Menanti Kejutan Netflix dan Strategi Lokalisasinya
Oleh
CAECILIA MEDIANA
·4 menit baca
Di sela-sela perhelatan International Broadcasting Conference (IBC) 2018 di Amsterdam, September 2018, pasar internasional disebut-sebut sebagai lahan baru bagi Netflix untuk melanjutkan pertumbuhan bisnisnya.
Penguasaan pangsa pasar Netflix di Amerika Serikat memang belum sampai titik dominan, yakni sekitar 58 dari total 130 juta orang pengguna seluruh dunia. Hanya saja, di negara itu, kompetisi antarsesama pemain berlangsung sangat ketat. Netflix tentu harus mengamankan posisinya agar tetap bertumbuh.
Vice President of EMEA Business Development Netflix, Maria Ferreras, yang berbicara di panggung IBC 2018, menyebut strategi lokalisasi. Netflix akan terus secara agresif memperluas portofolio kontennya, tidak hanya pindah ke genre baru, tetapi juga membuat konten yang menargetkan negara atau wilayah tertentu.
Kedalaman konten dalam genre ataupun bahasa negara setempat menjadi pekerjaan rumah bagi Netflix agar mampu menguasai pangsa pasar internasional.
Pada tanggal 18 Oktober 2018, Netflix secara resmi mengumumkan adanya Bahasa Indonesia di dalam platformnya. Bahasa Indonesia ini tidak hanya bisa dinikmati di konten video buatan kreator Indonesia, melainkan seluruh konten yang sudah dan akan Netflix miliki.
Vice Presiden Corporate Communications Netflix untuk wilayah Asia, Jessica Lee, mengatakan, sejauh ini 85 persen dari konten di platform Netflix telah tersedia Bahasa Indonesia. Harapannya, dalam waktu dekat, seluruh proses terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia selesai dilakukan. Netflix bekerja sama dengan pihak ketiga untuk proses terjemahan.
"Ini adalah bagian dari strategi lokalisasi kami. Besok tanggal 19 Oktober 2018, pengguna terdaftar sudah bisa menyalakan fitur Bahasa Indonesia. Dengan demikian, Netflix telah hadir di lebih dari 20 bahasa," ujar dia.
Jessica menceritakan, sejak 2016, gagasan lebih intens menggarap pasar internasional telah muncul. Gagasan ini dilatarbelakangi kegelisahan pengguna di luar Amerika Serikat yang harus menunggu jeda waktu ketika ingin menonton konten keluaran dari Amerika Serikat.
"Akhirnya, kami buat Netflix tampil beda. Setiap ada konten baru meluncur dan didistribusikan pada waktu bersamaan di seluruh dunia. Agar menambah kenyamanan pengguna, kami hadirkan pula bahasa di luar Bahasa Inggris dan ini bisa diakses di manapun," tutur dia.
Pada awal tahun 2018, Netflix telah mengumumkan kerja sama dengan XL Axiata, Bolt, Hutchison Tri Indonesia, dan Smartfren. Kerja sama mencakup penyediaan paket data khusus streaming video.
Beberapa film Indonesia yang populer sudah hadir di platform Netflix. Misalnya, Laskar Pelangi, Merantau, dan Ada Apa dengan Cinta 2. Pada tanggal 19 Oktober 2018, konten original Netflix dengan sineas Indonesia berjudul The Night Come for Us juga akan diluncurkan. Netflix mengklaim film itu meraih ulasan positif di ajang Fantastic Festival 2018.
"Para pelanggan adalah investasi terbesar kami. Oleh karenanya, sebagai perusahaan teknologi, kami berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Kami telah menghadirkan algoritma yang mampu menghadirkan rekomendasi konten sesuai perilaku setiap konsumen, lalu encode video sehingga konten tetap dapat diputar lancar menyesuaikan kondisi jaringan internet," tambah dia.
Sayangnya, Netflix enggan menyebutkan jumlah detil pengguna mereka di Asia ataupun khususnya Indonesia.
Mengutip Techcrunch, kemarin, Netflix mengumumkan tambahan bersih 6,96 juta pengguna baru pada triwulan III-2018. Jumlah tersebut melebihi prediksi para analis yaitu sebanyak 5,07 juta orang. Kini, Netflix memiliki total 137 juta pengguna dan 130 juta pengguna berbayar.
Perusahaan juga melaporkan pendapatan 89 sen per saham. Total nilai pendapatan tercatat 3,9 miliar dollar AS. Penghasilan bersih mencapai 403 juta dollar AS atau lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017, yakni 130 juta dollar AS.
Strategi lokalisasi tentunya bukan semata-mata menyoal konten ataupun penambahan bahasa negara setempat. Dalam artikel Netflix Back In The Cash With 36 Percent Revenue Growth (17/10/2018), Telecomsmenulis, kemitraan dengan penyedia televisi berbayar regional, jasa internet (internet service provider/ISP), dan operator seluler bakal memainkan peran menonjol.
Cara ini menawarkan rute lebih cepat menggaet pasar internasional, dibanding Netflix harus melakukan pemasaran secara organik. Netflix telah melakukannya bersama operator telekomunikasi KDDI Jepang. Di Indonesia pun, Netflix menggandeng empat operator.
Tentunya, Netflix tidak mudah menggampangkan strategi lokalisasi. Apalagi, saat perusahaan masuk ke pasar Asia dan Indonesia khususnya. Tantangan yang harus dihadapi mulai dari kesesuaian selera konten, kepatuhan regulasi, pembajakan, hingga permintaan harga jual layanan yang rendah.