sistem multimedia MBUX (Mercedes-Benz User Experience) yang berlandaskan pada sebuah AI. Sistem ini bisa mempelajari dan beradaptasi dengan pengemudi mobil, serta memahami perintah suara yang bisa langsung aktif saat siapa pun di dalam mobil menyapa dengan kalimat, ”Hey, Mercedes”.
Sistem AI ini sendiri mirip-mirip dengan fitur Siri pada sebuah iPhone, yang bisa diajak ngobrol, diperintah, dan ditanya tentang apa pun yang terkait operasional mobil dan sistem infotainmentnya. Cukup katakan, ”Hey, Mercedes, play jazz music”, misalnya, dan Si Mercedes akan langsung memilihkan stasiun radio yang tengah memainkan musik jazz atau mencari musik genre itu dari sistem penyimpanan yang terpasang. Atau cukup berseru ”I\'m too cold”, dan mobil secara otomatis menaikkan suhu udara AC.
Jika Anda sudah membeli mobil yang dijual di Indonesia dengan harga Rp 649 juta (off the road), ini, silakan berkreatif dalam menyapa Mercedes dan memintanya melakukan ini-itu. Bahkan saat sekadar ditanya, ”Bagaimana kabarmu hari ini?”, sistem cerdas itu akan menjawab dengan jawaban berbeda-beda.
Walau demikian, baik saat di Kroasia maupun di Jakarta, sistem ini agak kurang paham saat Kompas menyerukan beberapa instruksi dalam bahasa Inggris. Yah, mungkin Si Mercedes belum begitu paham bahasa Inggris dalam logat Jawa medok. Apa boleh buat, Anda harus benar-benar berlatih mengucapkan bahasa Inggris dengan benar dan baik.
Selain itu, di Indonesia sistem ini agak kurang ”greget” karena tidak terkoneksinya mobil dengan Internet. Seperti yang dihadapi produsen mobil Eropa lain yang memiliki sistem koneksi internet tersendiri, ada kendala infrastruktur dan regulasi yang membuat koneksi internet ke mobil ini masih belum bisa terwujud di Tanah Air.
Jadi di A-Class versi Indonesia, Anda tak bisa ganti menanyakan bagaimana suhu udara di Trogir, Kroasia, saat ini, karena untuk mencari data itu, Si Mercedes harus terkoneksi ke internet.
Teknologi "ajaib"
Demikian juga beberapa teknologi "ajaib" lain yang ada dan nyata saat Kompas mengkuti Global Media Drive di Kroasia, 23-24 April lalu. Mobil-mobil yang disiapkan memang dalan kondisi full options, dengan seluruh pilihan teknologi dicangkokkan ke dalamnya.
Salah satu yang membuat takjub adalah sistem Intelligent Drive yang nyaris tanpa cela memperkenalkan pengalaman sistem semi-swakemudi (semi-autonomous driving). Jika di Indonesia kita sudah takjub menjajal teknologi ini di sistem Parking Pilot yang bisa membuat setiap sedan S-Class dan E-Class parkir secara otomatis, di A-Class baru ini, bahkan hampir seluruh tahapan mengemudi bisa dilakukan otomatis.
Cukup aktifkan sistem DISTRONIC dengan memencet tombol cruise control, maka mobil akan masuk dalam mode otomatis ini. Mobil akan menjaga jarak aman dengan kendaraan di depannya dan setir akan secara otomatis berbelok mengikuti jalan.
Sistem ini bekerja tanpa cela baik dalam kondisi macet-macet (stop and go) di dalam kota, maupun saat menjelajah jalan-jalan bebas hambatan atau jalur berliku ke luar kota. Pengemudi hanya perlu menempelkan tangan ke roda kemudi (cukup ditempelkan), tanpa menginjak pedal gas dan rem, dan mobil akan dengan sendirinya mengegas, mengerem, dan berbelok sesuai rute jalan dan batas kecepatan yang berlaku saat itu.
Pertama-tama kita pasti akan kagok dengan teknologi ini. Misalnya saat kecerdasan mobil melakukan hal-hal di luar insting mengemudi kita yang sudah terasah bertahun-tahun. Berbelok tajam dalam kecepatan di atas 70 km per jam di jalanan ramai, misalnya, adalah sesuatu yang tak terpikirkan saat kita mengemudikan sendiri mobil itu.
Namun, saat komputer mobil membaca hal itu bisa dilakukan (kondisi jalan, lalu lintas, dan dinamika mobil mengizinkan), maka dalam satu tikungan, A-Class ini berbelok bahkan dengan kecepatan 90 km per jam. Dan memang tak terjadi apa pun, mobil melibas tikungan tanpa ada gejala oversteer maupun understeer.
Bahkan saat mobil perlu mendahului mobil di depan, cukup kita aktifkan lampu sein ke jalur sebelah. Sistem kamera dan radar mobil akan secara aktif mengecek lalu lintas di depan dan di belakang, dan jika ternyata aman, mobil akan otomatis berpindah ke jalur sebelah, berakselerasi mendahului mobil di depan.
Setelah proses menyalip selesai, mobil akan menyalakan sendiri lampu sein ke arah sebaliknya dan menggeser mobil masuk ke jalur semula. Itu semua Kompas alami sendiri dalam perjalanan di jalan bebas hambatan dari Trogir menuju Split, Kroasia.
Mengapa teknologi canggih ini dipasang di sebuah A-Class yang notabene adalah seri terendah dan ”entry level” di jajaran produk Mercedes-Benz? ”Karena pasar mobil ini beda dengan customer mobil-mobil berkelas di atasnya, seperti S-Class. Pemilik S-Class akan cenderung duduk di belakang, tidak butuh semua kecanggihan di depan. Sementara A-Class ini untuk demografi yang berbeda, orang-orang umur 20-30 tahunan yang masih senang mengemudikan sendiri mobilnya,” papar Bernard Wiedemann, Press Spoke Person for Self Driving Cars Daimler AG usai makan malam di hari pertama uji kendara.
Meski demikian, konsumen di Indonesia harus bersabar untuk mendapatkan teknologi ajaib ini. Pihak PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia telah menyatakan, teknologi ini belum memungkinkan diterapkan di Indonesia. Salah satu penyebabnya, antara lain, marka dan rambu jalan yang belum konsisten dan perilaku pengguna jalan yang kadang di luar dugaan algoritma tercanggih sekali pun (sepeda motor melawan arus, memotong jalur tiba-tiba, angkot atau bajaj yang berhenti mendadak, atau orang yang menyeberang jalan tiba-tiba).
A-Class ini untuk demografi yang berbeda, orang-orang umur 20-30 tahunan yang masih senang mengemudikan sendiri mobilnya.
Tetap "sexy"
Akan tetapi, bukan berarti Mercedes-Benz A-Class ini menjadi tak bisa dinikmati di Indonesia. Karena sejatinya, bahkan tanpa semua pernik kecanggihan itu, A-Class baru ini adalah sebuah mobil yang "sexy".
Lihat saja tampilan luarnya yang kini benar-benar mengesankan sebagai sebuah hot hatchback modern, berbeda dengan seri terdahulu (W176) yang terkesan Mercy masih malu-malu membuat sebuah hatchback. Tampilan A-Class kini tak kalah hot dengan rival-rival senegaranya macam Audi A3 Sportback, atau bahkan Volkswagen Scirocco yang super sexy.
Di sektor mesin dan dinamika, misalnya, Mercy A 200 yang masuk ke Tanah Air dibekali mesin baru seri M 282 yang berbahan bensin dengan 4 silinder berkapasitas 1.332 cc. Mesin ini memperkenalkan teknologi cylinder shut-off (dua silinder tidak menyala dalam beban mesin tertentu) dan ruang cylinder head berbentuk delta (segitiga) yang diklaim meningkatkan efisiensi.
Dengan dorongan turbo, mesin ini menghasilkan tenaga maksimal 163 HP pada putaran mesin 5.500 rpm dan torsi puncak 250 Nm sudah bisa dirasakan pada 1.620 rpm. Tenaga mesin disalurkan ke roda depan dengan transmisi kopling ganda tujuh tingkat percepatan (7G-DCT).
Tenaga mesin ini sudah lebih dari cukup untuk mengusung mobil seberat sekitar 1,3 ton ini. Ditambah pengendalian khas hatchback, mengendarai A 200 baru ini terasa lincah dan menyenangkan.
Yang lebih menyenangkan adalah, All New A-Class ini juga hadir dalam pilihan bodi sedan. Pertama kali diluncurkan di Auto China Show di Beijing, April lalu, dan dengan bentuk gril khasnya membuat A-Class sedan ini bagaikan sebuah versi kecil dari Mercedes-Benz CLS alias "Baby CLS".
Presiden Direktur PT MBDI Roelof Lamberts memastikan bahwa A Class Sedan ini juga akan dimasukkan ke pasar Indonesia pada tahun depan. Wow!