Sensasi Mercedes-Benz Rasa Anak Muda
Generasi milenial tak lagi dipandang sebelah mata oleh berbagai produsen otomotif dunia, termasuk Mercedes-Benz. Melalui tipe GLA 200 AMG Line, pabrikan asal Jerman itu berusaha meraih hati kaum muda.
Kompas beserta sejumlah jurnalis berkesempatan mencoba produk termuda dari lini sport-utility vehicle (SUV) Mercedes-Benz itu di Yogyakarta pada 19-20 September 2018. Acara uji kendara itu digelar dalam rangka peringatan 20 tahun produk SUV pabrik berlogo bintang tiga sudut itu resmi menapaki jalanan Indonesia.
Sebanyak tujuh mobil yang masih kinyis-kinyis dan odometernya belum mencapai angka 100 kilometer disiapkan untuk dipakai para jurnalis melibas tanjakan curam dan jalan berlubang di Gunung Kidul serta menaklukkan kepadatan lalu lintas di pusat ”Kota Gudeg”.
Ketujuh mobil tersebut diparkir berjajar di dekat pesawat jet tempur A-4 Skyhawk dan Hawk Mk 53 di Museum Dirgantara Mandala di kompleks Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Adisutjipto yang menjadi titik awal perjalanan.
Aura sangar dari kedua pesawat jet itu seakan menularkan impresi kecepatan dan kegesitan dari mobil-mobil yang akan dicoba. Desain dengan lekuk-lekuk dinamis dan balutan krom mengilap pada gril, bagian bawah moncong depan dan belakang, serta bagian bawah sisi samping ditambah velg AMG ring 19 model palang lima membuat mobil ini memancarkan semangat anak muda yang gesit dan agresif.
Untuk pasar Nusantara, PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) hanya memasarkan tipe GLA 200 AMG Line. Sesuai namanya, varian ini mendapat berbagai sentuhan kosmetik yang mengesankan sebuah mobil performa tinggi khas AMG, divisi mobil performa tinggi dari Daimler AG, induk perusahaan Mercedes-Benz.
”Obat ganteng” ala AMG juga merambah sektor buritan. Penempatan dua moncong knalpot secara simetris di sisi kanan dan kiri ke dalam bingkai krom di bagian bawah mobil menambah kesan sporty pada GLA 200 AMG Line.
Bagi Mercedes-Benz, GLA ini memiliki arti penting karena menjadi pintu masuk bagi generasi milenial terhadap produk mereka. ”Seri GLA merupakan produk entry level bagi SUV kita. Sejak dikenalkan pada 2015, konsumen Mercedes menjadi lebih muda,” kata Deputy Director Marketing Communication PT MBDI Hari Arifianto, Rabu (19/8/2018).
Penyesuaian
Saat jarum jam menunjukkan pukul 11.15, satu per satu mobil bertolak menuju Pantai Ngrenehan, Gunung Kidul, yang menjadi tempat tujuan pertama. Penyesuaian selama beberapa menit saat awal mengendarai mobil ini perlu dilakukan bagi pengemudi yang belum pernah menyetir Mercedes-Benz generasi terbaru.
Salah satunya tuas transmisi tidak ditemui lagi di tengah-tengah konsol antara kedua kursi baris depan, tetapi dipindah ke sisi kanan kolom batang setir.
Pada mobil keluaran Jepang, lokasi tersebut biasa digunakan untuk tuas tangkai lampu sein. Jika belum terbiasa, bisa-bisa tangan kanan pengemudi menggeser tuas transmisi saat maksud hati hendak menyalakan lampu sein.
Tuas lampu sein diletakkan di sisi kiri kolom setir dan berdekatan dengan tuas kecil untuk menyalakan cruise control. Lagi-lagi, pengemudi harus membiasakan diri agar saat hendak menyalakan lampu sein tidak keliru menggeser tuas pedal gas otomatis itu.
Iring-iringan mobil berdesain dinamis yang masih tampak seperti baru saja keluar dari pabrik tersebut terlihat kontras saat melintasi pepohonan di Gunung Kidul yang sebagian besar meranggas karena kekeringan. Tanjakan curam dan jalanan berkelok-kelok mampu dilewati dengan mudah oleh mobil berkapasitas mesin 1.595 cc itu.
Transmisi otomatis kopling ganda tipe 7G-DCT tujuh percepatan juga mampu bekerja dengan baik menghantarkan tenaga dari mesin ke roda depan ketika sesekali mobil harus berhenti tepat di tengah-tengah tanjakan.
Saat perjalanan kembali ke Kota Yogyakarta, tenaga dari mobil tersebut terasa responsif. Setelan galak atau tidaknya mesin yang dapat diubah secara mudah dari tombol yang dipasang di dasbor.
Saat diubah ke mode Sport, mesin terasa lebih enteng untuk diajak berlari dan setir pun terasa lebih cepat untuk digunakan berbelok. Pada mode Comfort atau Eco, sensasi berkendara mobil tersebut terasa lebih kalem dibanding pada mode Sport.
Suspensi baru
GLA 200 keluaran tahun 2018 memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan saat mobil itu diperkenalkan di Indonesia pada 2015. Salah satunya adalah penyematan suspensi bertipe Off-road Comfort Suspension yang diklaim mampu meningkatkan kenyamanan berkendara saat mobil melewati jalan rusak.
Penggunaan suspensi tersebut membuat GLA 200 AMG Line memiliki ground clearance sebesar 13,8 sentimeter (cm) atau naik 30 milimeter (mm) dari GLA 200 sebelumnya. Walau memiliki ground clearance tinggi, mobil tersebut tetap nyaman dikendarai dan tak terasa limbung ketika melintasi jalanan berkelok-kelok khas Gunung Kidul.
Selama perjalanan, penumpang dimanjakan dengan nuansa layaknya sebuah mobil balap dari interior yang didominasi warna gelap. Hal itu antara lain tampak dari penggunaan jok model bucket seats bagi kursi pengemudi dan penumpang depan.
Walau demikian, kesan klasik khas Mercedes masih disematkan pada interior mobil ini, salah satunya melalui desain lubang AC berbentuk bundar pada sisi tengah dan pojok dasbor. Desain itu mengingatkan pada lubang AC pada sedan Mercedes-Benz tipe W123 yang populer pada 1980-an dengan sebutan Mercy Tiger.
Meski demikian, desain mobil cross over harus mengorbankan aspek kelegaan di atas kepala penghuni bangku depan. Hanya tersisa jarak kurang dari tujuh sentimeter bagi pengemudi yang memiliki tinggi badan 170 cm dalam posisi mengemudi normal. Minimnya headroom membuat panel penahan cahaya atau sun visor sebaiknya tidak digunakan dengan posisi lurus ke bawah karena ruang pandang pengemudi langsung turun drastis.
Agar tetap terasa lega, Mercedes menyematkan atap panoramic hampir di sepanjang atap. Keberadaan atap tembus pandang yang juga dapat dibuka untuk memasukkan udara dari luar itu menambah kesan mewah mobil itu.
Aktris Tara Basro yang turut mencoba menyetir mobil itu dari Yogyakarta menuju Gunung Kidul mengaku puas dengan pengalaman berkendaranya. ”Mobilnya nyaman banget. Buat postur aku, sih, pas banget, enggak terlalu gede dan enggak terlalu sedan,” ujar aktris yang berpostur tinggi 163 cm itu.
Hingga September 2018, GLA 200 AMG Line tersebut merupakan salah satu mobil Mercedes-Benz termurah di Indonesia dengan banderol Rp 745 juta (off the road). Satu-satunya produk yang lebih murah hanyalah Mercedes-Benz A-Class yang baru diluncurkan.
Meski berada pada lini harga terendah, mobil tersebut tetap dapat memancarkan pesonanya sebagai mobil berjiwa muda ketika disandingkan dengan saudara-saudara sepabriknya yang memiliki kelas lebih tinggi.