Tua-tua keladi. Begitulah Mickey Mouse alias Mickey Tikus di umurnya yang hampir 90 tahun, tetap lincah, fleksibel, dan lintas usia. Ia tidak lagi lekat dengan citra kanak-kanak, tetapi menyelusup dalam penampilan yang anggun, mewah, etnik, atau bersahaja. Sejumlah perancang busana dan aksesori ditantang untuk memasukkan inspirasi tokoh kartun legendaris ini ke dalam karya mereka.
Disney’s Mickey Mouse: The True Original menjadi salah satu sesi peragaan dalam Jakarta Fashion Week 2019 belum lama ini. Pergelaran ini menyajikan karya sejumlah desainer dalam negeri yang digandeng Disney Indonesia dalam rangkaian perayaan ulang tahun ke-90 Mickey Tikus, yakni Matahari Department Store, UBS Gold, Ikat Indonesia, Pop U, dan Suqma. Selain kelima desainer ini, Disney juga mengajak kolaborasi 50 merek lainnya dari berbagi produk, seperti mainan, perlengkapan rumah, makanan dan minuman, produk perawatan pribadi, dan tentu saja mode, termasuk batik Iwan Tirta Private Collection. Sebuah usaha untuk merangkul potensi pasar Indonesia yang begitu besar.
Mickey Tikus ”lahir” 18 November 1928 yang ditandai dengan kemunculan perdana tokoh ini lewat film animasi pendek Steamboat Willie. Sejak itu, karakter karya Walt Disney yang erat dengan citra baik hati, ceria, cerdik, dan optimistis ini hadir melalui berbagai film animasi, di antaranya Mickey Mouse Club.
Dengan berbagai kolaborasi ini, tampaknya Disney ingin memberi kesan bahwa Mickey dapat diterima semua kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Orang dewasa yang dulu juga melewati masa kanak-kanak bersama Mickey dan kawan-kawan sehingga tidak asing dengan sosok ini.
Kehadiran Mickey di panggung peraga diawali dengan berbagai baju sporty nan ceria koleksi Nevada dari Matahari Department Store, seperti kaus T, sweater, celana jogger, rok, jaket denim, dan topi. Kebanyakan sosok Mickey hadir dalam profil utuh yang mudah dikenali sehingga mudah menghadirkan suasana ceria di landas peraga.
Jika tadi Mickey ditampilkan terang-terangan, lain lagi dengan koleksi-koleksi selanjutnya yang menampilkan ”hidden Mickey” alias sosok Mickey yang tersembunyi atau tersirat. Namun, dengan karakternya yang kuat dan akrab, orang akan mudah mengenali sosok si Mickey Tikus, hanya dengan melihat siluet kepala dan dua telinga bulatnya saja.
Siluet kepala Mickey tersamar di antara motif geometris berbentuk trapesium dan garis beraneka warna hadir lewat koleksi Pop U. Strategi ini membuat seseorang tetap merasa dekat dengan Mickey sekaligus tidak perlu khawatir terlihat kekanak-kanakan.
Mickey bahkan hadir dalam koleksi mode terbatas alias modest wear dari Suqma. Sebanyak 10 koleksi terbaru Suqma bertema Mickey ini tetap terlihat feminin dengan warna-warna yang khas berupa warna-warna alam dan pastel nan lembut, seperti coklat, hijau, biru, dan nude.
Motif Mickey hadir dalam ukuran kecil dan banyak sehingga dari jauh tidak langsung tampak sebagai Mickey, tetapi semacam motif geometris atau floral. Salah satu yang paling berhasil adalah siluet kepala Mickey yang disusun dari tema taman bunga. Bunga-bunga anggrek, lengkap dengan dedaunan dan sulur-sulurnya dibentuk sedemikian rupa semacam wreath atau rangkaian bunga yang berbentuk kepala Mickey.
Inspirasi Mickey lainnya hadir dalam bentuk aplikasi bentuk kepala Mickey yang ditempelkan secara repetitif pada bagian celana panjang. Dengan teknik tertentu, aplikasi ini menimbulkan efek tiga dimensi yang berkibar-kibar mungil saat dikenakan.
”Lewat Suqma, saya ingin membawa kenangan masa kecil mengingat kebanyakan kita tumbuh bersama Mickey. Penampilan terlihat berani dan berbeda, tetapi tetap terlihat elegan dan cantik,” tutur Direktur Kreatif Suqma Jenahara Nasution.
Dalam batik dan tenun
Konsep ”hidden Mickey” juga diterapkan UBS Gold dan Ikat Indonesia. Kita perlu memperhatikan dengan saksama sebelum menemukan sosok Mickey pada kalung panjang, tiara, anting, sumping, dan bentuk perhiasan lainnya yang terinspirasi dari era Majapahit. Mata yang akrab akan menemukan siluet kepala si Mickey Tikus lewat permainan detail perhiasan.
Begitu pula dengan Ikat Indonesia yang biasanya menggunakan tenun Nusantara. Sayangnya, karena keterbatasan waktu, Ikat menggunakan kain tenun printing untuk menghasilkan motif menyerupai kepala Mickey. Ada 10 motif inspirasi Mickey yang ditampilkan Ikat. Didiet Maulana lewat Ikat Indonesia menawarkan koleksi yang cukup bervariasi, seperti jaket bomber, syal, kemeja, tas, sepatu, dan boneka. Didiet mengambil benang merah kemiripannya dengan Mickey, yakni sama-sama senang jalan-jalan.
”Mickey dan saya senang melakukan perjalanan. Saya merasa dekat sekali dengan Mickey sampai mengoleksi produk-produknya dan senang pergi ke Disneyland,” kata Didiet.
Terpisah, Iwan Tirta Private Collection juga mengeluarkan koleksi khusus edisi Mickey Mouse. Siluet kurva kepala Mickey yang ditorehkan lewat warna prada (emas) membuat sosok Mickey hadir menyelinap di antara motif garuda serakit.
Motif ini dipilih karena dianggap Indonesia sekali, mengingat garuda menjadi lambang negara. Garuda juga menjadi simbol harapan sehingga dianggap cocok dengan karakter Mickey yang optimistis. Motif garuda serakit diperkirakan sudah diangkat mendiang Iwan Tirta pada 1970-an.
”Selama ini, kan, Iwan Tirta lebih dikenal dengan motif sawunggaling. Kami ingin menampilkan motif lain yang tidak kalah rasa Indonesianya,” kata Rindu Melati Pradnyasmita, Manager Pemasaran Iwan Tirta Private Collection (ITPC).
Dalam satu pola motif, terdapat 90 ekor dan sayap garuda yang dipadukan dengan sembilan kepala Mickey. Siluet kepala ini menjadi semacam stilisasi dari ujung flora yang terdapat pada motif garuda serakit. Kehadiran Mickey tidak mengurangi elegansi dan kemegahan batik Iwan Tirta.
Ada delapan varian motif garuda serakit dan Mickey yang dibuat ITPC di atas warna dasar biru, merah, putih, dan hitam. Semua merupakan batik tulis yang diterakan di atas kain sutra. ”Koleksi ini sementara hanya untuk ditampilkan di Galeri Iwan Tirta Private Collection di Plaza Indonesia. Belum untuk dijual kepada konsumen,” kata Rindu.